Sabtu, 29 Agustus 2015

Jangan Percaya Iblis Walau Berkata Manis

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Berbagai upaya dilakukan JIN (Jemaat Islam Nusantara) untuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka tidak sesat menyesatkan.

Mulai dari menciptakan Mata Kuliah ISLAM NUSANTARA di beberapa Perguruan Tinggi Negeri mau pun Swasta, hingga menggolkannya sebagai Tema Munas NU 2015.

Dalam OSPEK di UIN pada bulan Agustus 2015 ini pun, para Mahasiswa baru diminta membuat tulisan tentang "Islam Nusantara dalam perspektif Mahasiswa".

Kemenag RI juga ikut sibuk menggelontorkan Dana untuk mensosialisasikan Islam Nusantara, mulai dari pagelaran Seminar hingga Lomba Karya Tulis tentang Islam Nusantara.

Bahkan Presiden RI dan para Menterinya pun tidak ketinggalan ikut mendukung program Islam Nusantara.

DEFINISI ISLAM NUSANTARA

Di tingkat akar rumput masyarakat awam, ISLAM NUSANTARA disederhanakan dengan arti "Islam di Nusantara", sehingga hanya menunjukkan keberadaan Islam di wilayah Nusantara.

Dan di kalangan Santri, Pelajar dan Mahasiswa, ISLAM NUSANTARA disamakan dengan Kaidah Bahasa Arab terkait "Mudhoof dan Mudhoof ilaihi", sehingga artinya bisa menunjukkan "Islam bagian dari Nusantara yang majemuk" atau "Islam adalah milik Nusantara".

Sedang di kalangan Kyai, Ustadz dan Da'i, ISLAM NUSANTARA dimaknai sebagai "Islam yang Rahmatan Lil 'Aalamiin", sehingga menggambarkan ajaran Islam yang lembut dan santun serta sejuk.

Ada pun di kalangan Dosen, Cendikiawan dan Intelektual, ISLAM NUSANTARA didefinisikan sebagai Islam yang mengakui perbedaan, menghargai kemajemukan, menghormati keragaman, suka dialog dan humanis, sebagaimana adat dan tradisi ketimuran Nusantara yang terkenal dengan itu semua.

Propaganda terbarunya saat ini adalah bahwasanya ISLAM NUSANTARA lahir dari PESANTREN dan dirumuskan para KYAI ASWAJA sebagai warisan WALI SONGO.

Intinya, kalangan JIN mengkampanyekan bahwa ISLAM NUSANTARA hanya sebuah nama atau sebutan yang tidak ada masalah dengan aqidah dan syariah, sehingga bukan aliran baru yang sesat menyesatkan.

ADA UDANG DI BALIK BATU

ANDAIKATA benar makna ISLAM NUSANTARA seperti yang mereka sebutkan tadi, dan ANDAIKATA juga memang murni merupakan inspirasi para Kyai  yang baik nurani dan tulus hati di pesantren Aswaja, maka tentu istilah ISLAM NUSANTARA tidak akan dicurigai, dan tidak akan jadi masalah, serta juga tidak akan menimbulkan protes keras dari umat Islam terhadap istilah tersebut.

Namun faktanya, Kelompok yang paling getol mengkampanyekan ISLAM NUSANTARA adalah kalangan LIBERAL, dan pembelaan mereka terhadap ISLAM NUSANTARA justru dengan pola yang selama ini mereka mainkan, sehingga menimbulkan antipati umat Islam yang kemudian meyakini bahwa  di balik istilah tersebut "Ada Udang di balik Batu".

Kecurigaan tersebut bukan tidak berdasar, tapi sesuai fakta lapangan terkait Propaganda Liberal selama ini.

WASPADA TINGKAT TINGGI

Jadi, jika istilah ISLAM NUSANTARA keluar dari mulut Kyai Istiqomah yang dikenal lurus, tentu umat Islam akan percaya maksud dan tujuannya adalah baik.

Namun, jika istilah ISLAM NUSANTARA keluar dari mulut LIBERAL yang selama ini sering Korupsi Dalil dan Manipulasi Hujjah serta memutar balikkan Ayat dan Hadits, maka umat Islam  wajib waspada tingkat tinggi.

Maklum, jangan pernah percaya Iblis walau berkata manis. Karena Iblis tetap Iblis, walau berkata manis, tujuan utamanya tetap sesatkan umat manusia hingga habis.

Dan jangan sekali-kali percaya dengan Syetan, walau bicara tentang  Iman, Islam dan Ihsan. Karena Syetan tetap Syetan, walau bicara tentang  Iman, Islam dan Ihsan, target utamanya tetap sesatkan umat manusia hingga akhir zaman.

Lalu, bagaimana sebenarnya FAKTA ISLAM NUSANTARA di tengah masyarakat Indonesia ... ???

Insya Allah akan diuraikam dalam artikel selanjutnya.

Menggugat Madzhab Kekuasaan Dalam Fikih Kebhinekaan Versi Islam Nusantara

“MENGGUGAT MADZHAB KEKUASAAN
DALAM FIKIH KEBHINEKAAN VERSI ISLAM NUSANTARA”

Oleh : DR. H. Abdul Chair Ramadhan, SH, MH, MM.
(Komisi Kumdang MUI Pusat & Ketua TAM-NKRI)

Kata Nusantara tercatat pertama kali dalam literatur berbahasa Jawa Pertengahan (abad ke-12 hingga ke-16) untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut Majapahit. Nusantara berasal dari dua kata bahasa Sanskerta, yaitu Nusa yang berarti “pulau” dan Antara yang berarti “luar”. Jadi, pada awalnya kata Nusantara itu menunjuk pada “pulau lain” di luar Jawa dan merupakan daerah taklukan Majapahit. Ide penyatuan pulau-pulau di luar Jawa di bawah kekuasaan Majapahit inilah yang mendorong Majapahit melakukan ekspansi kekuasaan. Dapat dikatakan disini, bahwa kata Nusantara lahir dalam konteks ekspansi kekuasaan di bawah kekuasaan absolut sang Raja. Barulah pada masa kekinian, Nusantara diartikan sebagai keterhubungan antar pulau, bukan sebaliknya.  Sedangkan dalam Islam, kekuasaan bukan suatu hal yang absolut. Kekuasaan diatur dan di bawah ketentuan syariat Islam. Syariat Islam juga tidak mengenal batas-batas yuridiksi kedaulatan negara dalam konteks modern sekarang.  Jelasnya, Islam tidak mengenal territorial. Islam itu satu dan merujuk pada yang satu (sama) yaitu Al-Qur’an dan As-Sunah.

Islam Nusantara sebagaimana sedang digalakkan oleh pemerintah menunjuk kepada suatu target besar, yakni menghadirkan pemerintahan yang lebih prima dibandingkan dengan sistem ajaran keagamaan Islam. Dengan demikian, dimunculkanlah Fikih Kebhinekaan yang menjunjung tinggi kekuasaan negara. Ide Islam Nusantara yang sedang digalakkan ini, bukan tidak mungkin akan melahirkan suatu Madzhab Kekuasaan dalam rangka melanggengkan rezim yang berkuasa. Jika Patih Gadjah Mada menyatakan dalam Sumpah Palapanya akan mengalahkan “pulau-pulau lain”, maka konsep Islam Nusantara akan menegasikan ajaran Islam yang tidak sejalan dengan pemikiran kaum Liberalis. Kaum Liberalis inilah yang akan menjadikan Islam Nusantara melalui Fikih Kebhinekaan sebagai Madzhab Kekuasaan.

Ajaran Islam tentang ketatanegaran tidak lagi dilihat sebagai suatu kebutuhan. Madzhab Kekuasaan itulah yang menjadi pilar bagi penguasa di Nusantara. Menjadi sama persis dengan tujuan ekspansi Patih Gadjah Mada.  Gagasan Islam Nusantara, sejatinya adalah didasarkan kepada kepentingan politis kaum Liberalis yang memang terkenal “arogan dalam pemikiran”, menembus batas-batas toleransi intelektual.

Pernyataan Jokowi “Islam kita adalah Islam Nusantara, Islam yang penuh sopan santun, Islam yang penuh tata krama, itulah Islam Nusantara, Islam yang penuh toleransi,” menunjukkan ketidakmengertiannya tentang Islam. Pernyataan itu seolah-olah ingin mengatakan bahwa Islam di luar Nusantara, tidak mengedepankan sopan santun, tata karma, dan tidak ada toleransi.  Toleransi yang dimaksudkan dalam konsep Islam Nusantara tidak lain mengacu kepada pemikiran HAM versi Barat yang memang mengusung kebebasan (liberty) secara absolut. Banyak pihak yang memang diuntungkan dengan konsep Islam Nusantara ini. Di bawah Islam Nusantara, semua pemikiran dan aliran sesat memiliki hak yang sama, tanpa ada pelarangan.

Menjadi jelas, bahwa apa yang diperjuangkan dalam gagasan Islam Nusantara sebenarnya adalah untuk menjadikan sistem ketatanegaraan Indonesia ke arah kekuasaan belaka. Penguasa akan sangat dikuatkan dengan konsep Islam Nusantara melalui Fikih Kebhinekaan itu.  Ciri khas Madzhab Kekuasaan adalah menjadikan hukum positif (Undang-undang) sebagai landasan kekuasaan. Di luar undang-undang bukanlah hukum. Undang-undang yang dihasilkan dalam proses di legislatif juga harus mengacu kepada Fikih Kebhinekaan vesi kaum Liberalis, yang menampung berbagai pemikiran-pemikiran sesat. Keberlakuan syariat Islam yang benar sudah tidak lagi menjadi dasar pemikiran dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Rasio berada di depan dan menjadi “panglima” dalam pengambilan keputusan. Upaya perjuangan  “NKRI bersyariah” akan semakin dihadapkan dengan Fikih Kebhinekaan karya kaum Liberalis yang berkolaborasi dengan kaum Sekularis, Pluralis dan penganut Aliran Sesat. Di sisi lain, rezim juga diuntungkan dengan penguatan kaum Sepilis dan Aliran Sesat ini. Tidak ada kata sepakat untuk menjadikan Indonesia sebagai Islam Nusantara. Islam lebih mulia dibandingkan dengan Nusantara. Nusantara adalah salah satu wilayah berlakunya hukum Islam. Sepantasnya, Nusantara yang harus menyesuaikan diri dengan nilai-nilai Islam, bukan sebaliknya. “Islam Yes”, “Nusantara Oke”, tetapi “Islam Nusantara No”.

Jumat, 28 Agustus 2015

Tanda-Tanda Sakit Di Badan Dapat Dideteksi Dari Telapak Kaki.

Tanda-tanda sakit di badan memberi beberapa maksud tertentu. Kebanyakan orang salah faham akan perkara ini. Bacalah keterangan di bawah supaya anda memahaminya. Info di bawah ini antara info yang terbaik..
.
Tanda-tanda sakit yang selalu kita rasakan berhubung kait dengan fungsi badan yang lain. Bacalah untuk menilai sejauh mana kesihatan diri anda kerana informasi ini cukup bagus sebagai bahan rujukkan. Apa apa pun, kalau ada masalah dengan tubuh badan cepat-cepat lah pergi ke klinik atau hospital walaupun sakit hanya datang sekejap saja kerana mungkin dengan datang sekejap adalah untuk memberi clue/hint yang kita ni sebenar nya sakit.

