Kamis, 30 Juli 2015

BPJS Haram, Pemerintah Harus Ikuti Fatwa MUI

JAKARTA - Wakil Sekretaris Bidang Dakwah DPP Front Pembela Islam (FPI), Habib Salim Alatas, menilai pemerintah harus mematuhi fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait sistem dan konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang dinilai haram atau tidak sesuai syariat Islam.

Sebab, kata Habib, MUI merupakan lembaga yang bertugas menentukan hal tersebut.

"Jadi kalau MUI menfatwakan sesuatu hal haram atau tidak, sesuai atau tidak menurut syariat pemerintah harus patuhi hal tersebut," kata Habib Salim kepada Okezone, Selasa (28/07/2015).

Sebelumnya, MUI mendorong pemerintah untuk membentuk, menyelenggarakan, dan melakukan pelayanan jaminan sosial berdasarkan prinsip syariah dan melakukan pelayanan prima.

Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia V ini diselenggarakan di Pondok Pesantren AtTauhidiyah, Cikura, Tegal, Jawa Tengah pada 7-10 Juni 2015.

Pendapat MUI mengenai sistem penyelenggaran BPJS ini ada melalui hasil Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia V tahun 2015 yang menyebut program BPJS termasuk modus transaksional, khususnya BPJS Kesehatan dari perspektif ekonomi Islam dan fiqh mu’amalah.

Hal ini merujuk pada Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI (DSN-MUI) dan beberapa literatur secara umum belum mencerminkan konsep ideal jaminan sosial dalam Islam.

Terlebih jika dilihat dari hubungan hukum atau akad. Di antaranya ketika terjadi keterlambatan pembayaran iuran untuk pekerja penerima upah, maka dikenakan denda administratif sebesar dua persen per bulan dari total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu tiga bulan. Denda tersebut dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak oleh pemberi kerja.

Sementara keterlambatan pembayaran iuran untuk peserta bukan penerima upah dan bukan pekerja dikenakan denda keterlambatan sebesar due persen per bulan dari total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu enam bulan yang dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak.

Atas hal tersebut, MUI menyatakan penyelenggaraan jaminan sosial oleh BPJS Kesehatan, terutama yang terkait dengan akad antar para pihak tidak sesuai dengan prinsip syariah, karena mengandung unsur gharar, maisir dan riba.

Sumber : http://m.okezone.com/read/2015/07/28/337/1186543/bpjs-haram-pemerintah-harus-ikuti-fatwa-mui

Ini Alasan MUI Fatwakan BPJS Tidak Sesuai Syariah

JAKARTA - Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) beberapa waktu lalu mengeluarkan fatwa yang cukup mengejutkan masyarakat. Fatwa tersebut terkait penyelenggaraan jaminan sosial oleh BPJS Kesehatan, terutama yang terkait dengan akad antar para pihak yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip syari'ah.

Dalam rilis yang diterima Okezone, Kamis (30/7/2015), MUI menilai program dan modus transaksional yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan belum mencerminkan konsep ideal jaminan sosial dalam Islam, terlebih jika dilihat dari hubungan hukum atau akad antarpara pihak.

Hal itu dilihat dari prespektif ekonomi Islam dn fiqh mu'amalah, dengan merujuk pada fatwa Dewan Syariah Nasional dan beberapa literatur.

Sehingga dapat dikatakan penyelenggaraan tersebut mengandung unsur ghararn maisir, dan juga riba.

Apabila sistem BPJS tetap berjalan seperti sekarang ini, dikhawatirkan ada penolakan dari kalangan umat Islam yang dapat menimbulkan permasalahan dan tidak optimalnya pelayanan BPJS.

Atas dasar itu, MUI mendorong pemerintah menyempurnakan ketentuan dan sistem BPJS Kesehatan agar sesuai dengan prinsip syariah. Hal ini penting dilakukan mengingat 2019 nanti, seluruh warga negara wajib ikut program BPJS yang apabila tidak diikuti maka akan mendapat sanksi administratif dan kesulitan memperoleh pelayanan publik.

Demikian pula bagi perusahaan yang tidak ikut program BPJS akan mendapat kendala dalam memperoleh izin usaha dan akses ikut tender.

Sumber : http://m.okezone.com/read/2015/07/30/337/1187722/ini-alasan-mui-fatwakan-bpjs-tidak-sesuai-syariah?=utm_source=br

Ini Dalil MUI Keluarkan Fatwa BPJS Haram

JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) belum lama ini mengeluarkan fatwa BPJS Kesehatan tidak sesuai syariah yang cukup mengejutkan banyak pihak.

Dalam Surat Keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI yang diperoleh Okezone dari Sekretariat MUI di Jakarta, Kamis (30/7/2015) disebutkan beberapa dasar penetapan fatwa tersebut.

MUI menjelaskan dalam Alquran ada beberapa surat yang dijadikan dalil fatwa itu, yaitu QS Al-Baqarah: 275-280, QS Ali Imran: 130, QS An-Nisa: 36-39, QS Al-Baqarah: 177, QS At-Taubah: 71, dan QS Al-Maidah: 2.

Selain dalil Alquran, MUI juga menyebut sepuluh hadis, ijma ulama dan beberap fatwa DSN MUI sebelumnya juga menjadi pertimbangan dalam mengeluarkan fatwa BPJS Kesehatan haram.

Dari aspek dalil 'aqli, MUI menilai bahwa sistem jaminan sosial seharusnya berpedoman pada asas tolong-menolong, individunya saling menjaamin satu sama lain, dan wilayahnya merasakan kecintaan persaudaraan, serta itsar atau mendahulukan kepentingan orang lain.

Jika hal itu terjalin, maka masyarakat akan terbentuk secara kukuh, kuat dan tidak terpengaruh oleh goncangan-goncangan yang terjadi.

Dengan demikian wajib bagi setiap individu umat Islam untuk memenuhi batas minimal kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, sarana kesehatan, dan pengobatan.

Jika hal-hal pokok itu tidak terpenuhi, maka bisa jadi menyebabkan terjadinya tindakan-tindakan kriminal, bunuh diri, dan terjerumus pada perkara-perkara yang hina dan rusak, serta bangunan sosial masyarakat akan runtuh.

Sumber : http://m.okezone.com/read/2015/07/30/337/1187746/ini-dalil-mui-keluarkan-fatwa-bpjs-haram?=utm_source=br

FATWA ULAMA TARIM HADHRAMAUT YAMAN

Fatwa Ulama Tarim mengenai seorang wanita yang berceramah di media TV atau di depan umum sehingga disaksikan lelaki.

Hendaknya seorang wanita yang ingin berda’wah menyampaikan risalah kenabian dan Islam, ia harus mengenal bagaimana kehidupan seorang wanita putri kesayangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam kehidupanya. Sudah jelas, bagaimana hendaknya seorang wanita berperilaku kepada suami, kemudian jika berda’wah sesama wanita.

Dalam sanad risalah Islam, tidak pernah ditemukan seorang lelaki mengambil sanad keilmuan kepada seorang wanita, mengapa? Dikarenakan tugas seorang wanita hanya menyampaikan da’wahnya kepada sesama kaum hawa dan anak-anak dirumah. Akan tetapi di zaman yg sudah tidak karuan ini, banyak fakta yang terjadi, seorang wanita berda’wah di hadapan lelaki, baik di TV, di depan umum dll.

Nash fuqoha’ jika seorang memandang ke dinding dengan syahwat, maka memandang tersebut adalah haram. Begitu juga dengan memandang wanita di TV atau di hadapan orang-orang yang bukan mahramnya. Jika yang memandang menimbulkan syahwat, maka yang memandang dengan yang dipandang adalah sama berdosanya.

Bukankah putri Rasulullah, Sayyidah Fatimah yang mengatakan, “Sebaik-baik wanita adalah yang tidak pernah memandang dan dipandang lelaki”.

Maka jika seorang wanita menyampaikan risalah Islam, akan tetapi ia sendiri lupa akan inti da’wahnya, yaitu bagaimana meniru kehidupan Sayyidah Fatimah yang diajarkan ayahnya, maka sia-sialah da’wahnya di hari akhir.

( Rais Mufti Tarim, Sayyidina Al-Allamah Al Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Hafidz )

Rabu, 29 Juli 2015

KENAPA HABIB RIZIEQ KERAS DAN TEGAS, BEDA SAMA HABAIB PADA UMUMNYA...???

SILAHKAN DIBACA....

Tuan guru kami Addai ilallah Almujahid Fii Sabilillah Sayyidil walid Alhabib Dr. Muhammad Rizieq Shihab Lc.MA,DPMSS. sering dapat pertanyaan dari kalangan habaib........

Habib Rizieq....dulu Alfaqih Almuqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawi kan sudah menancapkan pedangnya, bahkan mematahkan pedangnya (tidak memakai kekerasan) meninggalkan perbuatan kekerasan , lebih ke ajaran sufi saja, berarti kalo ada habib yang menggunakan kekerasan sudah tidak sejalan dengan ajaran Ahlu bait Nabi saw lagi dong bib...?????

Berikut jawaban Tuan guru kami kami Addai iallah Almujahid Fii Sabilillah Sayyidil Walid Alhabib Dr. Muhammad rizieq shihab Lc.MA,DPMSS kurang lebihnya seperti ini,,,,

Kalau kita ingin mengambil satu kesimpulan, kita harus baca latar belakangnya terlebih dahulu.
dalam Kitab Syamsud Dhahirah, Karya Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husain Al-Masyhur.

Al’imam Ahmad bin Isya Almujahir RA, datuknya para habaib yang pertama kali hijrah ke hadramaut untuk menghindarkan fitnah, ketika beliau baru sampai Hadramaut beliau langsung di perangi oleh golongan khawarij/Nashibah/Nawashib (golongan yang membenci keturunan Rasulullah saw), para Ahlu bait nabi saw di jadikan target pembunuhan oleh kaum khawarij yang membenci ahlu bait nabi saw, begitu waspadanya para Ahlu bait nabi saw selalu membawa pedang untuk berjaga jaga, kemana saja bahkan pada saat membuka kitab sekalipun/Talim pedang tak tertinggal sehingga menjadi adat ke istiadatan Ahlu bait nabi saw selalu membawa pedang.

Lalu di lawan lah golongan tersebut oleh Al’imam Ahmad bin Isya Almuhajir RA dan alhamdulillah Allah SWT memenangkan beliau, bahkan bukan kemenangan saja yang di dapat,golongan khawarij yang semula memerangi beliau akhirnya mengikuti Thoriqoh Ba’alawi,

Berkat jasa beliau hadramaut menjadi bumi Ahlusunnah wal jamaah, padahal pada saat itu hadramaut di penuhi golongan syiah dan khawarij,nawashib dll.

Namun jaman berubah, datanglah jamannya Alfaqih Almuqadam Muhammad bin Ali Ba’alawi RA, pada zaman inilah ahlu bait nabi saw sudah bukan menjadi target pembunuhan lagi.
Namun beliau Al’imam Alfaqih Almuqadam Muhammad bin Bli ba’alawi ra masih selalu membawa pedang kemana mana, ketika beliau berguru kepada Assyeikh Al-Amudhi RA,sang guru menasehati sang murid yang selalu membawa pedang kemana mana, isi nasehat tersebut ialah, sudah tidak relevan lagi kamu membawa pedang kemana mana. Karna ahlu bait nabi saw sudah bukan menjadi terget pembunuhan lagi bahkan ahlu bait nabi saw menjadi sebagai juru damai, masa juru damai membawa pedang.

Pada saat itu pula Alimam Alfaqih Almuqadam Muhammad bin Ali ba’alawi menancapkan pedangnya,ada sebagian riwayat di bengkokkan pedang tersebut, dalam artian melihat situasi pada saat itu, BUKAN BERARTI ADA KEDZHOLIMAN LALU PASRAH ATAU DIAM SAJA, tidak................

Kesimpulan :
Kita jangan mau di adu domba oleh pihak pihak yang ingin umat islam terpecah belah, ah ini habib lembut,,ini habib keras,,,,kita sama sama umat islam di bawa bendera Rasulullah saw, sama sama ahlusunnah wal jamaah,, sama sama pecinta Habaib.
ingat medan juang islam ada tiga : Dakwah dengan bijak dan lembut, Hisbah dengan cerdas dan tegas, Jihad dengan keras dan siasat. Rasulullah SAW melakukan ketiganya, dan kita harus mengikuti, walaupun keahliaan kita terbatas, setidaknya kita harus saling dukung bukan saling pukul.

Alhabib Dr. Muhammad Rizieq Shihab : Seorang Habib harus cerdas, kapan harus senyum kapan harus menangis, kapan harus memegang pedang, kapan membengkokan pedang, kapan harus lembut dan kapan harus tegas.

Dan semoga kita akan di kumpulkan oleh Allah SWT dengan manusia yang kita cintai dan yang dicintai oleh Allah SWT yaitu Rasulullah saw, sahabatnya, Ahlu bait nya Radiallahu'anhumma Aamiin allahumma aamiin .

Jika ada kesalahan, itu murni kesalahan ketik admin dan daya tangkap admin,

والله أعلمُ بالـصـواب

Teror GIDI, Pak Polisi “Jangan Cuma Keras ke FPI!”

Sepekan setelah insiden Tolikara, Papua, banyak hal telah terungkap. Karenanya, Anggota Komisi III DPR yang membidangi hukum dan keamanan, Aboe Bakar Alhabsyi mendesak aparat penegak hukum segera menelusuri aktor intelektual di balik insiden itu.

Aboe mengatakan, salah satu fakta yang terungkap adalah surat edaran dari Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) yang melarang umat Islam di Tolikara menggelar salat Idul Fitri di lapangan terbuka.

“Ini merupakan salah satu indikasi penyerangan dan pembakaran tersebut dilakukan secara terencana dan sistematis. Apalagi ada indikasi keterlibatan asing dalam persoalan ini sebagaimana diungkap BIN dan BNPT ke media,” kata Aboe, Jumat (24/7).

Lebih lanjut politikus PKS itu mendesak Polri agar jangan hanya menindak para pelaku di lapangan saja. Ia menegaskan, polisi juga harus mengusut tuntas perencana, donatur dan pendukung aksi penyerangan di Tolikara hingga pembakaran tempat ibadah muslim dibakar.

“Saya mengapresiasi ketegasan Kapolri yang langsung menyebut para pelaku penyerangan dan pembakaran tersebut sebagai pelanggar konstitusi. Namun saya harap Polri terus melakukan pengusutan tuntas aktor intelektual dibalik insiden Tolikara. Ini sekaligus akan menunjukkan adanya kedaulatan hukum yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia,” tambahnya.

Aboe menegaskan, polisi sudah pernah menunjukkan ketegasan saat menindak Frotn Pembela Islam (FPI) yang dituding melakukan aksi anarkistis. Kini, katanya, polisi juga harus bersikap tegas pada pelaku aksi penyerangan terhadap umat Islam di Tolikara.

“Aparat kepolisian harus segera menjalankan tugasnya untuk melakukan penegakan hukum. Segera tangkap dan proses mereka secara hukum, jangan sampai masyarakat melihat polisi hanya berlaku tegas terhadap Front Pembela Islam saja,” pintanya. JPN

Sumber : http://www.atjehcyber.net/2015/07/teror-gidi-pak-polisi-jangan-hanya.html?m=1

Habib Rizieq di milad SYAM

Selain menjadi negara dengan mayoritas berpenduduk muslim terbesar di dunia, keistimewaan Indonesia adalah negara muslim yg paling luas wilayahnya. Dengan kondisi tersebut membuat musuh-musuh Islam tidak suka, karenanya mereka berusaha untuk memecah belah bangsa ini.

Mantan Kepala Badan Koordinasi Intelejen Negara (Bakin) Z.A. Maulani sebelum wafat beliau kumpulkan para ulama dan habaib. Beliau ungkapkan bahwa Amerika dalam dokumennya menyebutkan Indonesia harus dipecah menjadi 5 sampai 7 bagian negara," kata Habib Rizieq Syihab dihadapan puluhan ribu jamaah di Bogor.

Kenapa Almarhum Z.A Maulani menyampaikan pesan tersebut kepada para ulama, karena kalau bukan ulama dan umat Islam siapa lagi yg jaga negara ini. Menurutnya, tentara harus bersatu dengan umat Islam untuk menjaga bumi pertiwi.

Ia mengingatkan lepasnya Timor Timur sebagai pengalaman. "Kita ditipu oleh AS dan Eropa, mereka menggunakan PBB untuk menekan referendum sampai Timor Timur lepas dari Indonesia. Seminggu setelah referendum, 120 negara kafir mendukung kemerdekaan Timor Timur," jelas Habib Rizieq.

“Coba bandingkan dengan Palestina, sudah puluhan tahun mereka menuntut kemerdekaan, tapi belum juga merdeka".

Sudah cukup lepasnya Timor Timur jadi pelajaran. Ia pun khawatir saat ini seperti Papua mulai dikondisikan agar lepas juga. "Jika AS Eropa datang ke Papua mengacak-acak agar Papua juga lepas dari Indonesia. Maka saya akan ajak para pemuda, umat Islam dimanapun berada untuk angkat senjata berjihad kesana melawan Amerika dan sekutunya," tegas Habib Rizieq.

Ia meminta umat Islam jangan lengah, contohlah Uni Soviet, negara besar dengan kekuatan tentara yg luar biasa juga tetap bisa dipecah belah.

"Karena itu tentara tidak bisa sendiri, harus bersatu bersama umat Islam, maka kita akan kuat. Dan kalau para ulama bersatu, ormas Islam bersatu, pesantren bersatu,semua bersatu. Jangankan satu Amerika seribu Amerika tidak akan bisa menghancurkan negara ini,jelas Habib

Selasa, 28 Juli 2015

GIDI TERORIS ZIONIS I N T E R N A S I O N A L

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Dalam artikel kemarin, telah dipaparkan bahwasanya pemerintah RI wajib mewaspadai gerak langkah GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) di Papua yang kental dengan aroma TEROR. Lalu, di akhir artikel kemarin muncul pertanyaan : "Apakah GIDI patut disebut TERORIS dan Gerakannya layak disebut sebagai AKSI TERORISME ???"

ANALISA ICAF
Koordinator Indonesia Crime Analyst Forum (ICAF) yang aktif menjadi Pengamat Terorisme, Mustofa B Nahrawardaya, menyatakan bahwa GIDI telah memenuhi semua kritera organisasi teroris dan tindakan terorisme yang dibuat oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), antara lain :

1. Ada IDEOLOGI yang mendorong pelaku untuk melakukan AKSI TEROR.
2. Ada EFEK BERANTAI berupa kekacauan massal dan ketakutan meluas akibat AKSI TEROR para pelaku.
3. Ada JARINGAN LUAS yang terorganisir bagi bara pelaku AKSI TEROR.
4. Ada PENDANAAN TEROR yang didapat atau dikeluarkan para pelaku dalam AKSI TEROR nya.
5. Ada PENGHINAAN NEGARA yang dilakukan oleh para pelaku AKSI TEROR.

Karenanya, ICAF mengusulkan agar GIDI segera dibubarkan dan dimasukkan dalam Daftar Terorisme Internasional, serta rekening Banknya dibekukan dan asetnya disita, sedang pimpinannya harus ditangkap.
Demikian yang dikemukakan oleh Mustafa Mustofa B Nahrawardaya saat berbincang dengan sejumlah media Islam di Jakarta, Kamis (22/07)

TEMUAN TPF INDEPENDEN
Tim Pencari Fakta (TPF) Independen untuk Tragedi Tolikara - Papua, yang dibentuk oleh Gabungan Ormas-Ormas Islam , setelah melakukan tugas investigasinya secara langsung di Tolikara, melaporkan sebagaimana tersebar di sejumlah Media Sosial sebagai berikut :
1. Bahwa yang pertama kali dibakar adalah MASJID bukan kios.
2. Bahwa yang pertama kali dilempari batu adalah MUSLIM bukan Kristen.
3. Bahwa TNI dan Polri sudah melaksanakan prosedur pengamanan dengan baik.
4. Bahwa GIDI memainkan HUKUM ADAT sebagai alat untuk merampas tanah-tanah yang ada di PAPUA.
5. Bahwa GIDI atas nama HUKUM ADAT pula menciptakan Perda Anti Jibab, Anti Masjid dan Anti Syariat Islam yang sangat RASIS dan FASIS serta penuh dengan aroma Intoleransi, Diskriminasi dan Intimidasi.
Akhirnya, TPF Independen menyimpulkan dengan yakin tanpa keraguan bahwasanya GIDI adalah TERORIS ZIONIS yang bukan hanya menistakan Islam, namun ia juga telah menistakan Kristen, bahkan menistakan seluruh Bangsa dan Rakyat Indonesia.
Karenanya, TPF Independen merekomendasikan kepada Pemerintah RI untuk menangkap dan menahan serta mengadili dan menghukum seberat-beratnya :
1. Presiden GIDI, sebagai AKTOR UTAMA Tragedi Tolikara.
2. Bupati Tolikara, sebagai ketua pelaksana KKR dan Korlap Peristiwa Tolikara.
3. Semua orang yang melempari batu para muslim yg sedang Shalat Idul Fithri dan membakar Masjid.

KESIMPULAN
Dengan aneka temuan Fakta dan Data yang akurat dan valid, maka tidak diragukan dan tidak bisa dipungkiri bahwa GIDI adalah TERORIS ZIONIS INTERNASIONAL yang sangat berbahaya.
Kini, sudah tiba saatnya Pemerintah RI melalui BNPT untuk segera menggalakkan PROGRAM DERADIKALISASI di Gereja-Gereja dan di seluruh masyarakat Kristen, untuk membersihkan dan memastikan serta menjamin bahwa semua warga Kristen di Indonesia tidak terkontaminasi dengam VIRUS TERORIS GIDI.
Bahkan BNPT juga sudah saatnya untuk menggalakkan PROGRAM DERADIKALISASI ke semua umat beragama, tanpa pandang bulu, karena radikalisme ada pada semua umat beragama, temasuk Hindu dan Budha serta Khong Hu Chu.
Dan sudah tiba pula saatnya DENSUS 88 agar secepatnya merazia Gereja-Gereja serta Lembaga-Lembaga Missionaris Nasional mau pun Internasional di seluruh Indonesia untuk sikat habis VIRUS TERORIS GIDI dari Bumi NKRI.
Bahkan kini sudah saatnya pula TNI bertindak tegas di PAPUA untuk menjamin keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI dari rongrongan TERORIS GIDI yang menjadi SARANG OPM sekaligus menjadi ANTEK ZIONIS ISRAEL.
TNI dan POLRI wajib "SWEEPING LAMBANG ZIONIS ISRAEL" dari seluruh Daratan Irian dan Bumi Cendrawasih serta Tanah Nuu Waar : PAPUA.
Kita tunggu Aksi Tegas dan Berani Pemerintah RI, khususnya BNPT dan DENSUS 88, serta POLRI dan TNI.

SERUAN FPI
Akhirnya, Seruan FPI kepada Pemerintah RI adalah :
1. Bubarkan GIDI
2. Larang Ajaran GIDI
3. Bekukan Rekening Bank GIDI
4. Sita Semua Aset GIDI
5. Tangkap Pimpinan GIDI

Allaahu Akbar ... !!!

Senin, 27 Juli 2015

Untaian Nasehat Untuk Mahasiswa Baru: Masa Muda Untuk Apa?

Setiap orang tua yang melepas keberangkatan buah hatinya untuk menimba ilmu di perguruan tinggi sering memesankan kepada anaknya, “Jaga diri baik-baik ya nak ... Jangan lupa belajar yang baik, manfaatkan waktumu dengan baik.”