1. MATA (Bertindak balas dengan keadaan hati).
a) Mata menjadi merah : Hati mengandungi paras toksin yang tinggi. Mata menjadi merah menandakan badan kita sedang dalam proses pembuangan toksin.
b) Mata menjadi kabur : Sering berlaku pada waktu pagi. Menandakan proses penyeimbangan hati sedang berlaku.
c) Keluar tahi mata : Fungsi hati lemah, pembuangan toksin sedang berlaku. Ini juga menunjukkan badan mengandungi asid berlebihan.
d) Keluar air mata : Gangguan emosi yang bersangkut dengan hati atau bebanan kerja
e) Ketegangan mata dan kelopak : Tekanan perasaan kerana tidak puas hati atau bebanan yang berat.

2. HIDUNG (Hidung mempunyai hubungan rapat dengan paru-paru dan kerongkong).
a) Selesema : Proses pembuangan toksin di bahagian kerongkong. Badan mengandungi asid berlebihan (biasanya suhu badan meningkat).
b) Hidung sumbat : Paru-paru mengandungi toksin yang berlebihan. Proses menyeimbangkan masalah alahan hidung.
c) Bersin
i) Proses membuang toksin di bahagian kerongkong.
ii) Proses menyeimbangkan masalah alahan hidung.

3. BATUK
a) Batuk keluar kahak : Proses membuang toksin di bahagian kerongkong.
b) Batuk tanpa kahak : Paru-paru mengandungi toksin yang berlebihan. Biasanya kahak pekat keluar selepas beberapa hari memakan RG.
c) Batuk dan berasa gatal di kerongkong : Proses membuang toksin di bahagian kerongkong dan paru-paru, biasanya berlaku pada orang yang banyak merokok atau terdedah kepada udara yang tercemar.

4. KERONGKONG
a) Kerongkong kering. Proses membuang toksin sedang berlaku di seluruh badan. Ini adalah tanda bahawa badan kita memerlukan banyak air untuk membuang toksin.
b) Sakit kerongkong. Seperti di atas. Paras keracunan lebih serius.

5. BIBIR (Berkaitan dengan fungsi sistem penghadaman)
a) Bibir pucat
i) Sistem penghadaman yang lemah.
ii) Perut mengandungi angin.
iii) Kurang darah yang disebabkan oleh sistem penghadaman yang kurang sempurna dan mengakibatkan kekurangan zat besi. Sepatutnya diperkuatkan fungsi penghadaman dahulu dengan RG sebelum memakan zat besi.
b) Bibir kering dan pecah. Perut mengandungi banyak bahan toksin.

6. MULUT DAN LIDAH : Berkaitan dengan fungsi jantung dan sistem pengedaran darah.
a) Lidah atau gusi bengkak, sakit : Menunjukkan jantung mempunyai masalah, seperti lemak yang berlebihan, injap menjadi lemah, saluran koronari tersumbat dan lain-lain lagi.
b) Lidah, tisu mulut atau gusi menjadi pecah-pecah (ulser). Menandakan darah mengandungi asid berlebihan.
c) Mulut berbau busuk . Proses penyeimbangan fungsi perut untuk pembuangan toksin.

7. TELINGA: Berkaitan dengan buah pinggang.
a) Telinga terasa tersumbat : Buah pinggang mengandungi toksin berlebihan.
b) Telinga berdengung : Sedang merawat buah pinggang yang lemah.Biasanya tapak kaki terasa sakit ketika bangun pagi dan sakit itu hilang setelah berjalan-jalan.

8. KULIT Berpeluh :
a) Peluh masin : Badan mengandungi lebihan asid urik.
b) Peluh berbau : Badan menyingkirkan toksin melalui perpeluhan.

9. RUAM DAN BISUL : Badan menyingkirkan toksin yang berlemak dan toksin yang tidak larut dalam air.

10. KULIT GATAL DENGAN RUAM :
Proses menyingkirkan toksin melalui kulit akibat terlalu banyak memakan ubat yang mengandungi bahan kimia.

11. KULIT PECAH DAN BERAIR : Proses pembuangan toksin yang larut dalam air.Sapukan serbuk Ganoderma pada kulit berkenaan.

12. RAMBUT GUGUR : Menandakan fungsi buah pinggang yang lemah. Selepas proses gugur, rambut akan tumbuh semula dengan lebih sihat dan subur.

13. SENDI-SENDI, TANGAN DAN KAKI
a. Sakit Sendi
i) Rasa panas. Menunjukkan terdapat luka di bahagian sendi berkenaan dan tanda- tanda penyakit pirai (gout).
ii) Tidak rasa panas Tanda-tanda sakit lenguh (rheumatism).
iii) Sakit di bahagian bahu. Menandakan saluran darah telah menjadi keras dan fungsi metabolisme tidak seimbang.
b) KEBAS TANGAN : Pengaliran darah di bahagian atas badan tidak lancar.
c) KEBAS TANGAN KIRI DAN LENGAN : Tanda-tanda lemah atau sakit jantung. Jika rasa kebas menjadi sakit di bahagian lengan dan kekal di sana, ini menandakan serangan sakit jantung mungkin berlaku.
d) KEBAS KAKI : Pengaliran darah di bahagian bawah badan tidak lancar.
e) SAKIT TAPAK KAKI : Menandakan buah pinggang lemah. Biasanya disebabkan oleh kekurangan senaman dan duduk terlalu lama.
f) SAKIT TUMIT KAKI : Menunjukkan kelemahan fungsi alat kelamin.
g) RASA PANAS DI TAPAK KAKI : Penyeimbangan fungsi buah pinggang akibat lemah tenaga batin.
h) GATAL DI CELAH-CELAH JARI KAKI : Menunjukkan tanda awal penyakit kaki busuk (Hong Kong Foot).

14. TANDA-TANDA DALAMAN
A. KEPALA. Secara amnya, segala tindak balas yang berlaku di bahagian kepala mempunyai kaitan dengan sistem pengaliran darah, jantung dan saraf otak.

B. PENING/SAKIT DI BAHAGIAN DEPAN KEPALA Menandakan sakit tekanan jiwa (neurosis) akibat bebanan mental dan banyak berfikir.

C. PENING/SAKIT DI BAHAGIAN BELAKANG KEPALA
a) Bahagian atas . Menunjukkan penyakit tekanan darah tinggi.
b) Bahagian bawah (tengkuk). Menunjukkan penyakit tekanan darah tinggi atau tekanan darah.

D. SAKIT KEPALA DAN RASA GAS KELUAR DARI TELINGA :Menandakan penyakit migrain.

E. BISUL TERJADI DI KEPALA Tanda pembuangan toksin sedang berlaku. Kadang-kadang dikaitkan dengan penyakit migrain.

F. RASA PENING YANG MEMUSING Tanda kurang darah atau pengaliran darah tidak lancar.

15. MULUT/KERONGKONG/LIDAH
a) LOYA/MUNTAH . Tanda penyakit lelah. Pembuangan bahan toksik dari bahagian perut.
b) MUNTAH DARAH
i) Darah merah : Pembuangan tisu yang sudah rosak di bahagian kerongkong dan
ii) Darah hitam: Pembuangan tisu yang sudah rosak di bahagian perut; misalnya penyakit ulser.

16. LIDAH RASA TEGANG DAN PENDEK : Tanda sakit jantung.

17. KELUAR AIR LIUR YANG PEKAT . Proses pembuangan toksin dari kerongkong akibat jangkitan kuman

18. KENCING
a) KERAP KENCING Menunjukkan buah pinggang mengandungi kotoran
b) AIR KENCING BERKAPUR Menunjukkan penyakit batu karang dalam buah pinggang.
c) AIR KENCING BERMINYAK : Menunjukkan buah pinggang mengandungi kotoran berlemak.
d) AIR KENCING PEKAT BERWARNA COKLAT : Menandakan proses pembuangan toksin sedang berlaku.
e) AIR KENCING BERDARAH : Penyakit batu karang atau buah pinggang luka.

19. BUANG AIR BESAR
a) CIRIT-BIRIT/KERAP BUANG AIR BESAR : Membersihkan kotoran/keracunan dari usus besar. Cirit-birit dengan serta merta selepas memakan RG, menandakan penyakit barah di bahagian usus besar.
b) SEMBELIT: Membersihkan toksin dari usus kecil.
c) NAJIS BERDARAH
i) Darah merah : Masalah penyakit buasir atau barah di bahagian usus.
ii) Darah hitam: Masalah penyakit ulser perut.
d) NAJIS BERWARNA HITAM : Menunjukkan proses pembuangan toksin di bahagian usus sedang berlaku.

20. BADAN

a) RASA SAKIT : Secara amnya, segala kesakitan badan adalah disebabkan saluran darah.
i) Sakit menyucuk : Proses menyeimbangkan urat saraf.
ii) Sakit sengal: Menandakan luka di dalam badan.
iii) Sakit menyentap: Proses menyeimbangkan urat saraf yang berkaitan dengan organ-organ badan.
iv) Sakit menegang : Proses melancarkan pengaliran darah.
b) BADAN TERASA BERAT/ MALAS/ LENGUH . Badan mengandungi asid yang berlebihan. Proses penyeimbangan
c) BADAN TERASA PANAS . Badan mengandungi asid yang berlebihan. Ini menandakan badan memerlukan banyak air untuk menjalankan proses pembuangan toksin.
d) BADAN TERASA RINGAN : Menandakan badan segar dan proses awet muda sedang berlaku.

21. RASA TAKUT MENGEJUT : Lemah fungsi buah pinggang. Tenaga batin lemah.

22. CEPAT NAIK DARAH/MARAH : Fungsi hati lemah. Tekanan darah tinggi.

23. RASA BIMBANG DAN TAKUT : Sistem paru-paru yang lemah.

24. RASA SERONOK ATAU BIMBANG TANPA SEBAB :
a) Sistem jantung yang lemah.
b) Sistem saraf otak yang lemah.
c) Masalah pengaliran darah.

25. SUKA BERFIKIR DAN BERKHAYAL : Sistem penghadaman yang lemah.

Rabu, 26 Agustus 2015

BOLEHKAH SYARIFAH (WANITA KETURUNAN NABI SAW) MENIKAH DENGAN ORANG BIASA (BUKAN KETURUNAN NABI SAW) ?

Buya Yahya Menjawab | Bolehkah Syarifah (Wanita Keturunan Nabi SAW) Menikah Dengan Orang Biasa (Bukan Keturunan Nabi SAW) ?