Mukadimah

Bismillah, telah menjadi sunnatullah datang generasi baru yang meneruskan perjuangan generasi terdahulu. Para pemuda, sejak dulu selalu memendam asa dan cita-cita untuk memperbaiki kondisi bangsa. Di dalam Al-Qur’an misalnya, kita mengenal para pemuda bertauhid yang disebut Ashabul Kahfi.

Di dalam sejarah Islam pun kita mengenal pemuda-pemuda pembela agama dari kalangan para sahabat yang mulia seperti Ali bin Abi Thalib, Usamah bin Zaid, dan Ibnu Abbas yang tersohor keahliannya dalam hal tafsir Al-Qur’an.

Di dalam hadits pun kita membaca salah satu golongan yang diberi naungan oleh Allah pada hari kiamat; seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan beribadah kepada Rabbnya. Pemuda yang tidak silau oleh gemerlapnya dunia. Pemuda yang memancangkan cita-cita setinggi bintang di langit dan berjuang keras menggapai surga.

Namun, realita tidak seindah yang dikira. Banyak pemuda yang justru hanyut dalam arus kerusakan dan penyimpangan. Bukan hanya masalah narkotika, tawuran, atau pergaulan bebas. Lebih daripada itu, kerusakan yang menimpa para pemuda juga telah menyerang aspek-aspek fundamental dalam agama. Munculnya para pengusung pemikiran liberal, merebaknya gerakan-gerakan yang mencuci otak anak muda dengan limbah kesesatan.

Oleh sebab itulah, perlu kesadaran dari semua pihak untuk ikut menjaga tunas-tunas bangsa ini agar tumbuh di atas jalan yang lurus, jalan yang diridhai Allah Ta’ala.

Mahasiswa, Bukan Lagi Anak SMA …

Dunia mahasiswa tidak sama dengan dunia SMA. Kebebasan dalam atmosfer mahasiswa lebih besar dan lebih kuat daripada kebebasan yang ada di masa SMA. Bebas bukan saja dalam hal seragam atau upacara, tetapi lebih daripada itu bebas menentukan prioritas dan jadwal kegiatan sehari-hari untuk dirinya.

Salah satu tanda bahwa seseorang mahasiswa mulai menapaki jalan hidupnya yang ‘baru’ adalah ketika dia memilih dengan orang seperti apa dia berteman dan mengambil nasihat dan arahan.

Bisa jadi seorang pemuda yang di kala SMA rajin ikut kegiatan rohis kemudian berubah drastis setelah mencium aroma kebebasan yang ada di atmosfer perkuliahan. Shalat berjamaah di masjid pun mulai dia tinggalkan. Menghadiri pengajian pun seolah menjadi beban dan momok dalam aktifitas keseharian. Al-Qur’an pun ditinggalkan, tidak dibaca atau direnungkan.

Di sisi lain, ada juga anak-anak muda yang kembali menemukan taman-taman surga di majelis ilmu agama. Mereka menjumpai nasihat-nasihat indah dan peringatan untuk jiwanya agar tidak terlena oleh gemerlapnya dunia. Di situlah, anak-anak muda itu mencari jalan untuk menghimpun bekalnya menuju surga.

Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.” (Al-’Ashr: 1-3)

Waktulah yang akan membuktikan, jalan seperti apa yang Anda pilih dalam kehidupan. Apakah jalan menuju kebahagiaan atau jalan menuju jurang kehancuran …

Ingat, Pesan Orang Tua

Setiap orang tua yang melepas keberangkatan buah hatinya untuk menimba ilmu di perguruan tinggi sering memesankan kepada anaknya, “Jaga diri baik-baik ya nak … Jangan lupa belajar yang baik, manfaatkan waktumu dengan baik.” Kiranya ini adalah nasihat yang sangat berharga untuk kita.

Bagaimana menjaga diri kita dari hal-hal yang negatif. Tentu, itu bukan perkara sepele dan remeh. Bahkan inilah yang diperintahkan Allah kepada kita untuk menjaga diri dan keluarga kita dari api neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah berpesan kepada kita untuk menjaga aturan-aturan Allah supaya Allah tetap menjaga dan melindungi kita.

Banyak sekali godaan dan rintangan yang harus kita hadapi di tengah dunia mahasiswa dan anak muda pada umumnya. Sebagian anak muda bahkan punya semboyan ‘mumpung masih muda’ dengan maksud untuk memuaskan segala keinginan hawa nafsunya sampai-sampai ada ungkapan, ‘muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga’.

Sungguh sebuah semboyan yang sarat dengan tanda tanya. Dari pintu surga manakah kiranya masuk orang yang mudanya selalu berfoya-foya dan melanggar aturan Allah dan Rasul-Nya ?

Anda kuliah dengan amanah dari orangtua dan juga kesadaran diri anda sendiri. Oleh sebab itu sudah saatnya anda meluruskan niat anda dalam mencari ilmu, yaitu untuk memberi manfaat bagi kaum muslimin dan juga dalam rangka membela agama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya amal-amal itu dinilai dengan niatnya dan setiap orang akan dibalas sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ilmu Agama Perisai Jiwa

Mahasiswa yang baik bukan hanya yang peduli dengan indeks prestasi dan nilai kuliahnya. Lebih daripada itu, mahasiswa yang baik adalah yang senantiasa menimba ilmu agama. Ilmu Al-Qur’an dan As Sunnah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan pahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Barangsiapa yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu (agama) maka Allah akan memudahkan untuknya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Bagi anda yang dulu di SMA sekolah di pesantren atau madrasah jangan terburu-buru merasa hebat. Betapa sering kita temukan, orang-orang yang dulunya mengenyam pendidikan di pesantren atau madrasah namun ketika kuliah menjadi berubah.

Tadinya rajin mengaji kemudian berubah rajin menyanyi. Tadinya rajin membaca Qur’an kemudian berubah rajin fesbukan. Tadinya rajin membeli buku agama kemudian berubah rajin membeli novel pujangga.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersegeralah melakukan amal-amal sebelum datangnya fitnah-fitnah seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita, di pagi hari seorang masih beriman tetapi tiba-tiba sore hari menjadi kafir dan di sore hari beriman lalu pagi harinya menjadi kafir. Dia rela menjual agamanya demi mengais kesenangan dunia.” (HR. Muslim)

Oleh sebab itu besar sekali kebutuhan kita terhadap ilmu. Karena ilmu akan menyirami hati kita, meneranginya dengan kebenaran dan memuliakannya dengan keimanan. Imam Ahmad berkata, “Manusia jauh lebih membutuhkan ilmu daripada kebutuhan mereka kepada makan dan minum. Karena makanan dan minuman dibutuhkan dalam sehari sekali atau 2 kali. Adapun ilmu dibutuhkan sebanyak hembusan nafas. ”

Tujuan Hidup Kita

Mahasiswa adalah manusia. Dan sebagaimana manusia yang lain ia harus tunduk beribadah kepada Allah. Inilah tujuan keberadaan kita di alam dunia ini. Bukan semata-mata untuk memenuhi nafsu dan mengumbar keinginan.

Allah berfirman (yang artinya), ”Tidaklah Aku ciptakan jindan manusia melainkan supaya beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)

Jangan mengira bahwa ibadah terbatas pada sholat dan puasa, atau berzakat dan naik haji. Ibadah itu luas, mencakup segala ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Segala ucapan dan perbuatan serta keyakinan yang dicintai dan diridhai Allah, maka itu adalah ibadah. Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan yang paling rendah -dari cabang iman- itu adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hal ini menunjukkan kepada kita, bahwa ibadah kepada Allah bisa kita lakukan dimanapun dan kapanpun. Bukan hanya di masjid, di pesantren, di bulan Ramadhan, atau di tanah suci. Bahkan, ibadah bisa dilakukan di rumah dengan mengerjakan shalat sunnah, dengan berbakti kepada orang tua, dengan mendengarkan lantunan murottal Al-Qur’an, berdzikir pagi dan petang, dan lain sebagainya. Ibadah juga bisa kita lakukan ketika berada di kampus, dengan menghormati orang-orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menebarkan salam, menundukkan pandangan dari lawan jenis, tidak berdua-duaan dengan wanita bukan mahram, dsb.

Dengan demikian, seorang mahasiswa muslim akan mengarungi lautan ibadah dalam hidupnya, dari satu ketaatan menuju ketaatan yang lain, dari satu amalan menuju amalan yang lain. Sepanjang hayat dikandung badan maka selama itu pula ia tunduk kepada Ar-Rahman.

Bertaubat Dari Kesalahan

Manusia adalah anak keturunan Adam ‘alaihis salam. Dan setiap bani Adam banyak berbuat kesalahan. Sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang senantiasa bertaubat. Oleh sebab itu Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang banyak beristighfar, dalam sehari bisa sampai 70 bahkan 100 kali. Lalu siapakah kita ini jika dibandingkan dengan beliau. Kita tentu lebih butuh kepada taubat dan istighfar di sepanjang hari yang kita lalui.

Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, “Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu ini adalah kumpulan perjalanan hari. Setiap hari berlalu maka pergi pula sebagian dari dirimu.”

Kita sering lalai dari berzikir kepada Allah, padahal zikir adalah sebab ketenangan hati dan kesejukan jiwa. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Zikir bagi hati seperti air bagi ikan, bagaimanakah keadaan ikan apabila dikeluarkan dari air.”

Kita juga sering lalai dari membaca Al-Qur’an dan merenungkan kandungan ayat-ayat-Nya. Padahal kemuliaan hanya akan dicapai oleh orang yang mengikuti petunjuk Al-Qur’an. Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku maka ia tidak akan sesat dan tidak pula celaka.” (Thaha: 123).

Ibnu Abbas berkata, ”Allah menjamin bagi orang yang membaca al-Qur’an dan mengamalkan apa yang ada di dalamnya, bahwa dia tidak akan sesat di dunia serta tidak celaka di akhirat.”

Oleh sebab itu marilah kita memperbanyak taubat dan istighfar, berusaha mengevaluasi dan memperbaiki diri. Jangan sampai kita termasuk orang yang digambarkan dalam ungkapan, ‘semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak’. Kita sibuk mengkritik orang namun lalai dari mengkritik diri sendiri. Nas’alullahal afiyah …

Siapakah Kita Dibanding Mereka?

Para pendahulu kita yang salih -sahabat-sahabat Nabi- adalah orang-orang yang tidak diragukan keimanannya. Sampai-sampai orang sekelas Abu Bakar dikatakan bahwa imannya lebih berat daripada iman seluruh penduduk bumi selain para Nabi. Orang-orang yang telah mendapatkan janji surga. Meskipun demikian, mereka bukan orang yang sombong dan angkuh dengan prestasinya.

Justru mereka khawatir akan diri dan amal-amalnya. Ibnu Abi Mulaikah berkata, “Aku berjumpa dengan tiga puluh orang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara mereka semua takut dirinya tertimpa kemunafikan.”

Ya, siapakah kita jika dibandingkan dengan mereka ? Sebagian pemuda atau mahasiswa begitu bangga dan pede dengan kecerdasan dan prestasinya, seolah-olah kesuksesan adalah buah ciptaannya. Dialah yang menjadi penentu atas segalanya. Dia lupa bahwa kepandaian, kecerdasan, dan pemahaman adalah karunia dari Allah Ta’ala.

Betapa seringnya kita lalai dari bersyukur kepada Allah. Meskipun demikian, kita sering merasa bahwa diri kitalah yang berjasa, diri kitalah yang menjadi kunci kebaikan, padahal di tangan Allah semata segala kebaikan. Oleh sebab itu kita harus merasa khawatir akan nasib amal-amal kita. Di samping kita terus berharap dan berusaha menggapai ridha-Nya.

Mensyukuri Nikmat Allah

Banyak anak muda yang lalai terhadap masa mudanya, lalai dari nikmat kesehatan dan waktu luang yang diberikan kepadanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu dalam hal keduanya; sehat dan waktu luang.” (HR Bukhari).

Kesehatan adalah nikmat dari Allah. Waktu luang adalah juga nikmat dari Allah. Wajib bagi kita untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah itu. Nikmat yang sedemikian banyak, sampai-sampai kita pun tidak bisa menghingganya.

Dikatakan oleh Salamah bin dinar, “Setiap nikmat yang tidak mendekatkan diri kepada Allah, maka itu adalah malapetaka.”

Banyak orang yang larut dalam kesenangan-kesenangan semu. Mereka tertawa-tawa, bersuka ria dan membuang-buang waktunya dalam perkara yang sia-sia bahkan dosa. Mereka mengira bahwa semua itu bisa dibiarkan berlalu begitu saja. Hanya sekedar untuk mengisi malam minggu katanya.

Atau sekedar mengisi kekosongan waktu dengan mengobrol dan merokok sampai larut malam hingga akhirnya tidak shalat subuh berjamaah di masjid. Padahal salah satu ciri orang munafik adalah malas mendirikan sholat dan berat untuk hadir sholat subuh dan isyak berjamaah di masjid (bagi kaum lelaki).

Begitu juga dari kalangan wanita. Tidak sedikit kaum mahasiswi dan remaja putri yang keluar malam-malam untuk berdua-duaan dengan pacarnya, mendengarkan lagu-lagu penuh hembusan nafsu dan menonton konser band idola sambil berdesak-desakan dengan lawan jenis. Tentu perkara-perkara semacam ini akan mendatangkan banyak kerusakan. Dan yang lebih dalam lagi, bahwa itu bukan termasuk bentuk bersyukur kepada Allah …

Jalan Kebahagiaan

Ketahuilah, wahai saudaraku -semoga Allah merahmatimu- sesungguhnya kebahagiaan yang kita idam-idamkan adalah sebuah kenikmatan abadi di akhirat nanti.

Dalam sebuah hadits Qudsi Allah berfirman, “Aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang salih, kesenangan yang belum dilihat oleh mata, belum didengar oleh telinga, dan belum terbersit dalam hati manusia.” (HR. Bukhari)

Iman dan takwa adalah bekal kita untuk meraih kebahagiaan itu. Kebahagiaan yang akan dirasakan oleh orang-orang yang beriman di dunia dan di akhirat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan merasakan lezatnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim).

Kebahagiaan di dalam hati orang-orang yang beriman adalah kebahagiaan yang tidak bisa dilukiskan dengan untaian pantun dan sajak pujangga. Kebahagiaan yang membuat seorang budak hitam yang bernama Bilal bin Rabah lebih memilih disiksa daripada kembali kepada kekafiran. Kebahagiaan yang membuat seorang Salman Al Farisi berpetualang mencari kebenaran Islam tanpa kenal lelah. Kebahagiaan yang membuat seorang Abu Bakar Ash-Shiddiq rela mencurahkan semua hartanya untuk sedekah di jalan Allah.

Kebahagiaan yang tidak lekang oleh masa, tidak hancur oleh umur dan tidak surut karena ocehan dan cercaan manusia. Sebab kebahagiaan itu telah bersemayam di dalam lubuk hatinya. Kemanapun dia pergi maka kebahagiaan selalu menyertainya.

Selamatkan Hatimu…!

Setan telah bersumpah di hadapan Allah untuk menyesatkan manusia. Ia datang dengan berbagai tipu daya dan bala tentaranya.. Ia juga mengalir dalam tubuh manusia seperti peredaran darah. Ia memberikan rayuan dan menebar angan-anagn palsu. Ia hanya akan mengajak kelompok/hizb-nya untuk bersama-sama menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.

Setan mengutus pasukan-pasukannya setiap hari untuk menebar fitnah dan kekacauan. Baik fitnah berupa kesenangan hawa nafsu yang terlarang, demikian pula fitnah berupa pemyimpangan pemikiran dan pemahaman. Inilah dua senjata iblis dalam menyesatkan bani Adam dari jalan yang lurus.

Oleh sebab itu sudah menjadi tugas kita bersama untuk menjauhi langkah-langkah setan dan tipu dayanya. Kita harus menjaga hati kita dari bujukan dan godaannya.. Lebih daripada itu kita harus memurnikan ibadah kepada Allah semata, inilah sebab utama agar bisa terbebas dari jebakan dan godaannya, dengan pertolongan Allah jua.

Allah berfirman (yang artinya), “Pada hari itu (kiamat) tidaklah bermanfaat harta dan keturunan, kecuali bagi orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat.” (Asy-Syu’araa: 88-89).

Hati yang selamat adalah hati yang beriman, hati insan bertauhid, hati yang bersih dari syirik dan kemunafikan. Abu ‘Utsman An-Naisaburi berkata, bahwa hati yang selamat (qalbun salim) itu adalah hati yang bersih dari bid’ah dan merasa tentram dengan sunnah/tuntunan Nabi.

Marilah, kita memohon kepada Allah untuk mensucikan jiwa-jiwa kita, dan memberikan ketakwaan ke dalam hati kita, sebagaimana kita memohon agar Allah mematikan kita dalam keaadaan Dia ridha kepada kita …

Maut Tidak Pandang Bulu

Anak muda bukan jaminan jauh dari maut. Betapa sering kita mendengar anak kecil yang mati karena kecelakaan atau menjadi korban penganiayaan. Kita juga mendengar anak muda yang mati tertabrak dan ada juga yang mati karena menjadi korban kerusuhan dan tawuran.

Bahkan, anak muda yang soleh, rajin ke masjid, aktif membantu kegiatan dakwah, bahkan sudah hampir lulus kuliah pun ada yang tidak luput dari jemputan malaikat maut. Siapa diantara kita yang merasa aman ? Siapa diantara kita yang merasa dirinya pasti selamat di akhirat ?

Umar bin Khaththab berkata, “Seandainya ada yang berseru dari langit: masuklah kalian semua ke dalam surga kecuali satu, aku takut satu orang itu adalah aku. Dan seandainya ada yang berseru dari langit masuklah kalian semua ke dalam neraka kecuali satu: aku berharap satu orang itu adalah aku.”

Kematian pasti datang, dan kita tidak bisa mengundurkan atau memajukannya walaupun 1 jam saja. Siapa yang menunda-nunda taubat dan kebaikan pasti akan menyesalinya. Orang kafir di akhirat pun ingin dikembalikan ke alam dunia untuk melakukan amal salih yang dulu ditinggalkannya. Namun angan-angan pada hari itu tinggal angan-angan saja.

Tsabit Al-Bunani berkata, “Beruntunglah orang yang banyak mengingat kematian. Tidaklah seorang yang memperbanyak mengingat kematian melainkan pasti tampak pengaruhnya di dalam amal perbuatannya.”

Wahai anak muda, anda dan kita semua tidak tahu kapankah malaikat maut datang untuk mencabut nyawa kita … maka bersiaplah; bersiaplah dengan iman dan amal salih …

Saatnya Melangkah…

Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan datang menghampiri, kita semakin dekat menuju kematian. Hanya ketakwaan bekal terbaik yang bisa kita siapkan. Barangsiapa yang bertakwa dan bersabar maka sesungguhnya Allah tidak akan mneyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. Allah mencintai orang-orang yang bertakwa. Allah mencintai orang-orang yang rajin bertaubat dan mensucikan diri. Allah mencintai orang-orang yang bersabar dalam menghadapi cobaan.

Seorang ulama besar pernah berkata, “Aku memohon kepada Allah yang Maha Mulia Rabb pemilik ‘Arsy yang agung, semoga Allah melindungi dirimu di dunia dan di akhirat dan menjadikan dirimu diberkahi dimanapun kamu berada, dan menjadikan kamu termasuk orang yang apabila diberi nikmat bersyukur, apabila diberi cobaan bersabar, dan apabila berbuat dosa beristighfar. Sesungguhnya ketiga hal itu adalah pertanda kebahagiaan.”

Mahasiswa muslim -dimanapun anda berada- tugas dan tanggung jawab masa depan bangsa ini ada di pundak kita. Sebagaimana dikatakan oleh seorang tokoh gerakan Islam, “Dirikanlah negara Islam di dalam hati kalian, niscaya ia akan tegak di bumi kalian.”

Kita tentu berharap negeri ini menjadi negeri yang aman dan berlimpah rizki dan kebaikan dari langit dan dari bumi, dan itu semuanya terpulang kepada perjuangan dan upaya kita untuk terus belajar dan memperbaiki diri.

Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka sendiri yang mengubah apa-apa yang ada pada dirinya sendiri.” (Ar-Ra’d: 11).

Maka, mulailah perbaikan itu dari diri kita masing-masing …

Barakallahu fiikum !           

***

Penulis: Ari Wahyudi

Artikel Muslim.or.id

Buka mata hatimu Pak presiden, Densus 88, TNI dan semua unsur aparat keamanan serta segenap bangsa Indonesia.

Saat KKR GIDI di Tolikara, 7 Ribu Jemaat GIDI Hampir Semua Kibarkan Bendera Israel

Kabupaten Tolikara merupakan bagian dari Provinsi Papua dengan luas sekitar 5.234 KM2. Tolikara yang diapit Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Jawawijaya Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Jayawijaya merupakan kabupaten baru hasil pemekaran pasca hadirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus.

Kabupaten Tolikara yang beribukota di Karubaga terbagi dalam 514 Desa dan 35 Kecamatan. Meski demikian, jangan bayangkan desa di daerah layaknya di Jawa. Sebab, satu desa kadang hanya puluhan rumah.

Komoditi unggulan Kabupaten Tolikara yaitu sektor pertanian dan jasa. Sub sektor Pertanian komoditi yang diunggulkan berupa Jagung dan Ubi Kayu.

Yang menarik, meski merupakan tempat terpencil dan akses masih sulit, pesawat milik orang asing bisa datang dan pergi seenaknya. Tolikara maupun daerah-daerah pedalaman Papua bagaikan daerah tak bertuan, tak terasa keberadaan aparatur NKRI, yang bisa siapa pun datang dan pergi seenaknya.

Seorang relawan di Tolikara (sumber: hidayatullahcom)
Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di wilayah ini tersedia satu bandar udara, yaitu Bandara Bokondini, namun beberapa saksi yang ditemui wartawan hidayatullah, banyak bandara khusus orang asing yang hilir mudik tidak bisa terpantau.

“Di sini banyak pesawat asing datang dan pergi tidak terpantau. Karena aparat di sini sedikit,” demikian ujar salah seorang aparat yang tak mau disebutkan namanya.

Yang tidak kalah menarik, banyak bendera-bendera Zionis-Israel jadi pajangan warga. Bukan hanya bendera, tapi rumah dan kios-kios juga banyak yang dicat dengan gambar bendera Bintang David ini.
Kebetulan, saat beberapa jam wartawan hidayatullah menginjakkan kaki di Tolikara pertama kali hari Senin (21/07), masyarakat Tolikara dan juga dari luar Tolikara tengah berkumpul, mengikuti arak-arakan penutupan kegiatan seminar dan KKR Pemuda GIDI tingkat internasional yang diselenggarakan sejak tanggal 13 Juli 2015. Tidak kurang ada sekira 7.000 orang mengikuti arak-arakan, dan hampir seluruhnya mengibarkan bendera Zionis-Israel. Ketika ditanya, banyak sekali warga lokal yang kurang memahami tentang bendera penjajah tersebut.

Pertanyaannya, kemana kedaulatan NKRI di Tolikara hingga bisa-bisanya rakyatnya sendiri beramai-ramai, dalam jumlah ribuan orang, mengibarkan bendera Zionis-Israel? Ini merupakan penghinaan terhadap kedaulatan dan harga diri NKRI. (Hidayatullah/Eramuslim)

SILATURRAHIM dan AKSI KEPRIHATINAN atas Pembakaran Masjid dan Penzholiman Umat Islam di Tolikara Papua.