Pertanyaan :

Assalamualaikum warahmatullahi wabarkatuh Ustad Yahya, saya ingin bertanya. Saya keturunan habaib, ustadz. Apakah benar ada di dalam Al-Qur’an bahwa wanita bangsa habaib dilarang keras menikah dengan orang yang bukan sebangsa habaib? Bukankah pernikahan itu harus dilandasi dengan cinta kedua belah pihak tanpa dengan paksaan ustad? Hal ini benar atau salah Ustadz? Saya ingin tahu kebenarannya tentang syarat2 pernikahan dalam Islam (sumbar al quran) mohn on balasannya ustadz. Wassalam
Sakinah#Sonia#Ketapang#  089629547xxx

Jawaban :

- Pendidikan cinta dan rumah tangga dalam Islam, bukan pernikahan dibangun di atas cinta, tapi cinta dibangun di atas pernikahan. Sehingga yang diutamakan di dalam Islam adalah bagaimana kita bisa memilih pasangan dengan benar-benar untuk menuju pernikahan. Dan seseorang tidak akan bisa memilih dengan secara sesungguhnya di saat mereka sudah terlanjur jatuh cinta terlebih dahulu. Maka di dalam Islam tidak disyari’atkan berpacaran, demi menjaga agar seseorang bisa benar dalam memilih pasangan dan bisa menjauh dari pintu zina. Sebab dalam Al-Qur’an disebutkan : “وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَى ” wa laa taqrobuzzina (Jangan engkau mendekati zina) mendekati zina diantaranya adalah yang sering dilakukan oleh anak muda zaman sekarang dengan istilah pacaran.

- Masalah pernikahan seorang Syarifah dengan orang yang bukan Sayyid ini dibahas oleh Ulama di dalam bab kafa-ah. Yang harus kita ketahui bahwasanya istilah kafa-ah itu disepakati oleh semua orang yang berakal. Kafa-ah adalah kesesuaian antara suami dengan istri. Semua orang yang berakal menganggap yang namanya kafa-ah. Jadi kafa-ah itu sudah menjadi sebuah kesepakatan. Maka sungguh aneh jika ada orang yang mengingkari kafa-ah. Disadari atau tidak seorang bapak yang mempunyai seorang putri saat hendak mencarikan suami untuk putrinya akan memilih calon suami yang sepadan atau bahkan lebih dari putrinya sendiri dalam kecakapan kekayaan atau nasab. Biasanya gara-gara berpacaran atau cinta terlebih dahulu itulah seorang menikah akan melanggar kafaah ini yang sekaligus melanggar orang tua.

- Kafa-ah adalah untuk menjaga kelestarian dalam sebuah pernikahan. Kemudian di dalam Islam, kafa-ah sangat penting dan sangat diperhatikan. Sehingga menjadi kesepakatan ulama akan adanya kafa-ah dalam pernikahan. Hanya nanti ada perbedaan diantara para ulama tentang rinciannya sepert kafa-ah itu dalam hal apa saja. Yang jelas kafa-ah itu ada. Dan itu bukan termasuk diskriminasi. Bukan termasuk kasta. Tidak ada kasta di dalam Islam. Akan tetapi dengan adanya kafa-ah ini justru ingin menjaga agar pernikahan lestari dan tidak ada yang saling merendahkan.

- Jumhur Ulama berpendapat bahwasanya ada yang namanya “kafa-ah dalam nasab” kecuali Madzhab Imam Malik, r.a di dalam rinciannya. Termasuk diantaranya adalah wanita-wanita keturunan dari Nabi SAW dari Sayyidah Fatimatuz Zahra. Maka jika ada seorang pria yang tidak mempunyai nasab sambung kepada Sayyidatina Fatimatuz Zahra maka orang tersebut tidak sekufu dengan wanita keturunan Sayyidah Fatimatuz Zahra. Dan pengikut Maliki yang secara umum mengatakan tidak perlu ada kafa-ah di dalam nasab akan tetapi dalam kenyataan mereka juga memperhitungkan masalah kafa-ah dalam nasab saat mereka menikahkan putri-putri mereka. Maka sungguh aneh jika ada orang yang bermadzhab Syafi'i di tengah-tengah masyarakat Syafi'iyyah gembar-gembor madzhab Malik dalam hal ini. Dan kadang kafa-ah di dalam nasab ini dihadirkan di tengah-tengah masyrakat Syafi’iyah karena kedengkian kepada orang-orang yang memiliki nasab kepada Sayyidah Fatimah. Sementara ulama Malikiyah membahas kafa-ah nasab ini murni kajian ilmiah bukan karena kedengkian.

- Adapun pembahasan Ulama tentang kafa-ah finnasab. Itu apakah kafa-ah finnasab ini adalah syarat luzum atau syarat shihah ( Kecualai kafa-ah dalam agama). Jumhur Ulama mengatakan itu adalah syarat luzum, bukan syarat shihah. Artinya, jika ada seorang yang menikah tanpa sekufu maka secara fiqih belum dianggap lazim, artinya jika ada wali mujbir yang menikahkan putrinya tidak dengan sekufu maka sang putri berhak untuk membatalkan pernikahan tersebut. Atau sebaliknya, jika seorang putri menikah tidak dengan sekufu mungkin karena jauh dari tempat walinya lebih dari 2 (dua) marhalah lalu dinikahkan oleh seorang hakim maka seorang wali pun bisa membatalkan pernikahan tersebut. Akan tetapi jika dua-duanya (wali dan anak ) telah merelakan haknya dengan membiarkan pernikahan berlangsung maka pernikahan pun menjadi sah. Atau di saat pernikahan yang tidak sekufu tersebut sudah terlanjur terjadi hubungan suami istri atau bahkan sampai punya anak, maka di saat seperti itu pernikahan tersebut menjadi lazim, sah dan berlanjut dan bukan zina. Memang orang seperti ini telah melakukan kesalahan akan tetapi kita juga tidak boleh mengatakan itu zina. Sebab zina adalah dosa besar dan dalam perzinaan ada banyak hukum yang sangat banyak berkenaan dengan perzinaan. Dari urusan nasab , waris, hukum had, dll. Ada riwayat dari Imam Ahmad Ibn Hanbal bahwa kafa-ah adalah syarat sah, artinya pernikahan yang tidak sekufu adalah tidak sah. Dan pendapat banyak ditolak dalam Madzhab Hambali sendiri. Imam As-Syafi’I r.a khususnya sangat ketat dalam urusan kafa-ah. Karena Imam Syafi’I termasuk orang yang sangat peduli kepada istilah psikologi dan sosiologi. Maka kafa-ah ini sesuatu yang harus diperhatikan demi kelestarian dan kelanggengan pernikahan.

Perlu kami ingatkan dan kami himbau kepada semua yang punya nasab kepada Nabi SAW, yaitu para Habaib dan Syaraif, agar selalu menjaga putri-putrinya agar  tidak menikah dengan orang yang bukan Syarif / bukan Sayyid. Dan ini adalah hak mereka untuk menjaganya. Dan tidak ada perlunya kita menengok kepada madzhab Imam Malik selagi masih mungkin dan bisa untuk menerapkan madzhab jumhur di dalam masalah ini. Bahkan para habaib yang tidak peduli dengan masalah ini dikhawatirkan telah berpaling dari kemuliaan nasab Nabi SAW. Yang berpaling dari Nabi SAW dikhawatirkan akan ditinggal oleh Nabi SAW.

والله أعلمُ بالـصـواب

Ternyata, Wali Songo Dakwah Atas Perintah Khalifah

Bisa dikatakan tak akan ada Islam di Indonesia tanpa peran khilafah. Orang sering mengatakan bahwa Islam di Indonesia, khususnya di tanah Jawa disebarkan oleh Walisongo. Tapi tak banyak orang tahu, siapa sebenarnya Walisongo itu? Dari mana mereka berasal? Tidak mungkin mereka tiba-tiba ada, seolah turun dari langit?

Dalam kitab Kanzul ‘Hum yang ditulis oleh Ibn Bathuthah yang kini tersimpan di Museum Istana Turki di Istanbul, disebutkan bahwa Walisongo dikirim oleh Sultan Muhammad I. Awalnya, ia pada tahun 1404 M (808 H) mengirim surat kepada pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah yang isinya meminta dikirim sejumlah ulama yang memiliki kemampuan di berbagai bidang untuk diberangkatkan ke pulau Jawa.

Jadi, Walisongo sesungguhnya adalah para dai atau ulama yang diutus khalifah di masa Kekhilafahan Utsmani untuk menyebarkan Islam di Nusantara. Dan jumlahnya ternyata tidak hanya sembilan (Songo). Ada 6 angkatan yang masing-masing jumlahnya sekitar sembilan orang. Memang awalnya dimulai oleh angkatan I yang dipimpin oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim, asal Turki, pada tahun 1400 an. Ia yang ahli politik dan irigasi itu menjadi peletak dasar pendirian kesultanan di Jawa sekaligus mengembangkan pertanian di Nusantara. Seangkatan dengannya, ada dua wali dari Palestina yang berdakwah di Banten. Yaitu Maulana Hasanudin, kakek Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Aliudin. Jadi, masyarakat Banten sesungguhnya punya hubungan biologis dan ideologis dengan Palestina.

Lalu ada Syekh Ja’far Shadiq dan Syarif Hidayatullah yang di sini lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati. Keduanya juga berasal dari Palestina. Sunan Kudus mendirikan sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang kemudian disebut Kudus – berasal dari kata al Quds (Jerusalem).

Dari para wali itulah kemudian Islam menyebar ke mana-mana hingga seperti yang kita lihat sekarang. Oleh karena itu, sungguh aneh kalau ada dari umat Islam sekarang yang menolak khilafah. Itu sama artinya ia menolak sejarahnya sendiri, padahal nenek moyangnya mengenal Islam tak lain dari para ulama yang diutus oleh para khalifah.

Islam masuk ke Indonesia pada abad 7M (abad 1H), jauh sebelum penjajah datang. Islam terus berkembang dan mempengaruhi situasi politik ketika itu. Berdirilah kesultanan-kesultanan Islam seperti di Sumatera setidaknya diwakili oleh institusi kesultanan Peureulak (didirikan pada 1 Muharram 225H atau 12 November tahun 839M), Samudera Pasai, Aceh Darussalam, Palembang; Ternate, Tidore dan Bacan di Maluku (Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440); Kesultanan Sambas, Pontianak, Banjar, Pasir, Bulungan, Tanjungpura, Mempawah, Sintang dan Kutai di Kalimantan.

Adapun kesultanan di Jawa antara lain: kesultanan Demak, Pajang, Cirebon dan Banten. Di Sulawesi, Islam diterapkan dalam institusi kerajaan Gowa dan Tallo, Bone, Wajo, Soppeng dan Luwu.

Sementara di Nusa Tenggara penerapan Islam di sana dilaksanakan dalam institusi kesultanan Bima. Setelah Islam berkembang dan menjelma menjadi sebuah institusi maka hukum-hukum Islam diterapkan secara menyeluruh dan sistemik dalam kesultanan-kesultanan tersebut.

PERIODE DAKWAH WALI SONGO

Kita sudah mengetahui bahwa mereka adalah Maulana Malik Ibrahim ahli tata pemerintahan negara dari Turki, Maulana Ishaq dari Samarqand yang dikenal dengan nama Syekh Awwalul Islam, Maulana Ahmad Jumadil Kubra dari Mesir, Maulana Muhammad al-Maghrabi dari Maroko, Maulana Malik Israil dari Turki, Maulana Hasanuddin dari Palestina, Maulana Aliyuddin dari Palestina, dan Syekh Subakir dari Persia. Sebelum ke tanah Jawa, umumnya mereka singgah dulu di Pasai. Adalah Sultan Zainal Abidin Bahiyan Syah penguasa Samudra Pasai antara tahun 1349-1406 M yang mengantar Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq ke Tanah Jawa.