UNDANGAN

(terbuka untuk umum)

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Dengan ini kami, Aliansi Pergerakan Islam (API) Jabar mengundang "Masyarakat Jawa Barat" untuk hadir pada acara SILATURRAHIM dan AKSI KEPRIHATINAN atas Pembakaran Masjid dan Penzholiman Umat Islam di Tolikara Papua, yg insya Allah akan dilaksanakan pd hari Jum'at, 31 Juli 2015 pukul 13.00 (ba'da Jum'at) di Halaman Gedung Sate Bandung kemudian dilanjutkan Long March ke Gedung Merdeka Asia Afrika.


Kami mengundang para Muballigh dan Tokoh Masyarakat Jabar diantaranya:

KH. Muhammad Al Khathtath (Sekjen FUI),

KH. Abdul Qohar Al Qudsi, LC (Ketua DPD FPI Jabar),

H.M. Rizal Fadhilah, SH (Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jabar/Tim Advokasi Muslim),

Ir. H. Zulkarnaen (Ketua Dewan Masjid Indonesia Jabar),

DR. H. Abdul Khoer, SH MH MM (bidang Hukum MUI Pusat),

Drs. KH. Iyus Khoirunnas (Dewan Syuro FUI Bogor Raya),

Prof. DR. H. Salim Bajri (Ketua FUI Cirebon),

KH. Ma'sum A. Hasan (sesepuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Utsmaniyah Cikole Ciamis),

DR. H. Jaja Djahari, M.Pd (Ketua Badan Koordinasi Umat Islam Jabar/BKUI Jabar),

DR. H. Nandang Koswara, M.Pd (Dewan Wilayah Syarikat Islam/SI Jabar),

KH. Bahrul Hayat, MA (Ketua Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia/DDII Jabar),

Habib Zaki Al Idrus (Padalarang Bandung Barat),

Ustadz H. Ahmad Iman (Ketua Forkammi Bogor),

Ustadz Ruston Nawawi, S.Pd (Sekretaris FUI Jati Sampurna Bekasi),

H. Dadang Sumpena (Ketua Umum Barisan Kebangkitan Nasional/BARKIN),

Ustadz H. Alimuddin (Ketua Forum Silaturrahmi Umat Islam/FSUI Bandung Kulon).


Serta masih bnyk ulama, tokoh masyarakat, pimpinan Ormas dan aktifis Pergerakan yg kami undang (sedang proses lobi). In shaa Allah akan Hadir juga Para Pendekar Paguron Silat Gajah Putih Ruyung Kawung dan Paguron lainnya.


Atas perhatian dan kehadiran tepat pada waktunya kami sampaikan Jazakumulloh khoiron katsiro.


وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


‪#‎al‬ Faqir Asep Syarifudin (Koordinator Aliansi Pergerakan Islam/API Jabar)


catatan:

Bagi peserta aksi perwakilan dari organisasi atau pergerakan dihimbau agar mengenakan seragam dan atau mengenakan atribut organisasinya. Bila tdk memungkinkan, bagi IKHWAN dihimbau mengenakan pakaian putih, begitu pun bagi masyarakat umum dihimbau mengenakan pakaian putih. Bagi AKHWAT agar tdk megenakan pakaian yg warnanya "mencolok".

Dihimbau untuk membawa bendera dan atau panji organisasi/pergerakan sebanyak-banyaknya.

Setiap ormas/pergerakan/paguyuban/perkumpulan/DKM/Majlis Ta'lim di perbolehkan apabila akan membawa spanduk/baligho yg isinya (substansinya) umpama: mengecam/mengutuk keras atas pembakaran masjid di Tolikara Papua atau Tuntutan: agar aparat penegak hukum menangkap semua pelaku pembakaran masjid (operator dan aktor intelektualnya) serta menghukum dg seberat-beratnya (tidak diskriminasi).

Untuk menghindari munculnya "selebaran yg tdk bertanggung jawab" dan agar tidak bias opini aksi, mohon maaf kpd elemen aksi agat tdk menyebarkan pernyataan sikap tertulis (selebaran dikertas). Pernyataan sikap tertulis hny di keluarkan oleh Aliansi Pergerakan Islam (API) Jabar berdasarkan saran dan masukan tokoh dan pimpinan elemen aksi.

Untuk memudahkan koordinasi dan mobilisasi, Peserta aksi dihimbau sholat Jum'at atau sholat Zhuhur di PUSDAI Jabar Jl. Diponegoro atau di Masjid Istiqomah Jl. Citarum atau di Masjid Salman ITB Jl. Taman Sari atau di Masjid

Al Jihad UNPAD Jl. Dipatiukur.


Informasi :

Aminurasid 089618454560,

A. Dinar 08782230429


Mohon disebarkan,syukron...

Minggu, 26 Juli 2015

POSKO TOLERANSI FPI

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Melihat perilaku Komnas HAM yang selalu membela kepentingan Kafir dan senantiasa merugikan umat Islam.

Memperhatikan Visi Misi Komnas HAM yang berpijak atas dasar persepsi HAM Barat yang bertentangan dengan Syariat Islam.

Menimbang tentang perlunya perlindungan dan pembelaan terhadap umat Islam yang dizalimi di wilayah minoritas muslim.

Maka tidak bisa tidak, FPI wajib segera membuka POSKO TOLERANSI secara Nasional yang bertugas menerima dan menindak-lanjuti laporan Umat Islam yang mengalami perlakuan Intoleransi dan Diskriminasi serta Intimidasi di seluruh wilayah Indonesia.

Insya Allah, secepatnya POSKO TOLERANSI FPI akan terbentuk dengan kelengkapan pengurus yang siap terjun ke medan konflik, sehingga menjadi solusi untuk mengurai problem umat Islam di wilayah minoritas muslim.

AYO LAWAN ... !!!

Umat Islam harus berani melawan segala bentuk Intoleransi, Diskriminasi dan Intimidasi terhadap mereka di wilayah minoritas muslim. Salah satunya adalah dengan cara melalui Advokasi dan Litigasi.

Karenanya, sekarang sudah saatnya umat Islam menginventarisir segala bentuk pelanggaran terhadap Hak Asasi Muslim di Daerah Mayoritas Non Muslim, lalu ke depan melaporkannya ke POSKO TOLERANSI FPI untuk ditindak-lanjuti hingga tuntas.

Hal-hal yang perlu dilaporkan, antara lain :

1. Semua peraturan di Daerah Mayoritas Non Muslim yang melarang umat Islam menjalankan ibadah dan syariatnya.

2. Semua perlakuan di Daerah Mayoritas Non Muslim yang mempersulit umat Islam dalam pengurusan apa saja terkait ibadah mau pun hajat hidupnya.

3. Semua tindakan aparat mau pun warga di Daerah Mayoritas Non Muslim yang mengganggu umat Islam atau menodai ajaran Islam.

4. Semua kejadian dan peristiwa di Daerah Mayoritas Non Muslim yang merugikan umat Islam mau pun ajaran agamanya.

5. Semua aturan dan tindakan serta kejadian yang menyuburkan Intoleransi dan Diskriminasi serta Intimidasi terhadap umat Islam di Daerah Mayoritas Non Muslim, sekecil apa pun.

AYO LAPORKAN !

Bagi umat Islam yang hendak melapor ke POSKO TOLERANSI FPI agar melengkapi Data dan Dokumen serta Foto yang memperkuat laporannya, agar secara hukum memenuhi syarat untuk diproses.

Insya Allah, dalam waktu dekat akan ada pengumuman pembentukan POSKO TOLERANSI FPI lengkap dengan Struktur dan Programnya dari Pusat hingga Daerah.

Mohon Doa Restu dan Dukungannya ...

Wallaahul Musta'aan

TOLERANSI

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Siapa yang membaca artikel ini, sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu membaca TIGA ARTIKEL sebelumnya pada tanggal 12 s/d 14 Jan 2015, yaitu : Pertama tentang ISLAM, dan kedua tentang KAFIR, serta ketiga tentang KLASIFIKASI KAFIR. Sebab artikel ini dan ketiga artikel tersebut saling berkaitan, sehingga membacanya secara utuh akan memberi pemahaman yang komprehensif.

NABI PEMBAWA DAN PENEBAR RAHMAT

Dalam QS.21.Al-Anbiya : 107, Allah SWT menyatakan kepada Nabi Muhammad SAW :

ومآأرسلناك إلا رحمة للعالمين

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) RAHMAT bagi semesta alam".

Rasulullah SAW adalah RAHMAT dari Allah SWT bagi Semesta Alam yang meliputi alam Manusia, Malaikat, Jin, Hewan dan Tumbuhan , serta seluruh isi Langit dan Bumi.

Karenanya, jika Syariat Nabi Muhammad SAW dilaksanakan dengan baik dan diterapkan sebagaimana mestinya, maka jangankan manusia, bahkan hewan dan tumbuhan pun tak akan pernah terzalimi.

ISLAM AGAMA KEDAMAIAN

Islam adalah agama Cinta dan Kasih Sayang. Ajaran Islam sangat mendorong upaya penciptaan
kedamaian dan keamanan serta kenyamanan hidup bagi seluruh umat manusia.

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari hadits ke-2.966 dan Shahih Muslim hadits ke-3.276, yang bersumber dari Abdullah b Abi Aufa RA, bahwasanya Rasulullah SAW di tengah istirahat dalam perjalanan pulang dari suatu Misi Jihad, berceramah di hadapan para Shahabatnya, rodhiyallaahu 'anhum :

"يا أيها الناس لاتتمنوا لقاء العدو ، واسألوا الله العافية . فإذا لقيتموهم فاصبروا ، واعلموا أن الجنة تحت ظلال السيوف ".

"Wahai manusia, janganlah engkau berangan-angan bertemu musuh, tapi mohonlah kepada Allah ketenangan / keselamatan. Namun jika kamu terlanjur bertemu mereka (musuh), maka sabarlah (tegar pantang mundur). Dan ketahuilah bahwasanya Surga itu ada di bawah kilatan pedang."

Dari HADITS SHAHIH di atas sangat jelas sekali bahwasanya Rasulullah SAW mengajarkan :  Jangan ciptakan perang, tapi ciptakan tenang. Jangan cari lawan, tapi cari kawan. Jangan buat kerusuhan, tapi buatlah kedamaian. KECUALI,  jika musuh tidak dicari tapi datang sendiri, dan musuh tidak diundang tapi datang menyerang, maka umat Islam wajib melawan dan haram melarikan diri. Dan sesungguhnya Surga menanti mereka yang dengan sabar dan tegar membela agama Islam secara ikhlas karena Allah SWT.

Karenanya, umat beragama apa pun bisa hidup aman dan nyaman di tengah umat Islam, selama mereka jadi warga yang baik dan tidak mengganggu umat Islam.

HUBUNGAN ANTAR MANUSIA

Dalam QS.49.Al-Hujuraat : 13, Allah SWT berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Dengan ayat ini jelas bahwa Islam menganjurkan agar umat manusia dari segala suku dan bangsa agar saling mengenal, bukan saling bermusuhan. Namun pada saat yang sama Islam tetap mengingatkan bahwasanya manusia termulia di sisi Allah SWT adalah yang paling bertaqwa.

0 PILAR TOLERANSI

Dan dalam rangka menjaga keharmonisan hubungan antar umat manusia, apa pun agamanya, maka Islam telah meletakkan tidak kurang dari 10 (sepuluh) PILAR TOLERANSI, yaitu sebagai berikut :

1. Tidak boleh ada pencampur-adukkan agama Islam dengan agama apa pun.

2. Tidak boleh ada paksaan terhadap siapa pun  untuk masuk ke dalam agama Islam.

3. Kewajiban DA'WAH dengan Hikmah dan Mau'izhoh Hasanah serta Dialog dengan cara terbaik, tanpa melupakan kewajiban HISBAH dengan tegas dan JIHAD dengan keras sesuai aturan Syariat Islam.

4. Tidak ada larangan berbuat baik dan bersikap adil kepada umat agama lain.

5. Tidak ada larangan bermu'amalah dalam urusan sosial ekonomi kemasyarakatan
dengan orang di luar Islam.

6. Tidak ada larangan memanfaatkan tenaga non muslim untuk kemaslahatan umat Islam.

7. Kewajiban Penegakan Keadilan untuk semua umat manusia.

8. Larangan berbuat Zhalim terhadap Manusia mau pun Hewan dan Tumbuhan.

9.Larangan mencaci maki dan mencerca serta menghina dan menodai suatu agama, termasuk mengganggu atau menghalangi ibadah suatu umat beragama.

10. Kewajiban Penegakan Akhlaq Karimah sekali pun dalam situasi perang melawan Kafir.

Siapa yang ingin menyimak lebih dalam tiap-tiap pilar di atas lengkap dengan Dalil dan penjelasannya, silakan baca Buku penulis yang berjudul "Wawasan Kebangsaan - Menuju NKRI Bersyariah" Bab Kesatu Pasal TOLERANSI halaman 75 - 89 terbitan SUARA ISLAM.

BATASAN TOLERANSI

Di samping kita perlu mengenal dan memahami 10 (sepuluh) Pilar Toleransi, maka kita harus juga menyoroti Batasan Toleransi yang tidak boleh dilanggar oleh setiap muslim, yaitu :

A. Jangan campur aduk Ibadah / Aqidah, antara lain :

    1. Jangan sekali-kali mengatakan semua agama sama dan benar.

    2. Jangan sekali-kali memuji atau membela kesesatan agama di luar Islam.

    3. Jangan masuk ke rumah ibadah agama lain untuk ikut kegiatan keagamaannya.

   4. Jangan ikut merayakan Hari Raya agama lain, walau pun hanya sekedar mengucapkan selamat.

    5. Jangan gelar Doa Bersama dengan Kafir, sehingga muslim mengaminkan Doa Kafir kepada Tuhannya.
 
B. Jangan campur aduk Syariah / Hukum, antara lain :

    1. Jangan melakukan perkawinan Islam dengan Kafir.

    2. Jangan ada saling mewarisi antara Muslim dan Kafir.

    3. Jangan jadikan Kafir sebagai Pemimpin bagi umat Islam di negeri-negeri muslim.

    4. Jika bermu'amalah dengan Kafir, maka jangan sekali-kali terlibat dengan Riba atau hal lain yang diharamkan dalam Syariat Islam.

     5. Jangan sekali-kali membantu orang Kafir untuk menzholimi Muslim dengan alasan apa pun.

Dengan demikian, Toleransi dalam ajaran Islam ada batasan yang tidak boleh dilanggar, sehingga tidak kebablasan.

Ayo ... , kita bangun Toleransi yang Syar'i !

Allahu Akbar ... Allahu Akbar ... Allahu Akbar ... !!!

KH. FACHRU : 9500 LASKAR FPI BANTEN MENUNGGU INTRUKSI SIAP DIKIRIM KE TOLIKARA.

Ketua Tanfidzi DPD FPI Banten menyerukan kepada seluruh umat Islam terlebih anggota Laskar FPI, agar tetap menjaga persatuan dan keutuhan NKRI.

Anggota FPI diharapkan jangan melakukan aksi anarkis dalam menyingkapi insiden Tolikara Papua dan menunggu intruksi dari pimpinan sebelum bergerak.

"Kami sudah menghimbau kepada seluruh laskar FPI Banten untuk tidak boleh melakukan aksi apapun yang dapat memperkeruh keadaan. Apabila ada yang melakukan aksi diluar intruksi, maka mereka disebut pengkhianat. Kami juga mengajak semua umat Islam untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Ketua DPD FPI Banten, KH. Muhamad Fachrurozi saat menerima kunjungan Kapolda Banten Irjen Pol Boy Rafli Amar di Ponpes Al-Futuhiyah.

Namun, Kiyai Fachru menambahkan telah menyiapkan sebanyak 9.500 anggota Laskar FPI Banten yang tersebar di 155 kecamatan untuk diberangkatkan ke bumi cendrawasih sebagai wujud keprihatinan atas tragedi pembakaran Masjid di Tolikara sewaktu pelaksanaan Sholat Idul Fitri beberapa hari lalu.

"Kami sudah menyiapkan pasukan jihadi dan tinggal menunggu instruksi dari pimpinan. Kami siap diberangkatkan ke tanah Papua, bentuk solidaritas kepada umat muslim atas insiden Tolikara beberapa hari lalu," tutur Kiyai Fachru.

Kiyai Fachru pun mendesak aparat penegak hukum dan pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan Tolikara secara adil yang salah harus dihukum dengan tegas dan yang terzolimi harus dilindungi.

Karena jika tidak diselesaikan, dikhawatirkan akan membuat 'Tolikara Effect' yang lebih besar lagi, aparat jangan cuma tegas terhadap umat islam yang melakukan kesalahan tapi aparat juga harus berani menindak jika ada umat lain melakukan kesalahan.

"Aparat dan pemerintah harus segera mengambil tindakan tegas kepada pelaku pembakaran Masjid di Tolikara Papua untuk diadili seberat-beratnya," tegasnya.

Jumat, 24 Juli 2015

Hidayat Nurwahid : Ada apa dengan Banyaknya Bendera Israel di Tolikara?

Jakarta (SI Online) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, dalam menangani masalah di Tolikara secara prinsip berbasis pada terciptanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebab keutuhan NKRI harus dipertahankan.

"Masalah Papua ini sangat rentan dijadikan sarana oleh pihak asing untuk mengeluarkan Papua dari Indonesia, termasuk insiden Tolikara ini," katanya saat menghadiri acara konferensi pers Komite Umat untuk Tolikara (Komat) di Jakarta, Kamis, (23/7).

Apalagi, lanjut dia, di Tolikara terdapat banyak sekali bendera Israel yang bertebaran. "Di Jakarta saja tak nampak bendera Israel, tapi di Tolikara banyak sekali bendera Israel, ada apa dengan banyaknya bendera Israel di sana?" kata politikus PKS itu.

Pihaknya, terang Hidayat, mendukung TNI, Polri, pemerintah Indonesia untuk memastikan kedaulatan RI dan mengkokohkan NKRI. "Kami siap membangun Tolikara dan Papua secara umum, menjaga kehidupan umat beragama."

Saat ini, lanjut dia, Badan Intelijen Negara (BIN), TNI, dan Polri akan menindaklanjuti penyelidikan di sana. Sebab NKRI harga mati yang wajib dipertahankan keutuhannya.

Kabupaten Tolikara merupakan bagian dari Provinsi Papua dengan luas sekitar 5.234 km2. Tolikara yang diapit Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Jawawijaya Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Jayawijaya merupakan kabupaten baru hasil pemekaran pasca hadirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus.

Kabupaten Tolikara yang beribukota di Karubaga terbagi dalam 514 Desa dan 35 Kecamatan. Komoditi unggulan Kabupaten Tolikara yaitu sektor pertanian dan jasa. Sub sektor Pertanian komoditi yang diunggulkan berupa jagung dan ubi kayu.

Yang menarik, meski merupakan tempat terpencil dan akses masih sulit, beberapa pihak mengatakan, pesawat milik orang asing bisa datang dan pergi seenaknya.

Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di wilayah ini tersedia satu bandar udara, yaitu Bandara Bokondini. Namun, seperti dilaporkan Hidayatullah.com, banyak bandara khusus orang asing yang hilir mudik tidak bisa terpantau.

“Di sini banyak pesawat asing datang dan pergi tidak terpantau. Karena aparat di sini sedikit,” katanya.

Yang tidak kalah menarik, banyak bendera-bendera Israel jadi pajangan warga. Seperti dilaporkan Hidayatullah.com, mudah dijumpai kios-kios warga dihias mengikuti bendera Israel biru-putih bergambar Bintang David.

Pada Senin (21/07/2015) masyarakat luar Tolikara mengikuti arak-arakan penutupan kegiatan seminar dan KKR Pemuda GIDI tingkat internasional yang diselenggarakan sejak tanggal 13 Juli 2015. Diperkirakan sekitar 7000 orang mengikuti arak-arakan, dan sebagian banyak mengibarkan bendera Israel. Sementara itu, banyak warga lokal sendiri masih kurang memahami arti bendera-bendera Israel itu.

Kamis, 23 Juli 2015

GIDI Diback-up OPM Dan Israel

Hingga hari ini, GIDI terus berkelit untuk lepas dari tanggung-jawab atas TRAGEDI TOLIKARA.

Di awal mereka berkelit bahwa Surat Edaran GIDI tertanggal 11 Juli 2015 tentang Pelarangan Jilbab dan Shalat Idul Fithri adalah tidak valid alias PALSU.

Kemudian ketika validitas Surat Edaran GIDI terbukti, mereka pun berkelit bahwa Surat Edaran tersebut TIDAK RESMI.

Lalu saat mereka tidak bisa lari dari FAKTA keresmian surat yang di buat di atas Kop Surat Resmi GIDI dan ditanda-tangani Pimpinan GIDI lengkap dengan stempelnya, maka mereka berkelit lagi bahwa Surat Edaran tersebut sudah DIBATALKAN.

Selanjutnya, tatkala ditanyakan tentang tak adanya satu instansi pun yang menerima Surat Pembatalan GIDI, kali ini mereka berkelit bahwa Surat Pembatalannya BELUM SEMPAT DIKIRIM.

Akhirnya, setelah tidak lagi dapat berkelit baru MINTA MAAF, itu pun atas pembakaran Kios, bukan pembakaran Masjid, dengan tetap membela para perusuh dan melemparkan kesalahan kepada polisi dan militer serta pemerintah.

Luar Biasa, GIDI menganggap semua bangsa Indonesia GOBLOK, sehingga mudah DIBODOHI oleh Kelit Lidah Busuk mereka. Dasar cecunguk licik dan culas serta tidak punya malu ...!!!

Namun demikian, Pasca peristiwa Tolikara - Papua, satu per satu rahasia GIDI terbongkar. Mulai dari pelarangan Jilbab dan Shalat Idul Fithri, serta pelarangan Speaker dan Plank Nama Masjid mau pun Musholla, hingga kerjasama GIDI dengan ISRAEL dan keterlibatannya dengan OPM (Organisasi Papua Merdeka).

GIDI DIRIKAN NEGARA DALAM NEGARA

Pelarangan Jilbab dan Shalat Idul Fithri, serta Pelarangan penggunaan Speaker dan Plank Nama Masjid mau pun Musholla di seluruh Kabupaten Tolikara - Papua, bukan berasal dari SK Kepala Daerah atau pun Perda yang dikeluarkan DPRD setempat, bukan pula aturan keamanan dari TNI ataunpun POLRI, akan tetapi hanya berupa SURAT EDARAN GEREJA atas nama GIDI (Gereja Injili Di Indonesia).

Dan pihak GIDI pun langsung mengontrol penerapan Surat Edaran yang mereka terbitkan, serta mengerahkan Pemuda Kristen Radikal untuk menggebuk siapa saja yang tidak mematuhinya, sebagaimana yang terjadi pada Hari Raya Idul Fithri tanggal 17 Juli 2015 di Tolikara.

Dengan demikian, GIDI telah menjadikan GEREJA sebagai Legislatif yang membuat peraturan, sekaligus sebagai Eksekutif yang melaksanakan peraturan tersebut, dan juga sebagai Yudikatif yang menghakimi para pelanggar peraturannya.

Dengan kata lain, bahwa GIDI telah mendirikan NEGARA DALAM NEGARA.

Lihat Surat Edaran GIDI: http://goo.gl/MwAZMf

KERJASAMA GIDI - ISRAEL

Indonesia sejak dulu hingga kini tidak pernah mengakui ISRAEL sebagai Negara, karena sesuai amanat Konstitusi yaitu Pembukaan UUD 1945 bahwa penjajahan di atas muka Bumi harus dihapuskan, dan ISRAEL adalah penjajah dan perampas Bumi Palestina.