Pada periode berikutnya, antara tahun 1421-1436 M datang tiga da’i ulama ke Jawa menggantikan da’i yang wafat. Mereka adalah Sayyid Ali Rahmatullah putra Syaikh Ibrahim dari Samarkand (yang dikenal dengan Ibrahim Asmarakandi) dari ibu Putri Raja Campa-Kamboja (Sunan Ampel), Sayyid Ja’far Shadiq dari Palestina (Sunan Kudus), dan Syarif Hidayatullah dari Palestina cucu Raja Siliwangi Pajajaran (Sunan Gunung Jati).

Mulai tahun 1463M makin banyak da’i ulama keturunan Jawa yang menggantikan da’i yang wafat atau pindah tugas. Mereka adalah Raden Paku (Sunan Giri) putra Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu, Raja Blambangan; Raden Said (Sunan Kalijaga) putra Adipati Wilatikta Bupati Tuban; Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang); dan Raden Qasim Dua (Sunan Drajad) putra Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati, putri Prabu Kertabumi Raja Majapahit.

Banyaknya gelar Raden yang berasal dari kata Rahadian yang berarti Tuanku di kalangan para wali, menunjukkan bahwa dakwah Islam sudah terbina dengan subur di kalangan elit penguasa Kerajaan Majapahit. Sehingga terbentuknya sebuah kesultanan tinggal tunggu waktu.

Hubungan tersebut juga nampak antara Aceh dengan Khilafah Utsmaniyah. Bernard Lewis menyebutkan bahwa pada tahun 1563M, penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istambul untuk meminta bantuan melawan Portugis sambil meyakinkan bahwa sejumlah raja di kawasan tersebut telah bersedia masuk agama Islam jika kekhalifahan Utsmaniyah mau menolong mereka.

Saat itu kekhalifahan Utsmaniyah sedang disibukkan dengan berbagai masalah yang mendesak, yaitu pengepungan Malta dan Szigetvar di Hungaria, dan kematian Sultan Sulaiman Agung. Setelah tertunda selama dua bulan, mereka akhirnya membentuk sebuah armada yang terdiri dari 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya yang mengangkut persenjataan dan persediaan untuk membantu masyarakat Aceh yang terkepung.

Namun, sebagian besar kapal tersebut tidak pernah tiba di Aceh. Banyak dari kapal-kapal tersebut dialihkan untuk tugas yang lebih mendesak yaitu memulihkan dan memperluas kekuasaan Utsmaniyah di Yaman. Ada satu atau dua kapal yang tiba di Aceh. Kapal-kapal tersebut selain membawa pembuat senjata, penembak, dan teknisi juga membawa senjata dan peralatan perang lainnya, yang langsung digunakan oleh penguasa setempat untuk mengusir Portugis. Peristiwa ini dapat diketahui dalam berbagai arsip dokumen negara Turki.

Hubungan ini nampak pula dalam penganugerahan gelar-gelar kehormatan diantaranya Abdul Qadir dari Kesultanan Banten misalnya, tahun 1048 H (1638 M) dianugerahi gelar Sultan Abulmafakir Mahmud Abdul Kadir oleh Syarif Zaid, Syarif Mekkah saat itu. Demikian pula Pangeran Rangsang dari Kesultanan Mataram memperoleh gelar Sultan dari Syarif Mekah tahun 1051 H (1641 M ) dengan gelar Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarami. Pada tahun 1638 M, sultan Abdul Kadir Banten berhasil mengirim utusan membawa misi menghadap syarif Zaid di Mekah.

Hasil misi ke Mekah ini sangat sukses, sehingga dapat dikatakan kesultanan Banten sejak awal memang meganggap dirinya sebagai kerajaan Islam, dan tentunya termasuk Dar al-Islam yang ada di bawah kepemimpinan Khalifah Turki Utsmani di Istanbul. Sultan Ageng Tirtayasa mendapat gelar sultan dari Syarif mekah.

Hubungan erat ini nampak juga dalam bantuan militer yang diberikan oleh Khilafah Islamiyah. Dalam Bustanus Salatin karangan Nuruddin ar-Raniri disebutkan bahwa kesultanan Aceh telah menerima bantuan militer berupa senjata disertai instruktur yang mengajari cara pemakaiannya dari Khilafah Turki Utsmani (1300-1922).

Bernard Lewis (2004) menyebutkan bahwa pada tahun 1563 penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istanbul untuk meminta bantuan melawan Portugis. Dikirimlah 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya pengangkut persenjataan dan persediaan; sekalipun hanya satu atau dua kapal yang tiba di Aceh.

Tahun 1652 kesultanan Aceh mengirim utusan ke Khilafah Turki Utsmani untuk meminta bantuan meriam. Khilafah Turki Utsmani mengirim 500 orang pasukan orang Turki beserta sejumlah besar alat tembak (meriam) dan amunisi. Tahun 1567, Sultan Salim II mengirim sebuah armada ke Sumatera, meski armada itu lalu dialihkan ke Yaman. Bahkan Snouck Hourgroye menyatakan, “Di Kota Makkah inilah terletak jantung kehidupan agama kepulauan Nusantara, yang setiap detik selalu memompakan darah segar ke seluruh penduduk Muslimin di Indonesia.” Bahkan pada akhir abad 20, Konsul Turki di Batavia membagi-bagikan al-Quran atas nama Sultan Turki.

Di istambul juga dicetak tafsir al-Quran berbahasa melayu karangan Abdur Rauf Sinkili yang pada halaman depannya tertera “dicetak oleh Sultan Turki, raja seluruh orang Islam”. Sultan Turki juga memberikan beasiswa kepada empat orang anak keturunan Arab di Batavia untuk bersekolah di Turki.

Pada masa itu, yang disebut-sebut Sultan Turki tidak lain adalah Khalifah, pemimpin Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki. Selain itu, Snouck Hurgrounye sebagaimana dikutip oleh Deliar Noer mengungkapkan bahwa rakyat kebanyakan pada umumnya di Indonesia, terutama mereka yang tinggal di pelosok-pelosok yang jauh di penjuru tanah air, melihat stambol (Istambul, kedudukan Khalifah Usmaniyah) masih senantiasa sebagai kedudukan seorang raja semua orang mukmin yang kekuasaannya mungkin agaknya untuk sementara berkurang oleh adanya kekuasaan orang-orang kafir, tetapi masih dan tetap [dipandang] sebagai raja dari segala raja di dunia. Mereka juga berpikir bahwa “sultan-sultan yang belum beragama mesti tunduk dan memberikan penghormatannya kepada khalifah.” Demikianlah, dapat dikatakan bahwa Islam berkembang di Indonesia dengan adanya hubungan dengan Khilafah Turki Utsmani.

Dengan demikian, keterkaitan Nusantara sebagai bagian dari Khilafah, baik saat Khilafah Abbasiyah Mesir dan Khilafah Utsmaniyah telah nampak jelas pada pengangkatan Meurah Silu menjadi Sultan Malikussaleh di Kesultanan Samudra-Pasai Darussalam oleh Utusan Syarif Mekkah, dan pengangkatan Sultan Abdul Kadir dari Kesultanan Banten dan Sultan Agung dari Kesultanan Mataram oleh Syarif Mekkah.

Dengan mengacu pada format sistem kehilafahan saat itu, Syarif Mekkah adalah Gubernur (wali) pada masa Khilafah Abbasiyah dan Khilafah Utsmaniyah untuk kawasan Hijaz. Jadi, wali yang berkedudukan di Mekkah bukan semata penganugerahan gelar melainkan pengukuhannya sebagai sultan. Sebab, sultan artinya penguasa. Karenanya, penganugerahan gelar sultan oleh wali lebih merupakan pengukuhan sebagai penguasa Islam. Sementara itu, kelihatan Aceh memiliki hubungan langsung dengan pusat khilafah Utsmaniyah di Turki.

KESIMPULAN

Jumlah dai yang diutus ini tidak hanya sembilan (Songo). Bahkan ada 6 angkatan yang dikirimkan, masing-masing jumlanya sekitar sembilan orang. (Versi lain mengatakan 7 bahkan 10 angkatan karena dilanjutkan oleh anak / keturunannya)

Para Wali ini datang dimulai dari Maulana Malik Ibrahim, asli Turki. Beliau ini ahli politik & irigasi, wafat di Gresik.

- Maulana Malik Ibrahim ini menjadi peletak dasar pendirian kesultanan di Jawa sekaligus mengembangkan pertanian di Nusantara.

- Seangkatan dengan beliau ada 2 wali dari Palestina yg berdakwah di Banten; salah satunya Maulana Hasanudin, beliau kakek Sultan Ageng Tirtayasa.

- Juga Sultan Aliyudin, beliau dari Palestina dan tinggal di Banten. Jadi masyarakat Banten punya hubungan darah & ideologi dg Palestina.

- Juga Syaikh Ja'far Shadiq & Syarif Hidayatullah; dikenal disini sebagai Sunan Kudus & Sunan Gunung Jati; mereka berdua dari Palestina.

- Maka jangan heran, Sunan Kudus mendirikan Kota dengan nama Kudus, mengambil nama Al-Quds (Jerusalem) & Masjid al-Aqsha di dalamnya.

(Sumber Muhammad Jazir, seorang budayawan & sejarawan Jawa , Pak Muhammad Jazir ini juga penasehat Sultan Hamengkubuwono X).

Adapun menurut Berita yang tertulis di dalam kitab Kanzul ‘Hum karya Ibnul Bathuthah, yang kemudiah dilanjutkan oleh Syekh Maulana Al Maghribi.

Sultan Muhammad I itu membentuk tim beranggotakan 9 orang untuk diberangkatkan ke pulau Jawa dimulai pada tahun 1404. Tim tersebut diketuai oleh Maulana Malik Ibrahim yang merupakan ahli mengatur negara dari Turki.

Wali Songo Angkatan Ke-1, tahun 1404 M/808 H. Terdiri dari:

1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara.
2. Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.
4. Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.
5. Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.
7. Maulana Hasanudin, dari Palestina.
8. Maulana Aliyudin, dari Palestina.
9. Syekh Subakir, dari Iran, Ahli ruqyah.

Wali Songo Angkatan ke-2, tahun 1436 M, terdiri dari :

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Maulana Ishaq, asal Samarqand, Rusia Selatan
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Maulana Hasanuddin, asal Palestina
8. Maulana 'Aliyuddin, asal Palestina
9. Syekh Subakir, asal Persia Iran.

Wali Songo Angkatan ke-3, 1463 M, terdiri dari:

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-4,1473 M, terdiri dari :

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-5,1478 M, terdiri dari :

1. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
2. Sunan Muria, asal Gunung Muria, Jawa Tengah
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Syaikh Siti Jenar, asal Persia, Iran
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-6,1479 M, terdiri dari :

1. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
2. Sunan Muria, asal Gunung Muria, Jawa Tengah
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Tembayat, asal Pandanarang
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban,

Selasa, 25 Agustus 2015

Hey SEPILIS...!!!

HEY SEPILIS ! Sorban, imamah, jilbab, kalian bilang budaya arab namun tengtop, rok mini, celana ketat, kau puja – puja.

HEY SEPILIS ! Ane & ente, kalian bilang budaya arab namun bahasa alay kalian puja – puja.

HEY SEPILIS ! Katanya jangan menjelek – jelekkan orang yang udah meninggal, abu jahal & fir’aun kalian ceritakan.

HEY SEPILIS ! Katanya jangan buka aib orang tapi media masih ikutin gosip selebriti.

HEY SEPILIS ! Katanya islam itu rahmatan lil ‘alamin tapi sama kemaksiatan kalian bungkam. giliran ada yang memerangi kemaksiyatan kalian sewot.

HEY SEPILIS ! Katanya jangan nahi munkar dengan cara yang munkar tapi ahmadiyah dan syiah kalian bela mati – matian.

HEY SEPILIS ! Katanya cinta NKRI tapi yang merusak moral rakyat kalian dukung dan gerakan RMS dan OPM kalian biarkan.

HEY SEPILIS ! Katanya cinta budaya indonesia tapi dirinya, istrinya, ibunya dan anak perempuannya gak memakai pakaian papua.

HEY SEPILIS ! Katanya kalau Nabi dihina gak usah marah tapi do’ain aja, eh giliran mantan presiden yang katanya wali dihina, kalian malah ngamuk – ngamuk gak karuan.

HEY SEPILIS ! Al – Qur’an dibilang porno, kalian tidak marah tapi yang kalian anggap wali disebut wali setan kalian marah.

HEY SEPILIS ! Katanya pembela HAM tapi perempuan yang dilarang pakai jilbab tak kalian bela.

HEY SEPILIS ! Katanya anti koruptor tapi para ulama dan habaib memberi saran hukum potong tangan kalian ketakutan.

HEY SEPILIS ! Kalian beralasan indonesia bukan arab tapi kalian lupa indonesia bukanlah israel atau amerika.

HEY SEPILIS ! Katanya anti kekerasan tapi AZ ZIKRA diserang preman SYIAH kalian diam sejuta bahasa.

HEY SEPILIS ! Ada Artist bikin video porno kalian agungkan,ada ulama berpoligami kalian hujat habis – habisan. Mengaku ahlus sunnah tapi koq membenci sunnah.

HEY SEPILIS ! Ada ulama berjuang mengadakan UU pornografi kalian sebut anarkis dan radikal tapi ulama yang menolak UU pornografi kalian jadikan wali.

SEBENARNYA APA MAU MU HEY PEJUANG SEPILIS?

( Putri Mutiara Nur'Aliyah Saifanah )

Sabtu, 22 Agustus 2015

Terungkap, Adanya Provokator dari Oknum Aparat yang Tertangkap Saat Parade Tauhid

Jakarta (SI Online) - Dalam acara Parade Tauhid di Jakarta pada Ahad (16/8/2015) lalu, tertangkap oknum aparat yang menyamar sebagai provokator untuk mengganggu jalannya acara besar umat Islam itu. Hal tersebut diungkapkan oleh anggota tim khusus pengamanan Parade Tauhid, Aziz Yanuar, SH kepada Suara Islam Online, Kamis (20/8/2015).

"Saat iring-iringan menuju arah bundaran HI, ada seseorang pakai atribut FPI sedang memaki-maki polisi dengan bahasa kasar bahkan mengancam dan berbuat kekerasan, orang tersebut menyekek leher aparat, tapi anehnya ketika dilerai oleh pasukan pengamanan parade, malah polisi itu mengatakan; "biar aja mas biar, gak apa-apa", cerita Aziz.

Setelah itu, lanjut Aziz, tim pengamanan Parade Tauhid berinisiatif menangkap oknum tersebut. "Orang itu mengaku dari FPI Makasar Jakarta Timur, tapi ketika ditanya Kartu Tanda Anggota (KTA) FPI, dia tidak punya, ditanya siapa ketua FPI di daerahnya dia juga tidak tahu. Tapi kemudian tim menemukan KTA kepolisian di kaos kaki di bawah kakinya," ungkapnya.

Menurut Aziz, dari tanda pengenalnya provokator tersebut bernama Paruliant. "Agamanya Protestan, pangkatnya Brigadir dari Polres Jakarta Pusat," katanya.

Ia melanjutkan, saat provokator tersebut ditahan tim keamanan, kemudian datanglah komandan oknum tersebut berpakaian preman dari kepolisian, singkat cerita akhirnya orang tersebut dilepas oleh tim pengamanan.

Aziz yang juga menjadi anggota Pusat HAM Islam (PUSHAMI) ini mengatakan, tertangkapnya provokator ini menjadi pelajaran bahwa aparat tidak hanya bertugas mengamankan acara, mereka juga punya tujuan menggagalkan kegiatan khususnya acara umat Islam.

"Cara-cara licik tetap digunakan oleh aparat untuk memancing kekerasan dan kerusuhan, dan info semacam ini mesti disebarkan biar masyarakat terutama mereka yang anti kelompok yang selalu diidentikan dengan kekerasan itu tahu ada upaya seperti ini," ujar Aziz.

"Dan tidak menutup kemungkinan juga kan, yang kemarin kerusuhan DPRD DKI waktu kasus demo Ahok itu ada orang-orang macam aktor polisi seperti ini," tambahnya. Ia juga berpesan, kedepannya setiap acara umat Islam harus lebih baik tim pengamanannya.

Jumat, 21 Agustus 2015

Motivasi Habib Rizieq

Habib Rizieq : "Kalo berjuang hanya untuk memikirkan fitnah, lalu kapan kita berjuangnya?
Tanggapi saja fitnah seadanya, tak perlu gusar!"

Habib Rizieq : "Jika kaum kuffar dan munafik begitu tegar menyerang Islam, kenapa kita gentar untuk membela Islam?!"

Habib Rizieq : "Cara yang paling efektif menangkal fitnah murahan dan cacian yang menggambarkan kebodohan mereka yang tak kenal FPI, yaitu Cuekin!"

Terakhir, Silahkan ajak semua orang untuk
membenci kami, namun ingatlah, kebenaran akan sampai juga pada telinga-telinga yang tetap terbuka.

اَللّهُ اَكْبَرُ ، اَللّهُ اَكْبَرُ ، اَللّهُ اَكْبَرُ

Kamis, 20 Agustus 2015

PENGUMUMAN MARKAZ SYARIAH

Assalaamu 'alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, Benteng Sunni Asy'ari Syafi'i - Pesantren Alam dan Agrokultural MARKAZ SYARIAH (MS) di Puncak Syariat - Mega Mendung - Bogor - Jawa Barat akan memulai Tahun Ajaran Baru 2015 / 2016 pada bulan September yang akan datang.

MS ikut Kurikulum SALAFIYYAH & buka PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dengan Paket A, B dan C bagi yang ingin mendapatkan ijazah SD, SMP dan SMA.

Infaq Rp 1 juta per bulan untuk makan minum dan kesehatan serta semua buku pelajaran yang disiapkan pihak pesantren TANPA uang bangunan mau pun pendaftaran baru / ulang.

Tiap Santri diajarkan bertani dan berkebun dengan BAGI HASIL 50 : 50, separuh keuntungan buat pesantren dan separuh lagi buat Santri, sehingga tiap Santri ada penghasilan.

SYARAT :
1. Izin Orang Tua / Wali Santri.
2. Bisa Baca Tulis Al-Qur'an.
3. Jenis Kelamin Pria
4. Sehat Jasmani Rohani.
5. Isi Formulir & Ikut Seleksi.
6. Wajib Muqim.
7. Taat Tata Tertib MS.
8. Usia minimal 10 Tahun
9: Mulai Belajar 1 Agustus 2015
10. Infaq Rp 1 juta / bulan

Pendaftaran :
Habib Muhsin bin Alwi Alattas
+62 812 98286469
+62 857 18602435

Pengasuh dan Pembina :
Habib Muhammad Rizieq Syihab

Selasa, 18 Agustus 2015

Jokowi & PKI

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Presiden RI Joko Widodo saat berpidato di Sidang Tahunan MPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jum’at 14 Agustus 2015, menegaskan rencananya untuk menuntaskan kasus Pelanggaran HAM berat masa lalu melalui proses rekonsiliasi.

"Pemerintah menginginkan rekonsiliasi nasional sehingga generasi mendatang tidak terus memikul beban sejarah masa lalu. Anak-anak bangsa harus bebas menatap masa depan yang terbentang luas," tutur Jokowi.

MENKUMHAM AKUI JOKOWI MAU MINTA MAAF KEPADA PKI

Sehubungan dengan itu, Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia (Menkumham RI), Yasonna Laoly,  membenarkan berita rencana Jokowi mau minta maaf kepada PKI melalui pidatonya di Sidang Tahunan MPR RI 2015.

Menkumham menyatakan bahwa benar Jokowi saat ini sedang menyusun dan mencari cara untuk mematangkan rencana yang dikatakan sebagai langkah rekonsiliasi dengan dibantu para stafnya.

Yasonna juga mengatakan jika pemerintah akan menggunakan jalur non yudicial mengingat jalur yudicial tidak mudah, dan pernah dicoba namun tidak berhasil.

"Masih banyak persoalannya kan, proses hukum persoalan yang panjang, katakan tahun 1965 seperti apa, itu kan persoalan yang dulu di apa. Yudisial juga sudah pernah dicoba, dulu persetujuan DPR, pengadilan ad hoc-nya kan enggak jadi, DPR enggak setuju. Kita cari format yang lebih baik,” jelas Yasonna kepada pers di Jakarta sebagaimana dikutip dari zonasatu.co.id

Terkait kebenaran rencana ini juga dikonfirmasi oleh anggota Tim Komunikasi Presiden, Teten Masduki. Ia menyampaikan adanya usulan agar pemerintah meminta maaf kepada korban pelanggaran HAM saat pembacaan pidato kenegaraan.

Menurut Teten, wacana penyampaian permintaan maaf pemerintah ini masih dibahas di tingkat Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

ANAK PKI DI PDIP TUNTUT JOKOWI MINTA MAAF KEPADA PKI

Terkait batalnya Presiden Jokowi meminta maaf kepada keluarga PKI dalam pidato sidang tahunan MPR, 2015 tersebut, Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning Proletariyati, menyatakan bahwa Presiden Jokowi harus meluruskan tentang sejarah Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap generasi bangsa saat ini.

Penulis buku "Aku Bangga Jadi Anak PKI" dan buku "Anak PKI Masuk Parlemen" ini juga menjelaskan bahwa PKI pernah menjadi kekuatan besar dengan partai urutan ke-4 pada masa itu. Jadi, menurut Ribka, tak salah bila PKI mendapat pengakuan.

"Sebetulnya ini hanya problem penguasa yang tidak pernah melakukan pelurusan sejarah. Padahal kalau negara luar, apa pun masa kelamnya pasti diungkap secara terang benderang," kata Ribka di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (17/8/2015).

TERNYATA BENAR

Kewaspadaan umat Islam terhadap Kebangkitan PKI ternyata memang sudah tepat, dan kekompakkan umat  Islam memberi pernyataan menolak Presiden RI minta maaf kepada PKI juga ternyata sudah benar, karena faktanya bahwa berita rencana Jokowi minta maaf kepada PKI bukan isapan jempol.

Jokowi dan gerombolan PKI di belakangnya menggunakan istilah licik "Rekonsiliasi" untuk "Pelurusan Sejarah", padahal tujuannya "Mempahlawankan PKI" melalui "Pembengkokan Sejarah".

Imam Besar FPI, Hb.Muhammad Rizieq Syihab, menyerukan : "Saat ini, PELENGSERAN JOKOWI sudah menjadi KENISCAYAAN, karena dia ingin hidupkan kembali PKI."

Hasbunallaahu wa Ni'mal Wakiil ...
Ni'mal Maulaa wa Ni'man Nashiir ..

Sabtu, 15 Agustus 2015

PKI Muncul di Jember dan Madura

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Indikasi Kebangkitan PKI teryata bukan "isapan jempol". Dua hari berturut-turut, Jum'at dan Sabtu, 14 dan 15 Agustus 2015, Lambang PKI dengan sengaja dimunculkan sejumlah pemuda di Kota Jember dan Kota Pamekasan.

Jadi, kini bukan indikasi lagi, melainkan BUKTI konkrit.

PKI JEMBER

Jumat 14 Agustus 2015, pagi dini hari pukul 01.30 WIB, dua orang Satpam Universitas Jember (Unej), Agus Setiawan dan Heru Ashari, saat patroli di depan Student Advisory Center (SAC) di lingkungan Kampus Unej, memergoki dan menangkap dua orang pelaku pengecatan gambar Lambang PKI, Palu Arit, di dinding Pos Satpam dan tembok-tembok di lingkungan kampus Unej.

Kedua Satpam Unej menghubungi Unit Intel Kodim 0824/Jember dan Intelkam Polres Jember. Lalu kedua pelaku dibawa ke Polres Jember.

Setelah diperiksa, ternya kedua pelaku tersebut tercatat dan terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Sastra Unej, dengan nama Laksono Kunto Wibisono dan M. Alif.

PKI MADURA

Sabtu 15 Agustus 2015, saat digelar kegiatan karnaval menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia ke-70 di jalan protokol Pamekasan- Madura, sejumlah pemuda berpakaian putih-putih dengan slempang bertuliskan '"Anggota PKI" ikut berbaris dalam rombongan karnaval sambil membawa gambar Lambang PKI, Palu Arit.

Tidak hanya itu, sejumlah umbul-umbul PKI juga terpajang pada kelompok karnaval yang diketahui berasal dari MKKS gabungan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Pamekasan.

Selain itu, juga terdapat kelompok karnaval lain yang justru memajang para tokoh-tokoh PKI seperti gambar DN Aidit.

Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan terhadap Koordinator, Bpk Udi (Kepsek SMPN 1 Pamekasan) oleh Polres Pamekasan dan Kodim 0826/Pamekasan bertempat di Kantor Satintekam Polres Pamekasan Jl. Stadion No 81 Pamekasan.

PKI MANA LAGI MENYUSUL ?

Kini, kita akan lihat PKI daerah mana lagi yang akan muncul secara demonstratif.

Karenanya, umat Islam jangan lengah di "nina bobo" kan oleh propaganda PKI yang mengopinikan bahwa PKI sudah selesai, PKI sudah tidak ada, PKI mustahil bangkit, PKI hanya tinggal cerita masa lalu, dan seterusnya, yang tujuannya agar umat Islam tidak waspada.

Hasbunallaahu wa Ni'mal Wakiil ...
Ni'mal Maulaa wa Ni'man Nashiir ...

Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaahil 'Aliyyil 'Azhiim ...

Nasyid Inilah Ciri - Ciri Aswaja

Bait-bait syiir ini merupakan sebagian intisari dari pelajaran 101 ciri ASWAJA yg disampaikan oleh Imam Besar FPI al-Mujahid al-Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab

https://youtu.be/NFlMu6H1rZo

Dipopulerkan oleh :
- Habib Hanif Alattas
- Habib Syech Assegaf

صلاة الله سلام الله # على طه رسول الله
صلاة الله سلام الله # على يس حبيب الله

Wahai muslimin wahai muslimat
Mari ASWAJA, dipegang kuat
Insya Allah kita selamat
Di dunia juga akhiraat.

Dua mazhab aqidah Sunni
Mayoritas ikut Asy'ari
Banyak juga yang Ma'turidi
Inilah ciri-ciri ASWAJA.

Fiqih ASWAJA mazhabnya empat
Syafi'i Malik Hanafi Ahmad
Ikhtilaf Ummat membawa Rahmat
Inilah ciri-ciri ASWAJA.

Rukun Iman enam jumlahnya
Rukun Islam lima bilangannya
Yang ke tiga ihsan namanya
Inilah ciri-ciri ASWAJA.

Sumber hukum yg disepakati
Qur'an Sunnah itu harga mati
Ijma' Qiyas wajib ditaati
Inilah ciri-ciri ASWAJA.

Ayat sifat harus ditanzih
Tafwidh ta'wil dengan jiwa bersih
Tolak tegas tajsim dan tasybih
Inilah ciri-ciri ASWAJA.

Karomah wali adalah fakta
Siksa kubur juga realita
Shirot dan mizan bukanlah dusta
Inilah ciri-ciri ASWAJA.

Nabi Muhammad akhir para Nabi
Bawa syafaat di Hari nanti
Wasilah kita kepada Robbi
Inilah ciri-ciri ASWAJA.

Dzurriyyah Nabi banyak dan berkah
Pendamping Qur'an dan juga Sunnah
Wajib mencinta cucu Fathimah
Inilah ciri-ciri ASWAJA.

Sahabat Nabi bagaikan bintang
Panutan ummat terang benderang
Wajib dicinta haram diserang
Inilah ciri-ciri ASWAJA.

Sahabat Nabi adil riwayat
Meski tak ma'shum seperti Ahmad
Dengan Ahlul Bait begitu dekat
Inilah ciri-ciri ASWAJA.

Imam Mahdi dari Dzurriyyah
Pasti datang tak mungkin kalah
Khilaafah tegak juga Syariah
Inilah ciri-ciri ASWAJA.

Tawasulan jadi wasilah
Tabarukan mengalap berkah
Rayakan maulid karna mahabah
Inilah ciri-ciri Aswaja

Ikut Dan Belajar Para Sufi
Imam Junaid Al Baghdadi
Ikut Juga Imam Ghozali
Inilah ciri-ciri ASWAJA

Isra' Mi'roj fakta dan nyata
Dengan jasad dan juga jiwa
Melihat Allah Tuhan Semesta
Inilah ciri-ciri ASWAJA

Ahlu Sunnah Mazhab yang inshaf
konsisten ikut jalannya Salaf
Boleh IKHTILAF tolak INHIROF
Inilah ciri-ciri ASWAJA.

Alhamdulillah NU Aswaja
Alhamdulillah FPI Aswaja
Alhamdulillah kita Aswaja
Sampai mati tetap Aswaja.

Wahai Muslimin wahai Muslimat
Mari ASWAJA, dipegang kuat
Insya Allah kita selamat
Di dunia juga akhiraat.

Pernyataan Sikap Terhadap Bangkitnya Ideologi Komunisme

Sejumlah Pendeta Sepakat Gerakan Amar Makruf Nahi Munkar Bersama FPI

Belasan pendeta dari Badan Musyawarah Antar Gereja Lembaga Keagamaan Kristen Indonesia (BAMAG LKKI) mendatangi markas besar Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam (DPP FPI) di Jl. Petamburan III Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2015). Kedatangan para pendeta itu disambut baik oleh sejumlah pimpinan FPI.

Dewan Syuro FPI, Habib Muchsin Alatas yang memimpin pertemuan tersebut menyebutkan sejumlah kesepakatan yang dicapai. "Kita memiliki keprihatinan yang sama tentang situasi negeri ini yang sudah banyak gangguan, terutama soal umat beragama. Artinya agama sudah dijadikan komoditas politik untuk adu domba dan ini akan kita tengarai. Itu semua mendorong kita untuk berkomunikasi sehingga kedepan menjadi gerakan bersama dalam menjaga NKRI," ungkapnya saat ditemui Suara Islam Online usai acara tersebut.

Dan kita juga bersepakat akan meningkatkan toleransi beragama, dengan batasan yang ditentukan agama masing-masing, lanjut Habib Muchsin.

Menurutnya, yang menggembirakan ialah akan adanya kerjasama tentang penegakkan Amar Makruf Nahi Munkar. "Mereka ikut bersama FPI memerangi hal-hal yang merusak moral bangsa, seperti miras, judi, juga LGBT yang selama ini diperjuangkan kelompok liberal untuk dibebaskan di Indonesia, menurut saya ini sesuatu yang baik," kata Habib Muchsin.

Selain itu, mereka juga sepakat untuk menolak dan menggagalkan gerakan kebangkitan komunis di Indonesia.

Terkait tragedi penyerangan jamaah Idul Fitri dan pembakaran masjid di Tolikara Papua oleh kelompok Gereja Injil Di Indonesia (GIDI), para pendeta itu mengaku menyayangkan kejadian tersebut. "Kita sepakat menyesalkan dan sangat mengutuk kejadian itu, kita mendorong pemerintah untuk menegakkan hukum terhadap aktor intelektual kejadian Tolikara dengan menghukum seberat-beratnya," pungkas Habib Muchsin.

[Sumber: Suara Islam Online]

Presiden Republik Indonesi Haram Minta Maaf Kepada PKI

Bismillaah Wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Wacana permohonan maaf Presiden RI atas nama Negara RI kepada PKI yang pernah muncul di zaman Gus Dur lalu zaman SBY, kini muncul kembali di zaman Jokowi. Dan kabar tentang RUU KKR (Komisi Kebenaran & Rekonsiliasi) yang pernah ditolak DPR RI, lalu kini oleh pemerintahan Jokowi diajukan kembali ke DPR RI dengan sedikit modifikasi, sehingga masuk dalam daftar Prolegnas DPR RI tahun 2015, semakin menguatkan peningkatan dari Wacana menjadi Rencana, sehingga ini merupakan INDIKASI KEBANGKITAN PKI.

IMPLIKASI MINTA MAAF

Jika Presiden RI meminta maaf kepada PKI secara resmi atas nama negara, maka ada sederet implikasi hukum mau pun politik yang tidak bisa dihindari, antara lain :

1.      Status Hukum PKI menjadi di pihak yang benar.
Ini berarti bahwa semua pihak yang terlibat dalam penumpasan PKI, termasuk Ulama dan Umara, khususnya NU dan TNI, bersalah secara hukum.

2.      PKI berhak untuk direhabilitasi nama baiknya.
Ini berarti bahwa label ”Pengkhianat” yang selama ini disematkan kepada PKI harus dihapuskan.

3.      PKI harus diizinkan untuk dibangun kembali.
Ini berarti bahwa PKI mesti dihidupkan kembali sebagai partai legal dan resmi, serta harus diizinkan untuk mengikuti Pemilu yang akan datang, bail Pilpres mau pun Pilkada, termasuk Pileg di tingkat Pusat hingga Daerah.

4.      Pengembalian seluruh Aset PKI yang pernah disita negara.
Ini berarti semua aset PKI berupa Tanah mau pun Gedung hingga semua kekayaan PKI yang pernah disita oleh negara, mesti dikembalikan kepada PKI.

5.      Pemberian Kompensasi ganti rugi kepada semua Keluarga Besar PKI.
Ini berarti setiap anggota PKI yang dibunuh atau dianiaya mau pun ditahan, hingga yang mengalami kerugian apa pun, baik materil mau pun moril, mesti diberikan gantirugi oleh negara. Berita yang beredar bahwa Keluarga Besar PKI menuntut ganti rugi minimal sebesar Rp.1 milyar / orang.

Jika merujuk kepada Laporan Departemen Luar Negeri AS tahun 1960 bahwa anggota PKI pada tahun 1960 mencapai 2 (dua) juta orang, dan diperkirakan pada tahun 1965 mencapai 3 (tiga) juta orang, maka nilai ganti rugi yang harus dikeluarkan negara mencapai (Rp 1 milyar x 3 jt orang) =  Rp. 3.000.000.000.000.000,- (tiga ribu trilyun rupiah). Suatu jumlah yang sangat fantastis dan lebih dari cukup untuk membangun dan membesarkan serta memenangkan PKI pada Pemilu mendatang.

6.      PKI berhak menuntut Peradilan HAM atas semua pihak yang pernah memeranginya.
Ini berarti para pimpinan dan prajurit TNI mau pun para Kyai dan Tokoh NU serta Ormas Islam lainnya, yang pada tahun 1965 terlibat dalam penumpasan PKI, akan diajukan ke Pengadilan HAM baik Nasional mau pun Internasional sebagai PENJAHAT PERANG yang telah melakukan PELANGGARAN HAM BERAT.

7.      Penjahat jadi Pahlawan, dan sebaliknya Pahlawan jadi Penjahat.
Jika para pejuang dan pembela NKRI yang menumpas PKI diajukan ke Pengadilan HAM sebagai PENJAHAT PERANG, maka ini berarti para Pahlawan dijadikan penjahat dan pecundang, sedang PKI yang penjahat dan pengkhianat dijadikan PAHLAWAN,

8.      Kriminalisasi TNI dan NU beserta ORMAS ISLAM lainnya.
Jika para pahlawan dari kalangan TNI dan NU serta ORMAS ISLAM lainnya yang telah berhasil membela Bangsa dan Negara Indonesia dari gangguan dan rongrongan PKI, dijadikan PENJAHAT PERANG, maka ini berarti bentuk KRIMINALISASI bagi anggota mau pun institusi TNI dan NU serta ORMAS ISLAM lainnya tersebut.

9.      Membuka luka lama dan menghidupkan fitnah.
KRIMINALISASI para Pahlawan Bangsa serta menjadikannya sebagai PENJAHAT PERANG, adalah berarti membuka luka lama dan sekaligus menghidupkan fitnah yang telah lama padam.

10.  Menciptakan kembali Konflik Horisontal antar Islam vs PKI.
Umat Islam tidak mungkin diam dan tidak akan membiarkan para pahlawannya dikriminalisasi dan diseret ke Pengadilan HAM sebagai PENJAHAT PERANG, sehingga hal itu akan mendorong mereka bangkit bersama untuk memerangi dan menumpas PKI dan para pembelanya untuk yang kesekian kalinya. Bahkan bisa mengantarkan kepada peristiwa yang lebih dahsyat daripada yang menimpa PKI di tahun 1965.

FITNAH MINTA MAAF

Meminta maaf atas dosa dan kesalahan memang merupakan sesuatu yang sangat terpuji dan amat dianjurkan. Namun jika meminta maaf bukan pada tempatnya, apalagi menimbulkan FITNAH yang besar dan akan mengantarkan kepada KONFLIK BERDARAH, maka hukumnya adalah HARAM.

AJARAN AGAMA apa, dan HUKUM NEGARA mana, serta LOGIKA BERPIKIR siapa, yang membenarkan seorang korban pembunuhan sadis minta maaf kepada penjahat yang membunuhnya, dan seorang wanita korban pemerkosaan brutal minta maaf kepada bajingan yang memperkosanya, serta para korban pembantaian biadab minta maaf kepada gerombolan teroris yang membantainya ... ???!!!

Karenanya, disini kami nyatakan bahwa PRESIDEN RI HARAM MEMINTA MAAF KEPADA PKI. Sekali lagi kami tegaskan bahwa Presiden RI hukumnya HARAM, HARAM dan HARAM meminta maaf kepada PKI.

Hasbunallaahu wa Ni’mal Wakiil ... Ni’mal Maulaa wa Ni’man Nashiir...

Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaahil ’Aliyyil ’Azhiim ............

Reformasi 1998 & Indikasi Kebangkitan PKI

Bismillaah Wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Setelah pemaparan panjang lebar secara kronologis tentang apa dan bagaimana PKI, mulai dari sejarah lahirnya hingga sepak terjangnya yang penuh dengan kekejaman dan kebiadaban, diikuti dengan analisa dan kesimpulan. Kini pertanyaannya : Mungkinkah PKI bangkit kembali di Indonesia ?!

Dalam artikel ini akan dipaparkan aneka fenomena dari berbagai peristiwa dan kejadian yang bisa menjadi jawaban untuk pertanyaan tersebut.

1.      TUNTUTAN PENCABUTAN TAP MPRS NO.XXV TAHUN 1966

PASCA REFORMASI 1998, kelompok-kelompok gerakan mahasiswa kiri seperti Forkot, Jarkot, Forbes, Fordem, SMID dan yang sejenisnya, dengan sangat lantang menyuarakan tuntutan Pencabutan TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 tentang Pembubaran PKI dan Larangan Penyebaran Paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme.

Ini INDIKASI KUAT untuk KEBANGKITAN PKI, karena TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 selama ini merupakan penghalang utama bagi Kebangkitan PKI secara formal konstitusional.

2.      PENGHAPUSAN SEJARAH PENGKHIANATAN PKI DALAM KURIKULUM

Sejak Tahun 1966 s/d 1998, dalam Kurikulum Pendidikan Sejarah Kemerdekaan Indonesia selalu dicantumkan tentang Sejarah Pengkhianatan PKI, baik pemberontakan PKI tahun 1948 mau pun Pemberontakan G30S PKI Tahun 1965. Dalam rentang waktu tersebut, setiap warga negara Indonesia yang pernah mencicipi pendidikan formal mulai dari tingkat dasar hingga menengah, selalu mendapatkan informasi yang lengkap tentang PKI, sehingga sikap ANTI PKI terlembagakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun, PASCA REFORMASI 1998 Sejarah Pengkhianatan PKI mulai hilang dari kurikulum pendidikan. Dan melalui berbagai Media Sosial, serangan informasi yang memposisikan PKI sebagai Pahlawan dan Pejuang Kemerdekaan RI sangat deras dan kencang, sehingga banyak generasi muda yang tidak lagi mendapatkan informasi Pengkhianatan PKI dalam kurikulum pendidikan, terjebak dan perperangkap dalam PROPAGANDA PEMUTIHAN PKI.

Ini juga INDIKASI KUAT akan adanya gerakan sistematis untuk KEBANGKITAN PKI, karena Sejarah Pengkhianatan PKI yang ada dalam Kurikulum Pendidikan selama ini merupakan sumber informasi yang valid dan kokoh untuk menumbuhkan sikap ANTI PKI dalam  kepribadian Bangsa dan Rakyat Indonesia.

3.      PENGHENTIAN PEMUTARAN FILM G30S/PKI DI TVRI

Sejak tahun 1985, setiap tanggal 30 September, TVRI sebagai televisi nasional selalu memutar ulang Film Pengkhianatan G30S / PKI yang diproduksi pada tahun 1984, sehingga informasi tentang PKI tersebar secara meluas sampai daerah-daerah terpencil. Dan itu menumbuh suburkan kewaspadaan Bangsa dan Rakyat Indonesia terhadap Bahaya PKI.

Namun, PASCA REFORMASI 1998 pemutaran Film Pengkhianatan PKI mulai dihentikan. Menurut Asvi Warman Adam sebagaimana dilansir Situs Berita Merdeka.com bahwa Pasca Reformasi 1998, Mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal Saleh Basarah menelpon Menteri Penerangan dan Menteri Pendidikan agar film tersebut dihentikan pemutarannya karena menyudutkan TNI AU.

Jika benar bahwa alasan penghentian pemutaran Film Pengkhianatan PKI adalah complain dari pihak TNI Angkatan Udara, sungguh sangat disesalkan. Jika memang ada bagian film yang tidak sesuai fakta atau merupakan fitnah bagi TNI Angkatan Udara, maka cukup dibuang bagian fitnah itu, bukan dengan menghentikan pemutaran film secara keseluruhan.

Akan tetapi, jika memang fakta Pengkhianatan G30S / PKI melibatkan ABRI dari semua angkatan, baik Darat, Udara, Laut mau pun Kepolisian, maka kenapa harus ditutupi, justru itu menjadi pelajaran bagi semua angkatan TNI agar lebih waspada dan berhati-hati menjaga dan melindungi kesatuannya dari infiltrasi (penyusupan) PKI.

Lagi pula, memang faktanya PKI dalam sejarahnya berhasil merekrut pejabat pemerintah dari semua golongan dan tingkatan, militer mau pun sipil, untuk menggolkan syahwat politik komunismenya. Tidak terkecuali di lingkungan Istana, hingga Pasukan Cakrabirawa dari TNI Angkatan Darat yang terkenal sebagai penjaga dan pelindung Presiden RI. 

Dengan demikian tidak bisa dipungkiri bahwasanya ada tangan-tangan jahat yang bermain untuk menghapus ingatan bangsa Indonesia dari Pengkhianatan PKI, sehingga ini pun menjadi INDIKASI KUAT KEBANGKITAN PKI.

4.      PENGHAPUSAN ”LITSUS” BAGI CALON PEJABAT

Sejak pembubaran dan pelarangan PKI di tahun 1966 hingga 1998, setiap warga negara yang akan menjadi pejabat negara, baik di lingkungan Eksekutif dan Legislatif mau pun Yudikatif, diwajibkan mengikuti LITSUS yaitu Penelitian Khusus yang sangat ketat dan cermat serta teliti dan mendalam terhadap setiap calon pejabat untuk memastikan bahwa ia tidak ada kaitan apa pun dengan gerakan PKI.

Karenanya, kader-kader muda dari sisa Gerakan Bawah Tanah PKI tidak pernah punya kesempatan untuk menyusup ke dalam pemerintahan sepanjang masa 1966 hingga 1998. Jika pun ada teramat sempit dan sulit.

Namun, PASCA REFORMASI 1998 Litsus dihapuskan dengan alasan penegakan Hak Asassi Manusia (HAM), sehingga kini kader-kader muda berpaham kiri yang punya kaitan erat dengan PKI dengan mudah bisa melenggang jadi pejabat tanpa hambatan.

Tentu, PENGHAPUSAN LITSUS menjadi bukti adanya tangan-tangan jahat yang bermain untuk membuka pintu kembali bagi PKI agar bisa masuk dalam lembaga-lembaga negara, sehingga ke depan lebih muda untuk bangkit dan berkembang. Ini pun INDIKASI KUAT KEBANGKITAN PKI.

5.      PUTRA PUTRI PKI MASUK PARPOL DAN INSTANSI NEGARA

PASCA REFORMASI 1998, Penghapusan LITSUS telah memberi kesempatan seluas-luasnya kepada Putra Putri Keturunan PKI untuk aktif di berbagai Partai Politik, sehingga mereka pun dengan mudah masuk ke berbagai Lembaga Kenegaraan.

Tentu kita tidak bisa dan tidak boleh melimpahkan kesalahan PKI kepada anak keturunan mereka yang tidak bersalah. Dan tentu hak-hak POLEKSOSBUD (politik, ekonomi, sosial dan budaya) anak keturunan PKI memang sudah semestinya diakui dan diberikan.

Namun, anak keturunan PKI harus tahu diri, bahwa pemulihan hak-hak mereka jangan disalah-gunakan untuk menghidupkan kembali ideologi PKI dan jangan lagi membangkitkan kembali paham komunisme, serta mereka tidak perlu membuka luka lama dengan memposisikan diri sebagai Korban kejahatan Orde Baru melalui pemutar balikkan Fakta dan manipulasi Data seolah Ulama dan Umara, khususnya NU dan TNI, adalah pelaku kejahatannya.

Lihat saja, Ribka Ciptaning yang menjadi anggota DPR RI melalui PDIP, bahkan menjadi ketua salah satu Komisi di DPR RI, secara demonstratif dan provokatif menulis dua buku yang masing-masing berjudul : ”Aku Bangga Jadi Anak PKI” dan ”Anak PKI Masuk Parlemen”.

Tentu tak dapat dipungkiri, masuknya putra-putri keturunan PKI ke dalam berbagai Partai Politik dan Instansi Negara, dengan tetap mengusung Ideologi PKI yang dibawa oleh orang-orang tua mereka merupakan INDIKASI KUAT KEBANGKITAN PKI.

6.      PEMBUATAN BUKU DAN FILM PEMBELAAN TERHADAP PKI

PASCA REFORMASI 1998, marak penerbitan dan peredaran buku-buku yang berisi pembelaan terhadap PKI, antara lain :

a.       Aku Bangga Jadi Anak PKI dan Anak PKI Masuk Parlemen keduanya karya Ribka Tjiptaning Proletariyati.
b.      Gerwani karya Amurwani Dwi Lestariningsih.
c.       Kabut G30S karya Mohammad Achadi.
d.      Palu Arit di Ladang Tebu karya Hermawan Sulistyo.
e.       Penghancuran Gerakan Perempuan karya Saskia Eleonora Wieringa.
f.       Siapa sebenarnya Soeharto karya Eros Djarot dkk.
g.      Terempas Gelombang Pasang karya Sudjinah.

PASCA REFORMASI 1998, juga marak pembuatan dan peredaran film yang berisi pembelaan terhadap PKI, antara lain :

a.       Jagal dan Senyap keduanya disutradarai Joshua Oppenheimer dan diapresiasi oleh Komnas HAM & LSM-LSM Liberal.
b.      Sang Penari disutradarai Ifa Isfansyah dan dibintangi Prisia Nasution & Oka Antara.
c.       Gie disutradarai Riri Riza dan dibintangi Nicolas Saputra & Sita Nursanti.
d.      Jembatan Bacem disutradarai Yayan Wiludiharto diproduksi LSM Elsam.
e.       Lastri disutradarai Eros Djarot dan dibintangi Marcelia Zalianty & Tio Pakusadewo.

Inti dari semua Buku dan Film tersebut di atas adalah sama yaitu menumbuhkan simpatik penonton terhadap PKI. Dalam semua buku dan film tersebut digambarkan penderitaan keluarga PKI yang menyedihkan dan memilukan, karena hidup dalam penindasan rezim penguasa. PKI diposisikan sebagai korban yang terzalimi, sehingga tak satu pun episode kekejaman dan kebiadaban PKI yang diangkat dalam cerita. Pelan tapi pasti, semua buku dan film tersebut akan menggerus sikap ANTI PKI yang selama ini sudah terlembagakan dalam kepribadian Bangsa dan Rakyat Indonesia.

Dengan demikian, ini juga merupakan INDIKASI TAK TERBANTAHKAN bahwa Keluarga Besar PKI sedang menyusun langkah dan menata gerakan untuk BANGKIT KEMBALI.

7.      RUU KKR (KOMISI KEBENARAN & REKONSILIASI)

PASCA REFORMASI 1998, Para Narapidana PKI melalui YPKP 65/66 (Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965 / 1966) terus mencari cara untuk “PEMUTIHAN DOSA PKI”, salah satunya adalah dengan terus mendesak pemerintah agar mengajukan RUU KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi).

YKPPI 65/66 dimana-mana selalu mengkampanyekan bahwa PKI adalah ”KORBAN KEJAHATAN” bukan ”PELAKU KEJAHATAN”, sekaligus memutar-balikkan Fakta dan memanipulasi Data serta melemparkan semua kesalahan kepada ”ORDE BARU”.

YKPPI menyatakan : ”Target Advokasi HAM YPKP 65/66 adalah bahwasanya pengungkapan kebenaran melalui KKR merupakan pintu masuk paling halus namun berkekuatan besar untuk mengembalikan posisi ekonomi, politik dan sosial PKI”, sebagaimana dimuat di YPKP6566.Blogspot.com pada tanggal 12 September 2010.

Ini adalah INDIKASI KEBANGKITAN PKI.

8.      PEMBELAAN KOMNAS HAM & LSM LIBERAL UNTUK PKI

PASCA REFORMASI 1998, Komnas HAM dan LSM-LSM Liberal disamping memberi apresiasi terhadap buku-buku dan film-film yang membela PKI, ternyata juga menjadi pihak yang paling sigap dan paling sibuk  dalam mendesak dan menekan pemerintah RI dan DPR RI agar mengesahkan RUU KKR menjadi UU, sehingga di tahun 2004 Pemerintah RI secara resmi mengajukan RUU KKR ke DPR RI untuk dibahas, namun akhirnya RUU KKR tersebut hingga tahun 2006 dimentahkan oleh DPR RI.

Kini, di tahun 2015 secara mengejutkan, tiba-tiba pemerintah kembali mengajukan RUU KKR agar masuk dalam Prolegnas DPR RI. Apa pun alasannya, ini pun merupakan INDIKASI TAK TERPUNGKIRI bagi KEBANGKITAN PKI yang mulai berhasil menyusup ke berbagai lini Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif, untuk mempengaruhi kebijakan dan pembuatan perundang-undangan yang menguntungkan PKI.

9.      BANTUAN CHINA KEPADA INDONESIA & KOMPENSASINYA

PASCA REFORMASI 1998, hak POLEKSOSBUD (politik, ekonomi, sosial dan budaya) China di Indonesia dipulihkan sama sekali, sehingga Reformasi 1998 menjadi PINTU KEMENANGAN CHINA di Indonesia :

a.       China yang di Era 1966 - 1998 tidak mudah menjadi pejabat publik, justru kini bebas dan leluasa jadi Lurah, Camat, Bupati hingga Gubernur dan Menteri, bahkan Presiden.

b.      Di Era 1966 - 1998 nama China harus diganti dengan nama Indonesia untuk pengakuan kewarga-negaraan, sedang kini penggunaan nama China dibebaskan sebebas-bebasnya.

c.       Barongsai yang di Era 1966 - 1998 dilarang, kini dibesarkan dan dipertontonkan dengan bebas di tengah publik dalam berbagai acara budaya, bahkan ada yang menggelar Barongsai dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW.

d.      Tulisan dan Bahasa China yang di Era 1966 - 1998 dilarang digunakan di tempat umum, kini menghiasi berbagai Mall, Pasar, Toko dan Perumahan dengan sangat bebas, bahkan ada Statsiun TV yang secara terbuka menyajikan sejumlah acara dengan Tulisan dan Bahasa China.

e.       Khonghuchu yang di Era 1966 - 1998 tidak diakui dan tidak boleh dicantumkan sebagai agama dalam KTP, kini diakui sebagai salah satu agama resmi di Indoensia, sehingga boleh dicantumkan dalam KTP.

f.       Hari Raya Imlek (Tahun Baru China) di Era 1966 - 1998 hanya boleh dirayakan secara tertutup di kalangan masyarakat China saja, tapi kini dijadikan Hari Libur Nasional dan dirayakan secara terbuka dan besar-besaran.

g.      Pengusaha China yang di Era 1966 - 1998 diberi kebebasan berbisnis, tetapi tetap dengan kontrol ketat, kini merajalela sehingga informasinya bahwa tidak kurang dari 70 % lahan ibu kota Jakarta sudah dikuasai dan dimiliki oleh Delapan Konglomerat China Indonesia.

h.      Di tahun 1966, Kongres ABRI merekomendasikan pelarangan penggunaan kata ”Tiongkok”, tapi dengan tegas dan jelas menetapkan penggunaan kata ”China”, karena keterlibatan China dengan PKI, tapi kini terbit aturan sebaliknya yaitu penghapusan sebutan ”China” dan pengharusan penggunaan kata ”Tiongkok”. Padahal, di Negeri China sendiri, mereka masih menyebut diri mereka dengan sebutan ”CHINA”.

Karenanya, tidak heran jika kini Negara Raksasa Komunis RRC (Republik Rakyat China) sangat bermesra-mesraan dengan pemerintah Indonesia, sehingga pada Selasa 16 Juni 2015, Garuda Indonesia menanda tangani kerja sama dengan BOC (Bank of China) Aviation dengan nilai dana US $ 4,5 milyar atau sekitar Rp 58 Trilyun. Dan usai acara penanda-tanganan kerja-sama tersebut di Paris, Menteri BUMN Rini Soemarno menginformasikan bahwa BUMN pun sudah ada kesepakatan pembiayaan dengan China Development Bank  (CDB) dan ICBC senilai US$ 40 Milyar atau sekitar 520 Trilyun.

Namun demikian, kebangkitan China Komunis di Indonesia dan kemesraan pemerintah Indonesia dengan Negara Raksasa Komunis RRC wajib diwaspadai, karena China Komunis pernah terlibat langsung dalam poros Jakarta – Peking yang dibangun oleh Gerakan PKI di zaman Orla, sehingga bukan tidak mungkin ini pun menjadi INDIKASI KEBANGKITAN PKI. Apalagi bantuan sebesar itu tidak mungkin cuma-cuma, tentu ada kompensasi politik dan ekonominya yang akan menguntungkan China Komunis.

10.  KERJA SAMA PARPOL INDONESIA DENGAN PARTAI KOMUNIS CHINA

Sepanjang tahun 1966 hingga 1998, tak ada satu pun Ormas mau pun Orsospol yang berani secara terang-terangan menjalin hubungan kerja-sama dengan PARTAI KOMUNIS CHINA (PKC). Namun, PASCA REFORMASI 1998 Partai Nasional Demokrat (Nasdem) secara terbuka dan terang-terangan menjalin kerja-sama dengan Partai Komunis China.

Selasa 6 juni 2015, Wakil Presiden Partai Komunis China (PKC) Gou Yezhou menemui Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh di Kantor DPP Partai Nasdem untuk membahas sejumlah agenda diplomatik dan kerjasama antara kedua partai.

Jauh sebelumnya, sebagaimana diberitakan Merdeka.com tanggal 14 Oktober 2013, bahwa PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) pada tahun 2015 saja hingga bulan Oktober telah mengirimkan tiga angkatan dari para kadernya untuk studi banding dengan PKC (Partai Komunis China). Para Kader PDIP tersebut di China belajar di Sekolah PKC tentang bagaimana cabang dan ranting partai PKC bekerja, serta kegiatan kerja sama lainnya.

Tentu semua fakta kerja-sama Parpol Indoneisa dengan PARTAI KOMUNIS CHINA tidak boleh dianggap sepele sebagai INDIKASI KEBANGKITAN PKI di Indonesia.

11.  SEMINAR DAN TEMU KANGEN UNTUK BELA PKI