Karenanya, tidak boleh ada komponen bangsa Indonesia yang menjalin hubungan apa pun dengan ISRAEL, termasuk organisasi keagamaan apa pun.

Dengan demikian, GIDI tidak lagi menghargai Konstitusi Negara RI, bahkan telah secara sengaja menantang dan menentang Konstitusi dengan menjadi kepanjangan-tangan Israel di Bumi Indonesia.

Dengan kata lain, GIDI adalah PENGKHIANAT Bangsa dan Negara Indonesia. Lihat Surat Kerjasama GIDI – ISRAEL : https://goo.gl/photos/gVdoQE329DvzGWwd6

Sebagai catatan khusus, bahwa di Papua, khususnya Tolikara, ditemukan Lambang ISRAEL bertebaran dimana-mana. Ada apa ???!!!

GIDI SARANG OPM

Dalam siaran pers tertulis yang disebar luaskan oleh Benny Wenda atas nama Pemimpin Kemerdekaan Papua Barat (Spokesperson of the United Liberation Movement for West Papua / ULMWP) yang berkantor di Oxford - Inggris dengan perlindungan Kerajaan Inggris, terkait peristiwa Tolikara menyatakan :

“Di Papua Barat polisi dan militer Indonesia tidak dikirim untuk melindungi kita tapi untuk membunuh kami.”

Dalam Siaran Pers tersebut, ULMWP yang dikenal dengan sebutan OPM (Organisasi Papua Merdeka) menyebutkan :

1. Bahwa peristiwa Tolikara hanya rekayasa polisi dan militer serta pemerintah Indonesia.

2. Bahwa polisi dan militer serta pemerintah Indonesia telah merampas dan menjajah Papua.

3. Bahwa polisi dan militer serta pemerintah Indonesia sedang menjalankan proyek Genosida untuk menghabisi Bangsa Papua.

4. Bahwa polisi dan militer serta pemerintah Indonesia selalu menciptakan Konflik Agama di Papua untuk memecah belah dan mengadu domba Bangsa Papua.

5. Bahwa perjuangan memerdekakan Papua akan terus berlanjut, karena Indonesia adalah masalah, sedang Papua Merdeka adalah solusinya.

Substansi pernyataan OPM tersebut sama percis dengan isi pernyataan GIDI pasca kejadian, yaitu "melimpahkan kesalahan kepada polisi dan militer serta pemerintah" untuk mencari perhatian internasional.

Pernyataan Resmi OPM : http://goo.gl/5r6Bg7
Pernyataan Resmi GIDI : http://goo.gl/1wsYMk

ISTANA dan TOLIKARA

Pada awal kejadian, Prediden RI, Joko Widodo, hanya menyatakan "menyesal" atas peristiwa Tolikara, tidak lebih.

Namun, setelah masalahnya menjadi issue nasional, baru Jokowi menegaskan pentingnya Penegakan Hukum dan memerintahkan pembangunan kembali Masjid dan Kios yang dibakar, sebagaimana disiarkan secara luas oleh berbagai Media Cetak mau pun Elektronik.

Sedang Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, seenaknya menyatakan gara-gara Speaker, sehingga ia patut dipanggil "Mr. Speaker". Lihat Pernyataan JK di Media : http://goo.gl/4T5y6J

Dan Kepala Staff Istana Kepresidenan yang diberi wewenang besar oleh Presiden RI, Luhut Panjaitan, yang beragama Kristen, pada hari Selasa 21 Juli 2015, ngotot menyatakan bahwa peristiwa Tolikara hanya sebuah kasus biasa, bukan konflik agama. Baca Beritanya : http://goo.gl/GKFD8h

TRAGEDI KONFLIK AGAMA

FPI melihat dan menilai bahwasanya peristiwa Tolikara - Papua bukan sebuah "KASUS" biasa, tapi suatu "TRAGEDI" yang merupakan "KONFLIK AGAMA" dan sekaligus menodai dan mencederai RAKYAT, BANGSA dan NEGARA, sehingga wajib ditangani dengan EKSTRA SERIUS secara KOMPREHENSIF hingga tuntas.

Kini, FPI sedang menunggu dan melihat serta akan mencermati PROPOSAL PERDAMAIAN macam apa yang disiapkan pemerintah untuk Tolikara.

Yang jelas, FPI akan menolak keras jika yang diajukan berupa PROPOSAL PEMUTIHAN ala MR. SPEAKER dengan tetap memelihara INTOLERANSI dan DISKRIMINASI terhadap umat Islam.

Dan FPI tetap menuntut penuntasan PROSES HUKUM terhadap para perusuh liar yang biadab. Kita lihat saja esok. Insya Allah.

SERUAN FPI

Ayo ..., bersihkan Bumi CENDRAWASIH dari DISKRIMINASI dan INTOLERANSI ... !

Ayo ..., bersihkan Bumi NUU-WAAR dari SEPARATIS KRISTEN RADIKAL LIAR ... !!

Ayo ..., jadikan selalu Bumi IRIAN sebagai Pulau NKRI yang TOLERAN ... !!!

Allaahu Akbar ... !!!!

Perdamaian Tolikara

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Berbagai Media Cetak dan Elektronik dengan gegap gempita dan penuh semangat berlomba-lomba memberitakan "Perdamaian Tolikara", seolah masalah telah selesai.

Kentara sekali, semua Media Liberal ingin segera menutup berita INTOLERANSI KRISTEN RADIKAL di Papua. Padahal, ketika awal kejadian semua bungkam seribu bahasa untuk menyembunyikan kebiadaban KRISTEN RADIKAL.

PROPOSAL PERDAMAIAN

Hingga saat ini, walau pun secara "seremonial" telah dilaksanakan "perdamaian" di Tolikara - Papua, namun isi proposal perdamaian tersebut masih TIDAK JELAS.

Perdamaian Tolikara harus komprehensif yaitu mencakup perdamaian dalam semua aspek kehidupan beragama dan bermasyarakat di SELURUH PAPUA, antara lain :

1. Tidak boleh lagi ada Larangan Jilbab bagi Muslimah, sebagaimana umat Kristen di wilayah mayoritas Islam tidak pernah dilarang memakai atribut kekristenan seperti Salib dan lainnya.

2. Tidak boleh lagi ada Larangan Ibadah umat Islam, sebagaimana umat Kristen di wilayah mayoritas Islam tidak pernah dilarang Kebaktian dan Natalan serta aneka ritual lainnya.

3. Tidak boleh lagi ada Larangan Penggunaan Speaker di DALAM MASJID, sebagaimana Gereja di wilayah mayoritas Islam tidak pernah dilarang memakai Speaker di DALAM GEREJA, walau suara lonceng, piano dan gitar serta kuur paduan Suara Gereja sering terdengar keras hingga keluar Gereja.

4. Tidak boleh lagi ada Larangan Pemasangan Plank Nama Masjid dan Musholla serta Madrasah, sebagaimana umat Kristen di wilayah mayoritas Islam tidak pernah dilarang memasang Plank Nama Gereja dan Sekolah Kristen, serta Lambang Salib dan Patung Yesus mau pun Bunda Maria.

5. Tidak boleh lagi ada pagelaran acara Keagamaan Kristen yang mengganggu pelaksanaan ibadah umat Islam di Masjid mau pun Musholla di Hari Besar umat Islam, seperti saat pelaksanaan Shalat Jum'at dan Shalat Hari Raya, sebagaimana umat Islam di wilayahnya sendiri pun tidak pernah menggelar Tabligh Akbar atau Majelis Dzikir di depan Gereja saat ada Kebaktian atau Natalan.

Intinya, tidak boleh lagi ada INTOLERANSI dan DISKRIMINASI serta INTIMIDASI terhadap umat Islam dalam bentuk apa pun, sebagaimana umat Kristen di wilayah mayoritas Islam bisa hidup tenang TANPA PENINDASAN.

Jika kelima perkara di atas tidak dituangkan dalam Proposal Perdamaian Tolikara, maka itu sama saja dengan PEMBODOHAN dan PENIPUAN serta PENGKHIANATAN terhadap unat Islam, sehingga WAJIB DITOLAK.

DAMAI BUKAN PEMUTIHAN

Proposal Perdamaian Tolikara tidak boleh menjadi PEMUTIHAN bagi Para Perusuh dari kalangan Kristen Radikal, sehingga Perdamaian tersebut tetap harus menjamin :

1. Penuntasan PROSES HUKUM terhadap SEMUA Perusuh.

2. Penangkapan Pdt.Marthen Jingga dan Pdt.Navus Wenda yang telah menanda-tangani Surat Edaran Pelarangan Jilbab dan Shalat Idul Fithri tertanggal 11 Juli 2015.

3. Pengembalian 243 Pengungsi yang 100 di antaranya adalah BALITA, ke rumah mereka dengan aman dan nyaman, serta harus ada GANTI RUGI bagi semua korban yang terluka atau kehilangan harta benda.

4. Pembangunan kembali Masjid dan Kios serta Rumah umat Islam yang menurut Data Terakhir ada 49 Kios dan beberapa Rumah muslim yang terbakar,

5. Keamanan penggunaan semua Masjid dan Musholla se Papua, khususnya Penggunaan kembali Masjid Baitul Muttaqin Tolikara yang memang sudah ada sejak tahun 1945, sehingga sudah seusia dengan Kemerdekaan Indonesia dan sudah sepatutnya dijadikan sebagai MASJID RAYA TOLIKARA.

Jika tidak ada jaminan untuk kelima perkara tersebut, maka sama sekali tidak ada makna bagi Perdamaian tersebut, sehingga umat Islam TIDAK BOLEH menerimanya.

ANDAIKAN FPI ... ???

Sekedar pertanyaan ingin tahu : Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh Pemerintah RI dan segenap Media Liberal, serta semua LSM Komprador dan Lembaga HAM dalam mau pun luar negeri, ANDAIKAN FPI menerbitkan Surat Edaran Resmi ditanda-tangani Ketum dan Sekumnya yang berisikan "Peraturan Wilayah Mayoritas Muslim", dengan rincian aturan sebagai berikut :

1. Tidak boleh ada umat Kristen yang memakai atribut kekristenan seperti Salib dan lainnya.

2. Tidak boleh ada  Kebaktian dan Natalan serta aneka ritual Kristen lainnya.

3. Tidak boleh ada speaker, lonceng, piano, gitar dan paduan suara serta pidato di DALAM GEREJA.

4. Tidak boleh ada Pemasangan Plank Nama Gereja dan Nama Sekolah Kristen, serta Pemasangan Lambang Salib dan Patung Yesus mau pun Bunda Maria.

5. Tidak boleh ada pagelaran acara Keagamaan Kristen dalam bentuk apa pun, karena umat Islam diserukan untuk menggelar Tabligh Akbar atau Majelis Dzikir di depan Gereja setiap ada Kebaktian atau Natalan.

INTINYA :  Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh Pemerintah RI dan segenap Media Liberal, serta semua LSM Komprador dan Lembaga HAM dalam mau pun luar negeri, ANDAIKAN FPI menyerukan umat Islam di seluruh Tanah Air agar  menumbuh-suburkan sikap INTOLERANSI dan DISKRIMINASI serta INTIMIDASI terhadap umat Kristen dimana pun mereka berada ... ???!!!

MEMBONGKAR KEDOK USTADZ GADUNGAN PENGHUJAT ISLAM

Membongkar Kedok Dajjal Abu Janda Al-Boliwudi #1

Akhir-akhir ini, umat Islam dibuat resah dengan sebuah Fanspage bernama Ustad Abu Janda Al-Boliwudi. Sebab, Umat Islam sadar betul bahwa setiap postingan FP tersebut selalu menyudutkan ajaran Islam, Sara, Rasis terhadap Arab, anti terhadap perjuangan Islam, serta rujukannya akal dan Hawa nafsu bukan Al-Qur'an dan Sunnah.

Telah sama kita ketahui, orang dibalik Dajjal Abu Janda ini adalah Permadi Arya alias Ostuf Permadi.
Permadi Arya merupakan kolektor benda-benda rongsokan bekas perang dunia ke 2 dan dia menjadi ketua dalam sebuah klub dengan anggota yang mempunyai hobi yang sama dengan Permadi.

Kecintaan pada benda-benda bekas Perang dunia ke-2 terutama terhadap benda yang berbau NAZI sangat berlebihan, bahkan untuk sebuah helm dia rela merogoh kocek hingga puluhan juta rupiah. Belum lagi untuk seragam, medali, dan lain-lain. Disinyalir ratusan juta hingga milyaran dihamburkannya untuk membeli barang rongsokan bekas tentara kafir yang tidak ada manfaatnya tersebut.

Islam Melarang Menghambur-hamburkan harta.
Allah Ta’ala telah berfirman,

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’: 26-27).

Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar.”

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Allah ingin membuat manusia menjauhi sikap boros dengan mengatakan: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. Dikatakan demikian karena orang yang bersikap boros menyerupai setan dalam hal ini.

Ibnu Katsir juga mengatakan, “Disebut saudara setan karena orang yang boros dan menghambur-hamburkan harta akan mengantarkan pada meninggalkan ketaatan pada Allah dan terjerumus dalam maksiat.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 8: 475)

Dalam tafsir Jalalain disebutkan bahwa orang yang boros, mereka telah mengikuti jalan setan sehingga disebut dalam ayat mereka adalah saudara setan. (Tafsir Al Jalalain, 294)

Maka, Bukanlah seorang Ustadz namanya jika dia hobi bermaksiat kepada Allah.
Bukan pula seorang Ustadz jika dia hanya mengambil rujukan dari media sepilis.
Bukan juga seorang Ustad jika dia gemar meniru-niru dan menyerupai orang-orang kafir.

Sebarkan, jangan sampai terkena Fitnah cucu Dajjal Abu Janda Al-Boliwudi.

Rabu, 22 Juli 2015

TEGAKKAN HUKUM ... !!!

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Peristiwa Idul Fithri Berdarah di Tolikara - Papua pada 17 Juli 2015 merupakan salah satu bentuk INTOLERANSI Kristen Radikal di Indonesia.

Umat Islam Indonesia di wilayah mayoritas Kristen sering mendapat perlakuan DISKRIMINATIF bahkan PENINDASAN dan PENZALIMAN.

Semua itu mengingatkan kita akan KEZALIMAN Kristen Radikal di Ambon dan Poso, termasuk di Sambas dan Sampit ketika kelompok Kristen Radikal berhasil menunggangi "sentimen kesukuan" dan mengadu domba anak bangsa.

CECUNGUK HAM

Saat umat Islam menjadi korban DISKRIMINASI dan INTOLERANSI, semua Media Liberal bungkam, begitu juga LSM-LSM Komprador dan para pegiat HAM nya pun ikut tiarap dan senyap.

Berbeda, jika ada "Gereja Liar" yang MELANGGAR HUKUM, lalu ditutup secara "prosedur" oleh umat Islam, apalagi jika ditutup "paksa", maka Media Liberal dan LSM Komprador serta KOMNAS HAM langsung secara spontan dan sporadis berlomba-lomba "cari muka" memberitakan dan membesar-besarkannya, seperti kasus Gereja Liar Ciketing - Bekasi dan Gereja Liar Yasmin - Bogor.

Bahkan mereka berlomba-lomba pula meng "internasionalisasi" kan kasusnya agar dapat pujian Badan Internasional, sekaligus agar dapat kucuran Dana Asing atas nama perjuangan HAM.

Pada situasi demikian, bisa dipastikan, mereka langsung "koor" menyanyikan lagu HAM sambil berteriak-teriak menuding umat Islam dengan aneka label, seperti Radikal, Ekstrim, Anarkis, Intoleran, Perusuh, Tidak Nasionalis, Non Pancasilais, Anti Dialog, Musuh NKRI, bahkan TERORIS.

Itulah para CECUNGUK HAM yang suka menjual diri kepada kepentingan asing hanya untuk mengisi perutnya dengan makanan dan minuman haram.

Sayyiduna Ali RA pernah mengatakan : "Barangsiapa yang hidupnya hanya memikirkan perutnya, maka harga dirinya sama dengan apa yang keluar dari perutnya."

MR. SPEAKER & PEMUTIHAN

Selama ini, dalam berbagai kasus pembantaian umat Islam yang dilakukan Gerombolan Kristen Radikal di Tanah Air, Pemerintah RI selalu lumpuh tak berdaya.

Buktinya, tak satu pun para pembantai umat Islam di Sambas, Sampit dan Ambon yang ditangkap dan diadili hingga kini. Padahal ribuan umat Islam telah dibantai secara BIADAB.

Di Poso, hanya Tibo dan dua kawannya yang ditangkap, diadili dan dihukum mati. Sementara 14 (empat belas) nama yang disebut dan diakui Tibo cs dalam persidangan sebagai pendana dan aktor intelektual pembantaian umat Islam di Poso hingga kini tak tersentuh.

Di antara yang disebut Tibo cs tersebut adalah Pdt. Damanik yang bercokol di Tentena - Poso. Pendeta Radikal ini diakui Tibo cs sebagai orang yang membaca doa dan merestui serta melepas secara ritual "Laskar Kristus" sesaat sebelum membantai umat Islam di Poso.

Anehnya, ketika JK ditugaskan oleh negara untuk mendamaikan Islam - Kristen di Ambon mau pun Poso melalui Perjanjian Malino I dan II, JK memaksakan PEMUTIHAN bagi para pembantai umat Islam di Ambon mau pun Poso, sehingga mereka tidak bisa dan tidak boleh lagi diproses secara hukum.

Namun, ketika ada kelompok umat Islam di Poso yang marah dan tidak terima PEMUTIHAN sepihak tersebut, lalu melakukan gerakan yang dinilai "melanggar hukum", langsung saja mereka divonis sebagai Teroris, dikejar dan ditangkap, bahkan ada yang ditembak di tempat, tanpa ada peringanan sanksi hukum apa pun, apalagi "pemutihan".

Dalam kasus Tolikara, belum apa-apa JK sudah menyalahkan umat Islam dan memfitnah mereka memakai SPEAKER yang menyebabkan kemarahan Kristen Radikal. Jangan-jangan saat ini, MR.SPEAKER ini sedang pasang kuda-kuda untuk kembali memakai jurus PEMUTIHAN bagi Kristen Radikal Tolikara.

SALUT UNTUK TNI DAN POLRI

Kesigapan dan ketegasan sikap TNI dan POLRI dalam memgatasi Peristiwa Tolikara patut diacungkan jempol, karena walau pun tidak berhasil mencegah pembakaran Masjid dan Kios umat Islam, akan tetapi telah berhasil mencegah KEBIADABAN Kristen Radikal Papua yang lebih besar.

Ditembaknya sejumlah pengacau merupakan bukti keseriusan TNI dan POLRI untuk meredam agar KEZALIMAN tidak meluas. Dan ditangkapnya sejumlah pentolan Gerombolan Kristen Radikal Tolikara juga membuktikan keseriusan aparat keamanan dalam menegakkan hukum.

Kedatangan Kapolri Jenderal Badruddin Haiti ke Lokasi kejadian di Tolikara menambah kuat keseriusan Polri untuk menghimpun fakta dan data yang lebih akurat, sehingga lebih menjamin penanganan hukum yang tepat.

FPI mengapresiasi langkah Kapolri dan komitmennya untuk menuntaskan kasus Tolikara secara cepat dan tepat berdasarkan prinsip penegakan supremasi hukum yang tanpa pandang bulu.

BITUNG MEMBARA

Selain Tolikara - Papua, yang juga perlu diwaspadai adalah Kota Bitung - Sulawesi. Pada tanggal 11 Juli 2015 terjadi peristiwa Pemasangan KEPALA BABI dan ISI PERUT BABI di Lokasi Pembangunan MASJID Kawasan Perumahan Air Hujan Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Berikut fotonya dalam link berikut:

https://goo.gl/86j4xS

Dan malam Takbiran Idul Fitri 1436 yang baru lalu kemarin, saat umat Islam melaksanakan Takbiran, mereka dilempari batu oleh Kelompok Pemuda Kristen Radikal Sulawesi yang menamakan dirinya BRIGADE MANGUNI.

Seorang Tokoh Pemuda Islam Bitung melakukan perlawanan, tapi justru kini Sang Tokoh yang mendekam di penjara dengan tuduhan melakukan pemukulan terhadap Pemuda Kristen Radikal dari BRIGADE MANGUNI, bahkan diarahkan kepada tuduhan TERORIS.

Padahal selama ini, Kota Bitung merupakan salah satu patron kota yang kental TOLERANSI antar umat beragamanya. Bahkan selama ini di Bitung, Pemuda Islam dan Pemuda Kristen Kota Bitung sering terlibat Kerja Bhakti bersama.

Namun, sejak kehadiran Gerombolan Pemuda Kristen Radikal BRIGADE MANGUNI, maka TOLERANSI Kota Bitung yang selama ini sangat harmonis mulai ternoda dan tercederai.

Inilah satu lagi bukti INTOLERANSI KRISTEN RADIKAL di Tanah Air Indonesia yang harus segera diatasi oleh para pemimpin agama mau pun pemerintahan di negeri ini. Tidak cukup hanya dengan kalimat "Kami sedih" atau "Kami Prihatin" atau pun "Kami Menyesalkan", tapi harus ada kebersamaan dalam Tindakan Nyata untuk : TEGAKKAN HUKUM ... !!!

Karenanya, masyarakat Bitung, apa pun suku dan agamanya, wajib bersatu menolak kehadiran BRIGADE MANGUNI dan harus menuntut pembubarannya, agar supaya keharmonisan TOLERANSI antar umat beragama di Kota Bitung tetap terjaga dan terpelihara.

SERUAN FPI

FPI menyerukan seluruh masyarakat agar memberi kesempatan kepada TNI dan POLRI untuk menuntaskan Kasus Tolikara mau pun Kasus Bitung. Dan FPI meminta masyarakat luas menahan diri dan mewaspadai provokasi adu domba antar umat beragama.

Selanjutnya, dalam rangka penegakan supremasi hukum di seluruh wilayah NKRI tanpa terkecuali, khususnya di PAPUA dan SULAWESI, maka FPI menyerukan :

1. Tuntaskan Kasus Tolikara dan Bitung secara KOMPREHENSIF agar tidak terulang peristiwa serupa di seluruh Papua mau pun Sulawesi, bahkan di seluruh Indonesia, sehingga tidak boleh lagi ada "Pemutihan" ala Mr. Speaker.

2. Bersihkan Bumi Papua mau pun Sulawesi dari segala peraturan DISKRIMINATIF dan INTOLERANSI terhadap umat Islam, apalagi peraturan GEREJA yang bertentangan dengan KONSTITUSI.

3. Tumpas Tuntas dan Basmi Habis seluruh Gerakan SEPARATIS di Papua yang sering menciptakan Konflik Suku mau pun Agama, dan sering membunuh aparat pemerintah mau pun warga sipil yang tidak bersalah.

Allaahu Akbar ... !!!

-------
ARTIKEL BISA JUGA DIBACA DI:
http://www.habibrizieq.com/2015/07/tegakkan-hukum.html

BACA ARTIKEL TERKAIT LAINNYA:

Kristen Radikal Papua Serang Umat Islam Saat Shalat Idul Fitri
http://www.habibrizieq.com/2015/07/kristen-radikal-papua-serang-umat-islam.html

JK Otak Dengkul ???
http://www.habibrizieq.com/2015/07/jk-otak-dengkul.html

GIDI Tidak Tahu Diri !!!
http://www.habibrizieq.com/2015/07/gidi-tidak-tahu-diri.html

Keprihatinan KH. Hasyim Muzadi
http://www.habibrizieq.com/2015/07/keprihatinan-kh-hasyim-muzadi.html

( Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab )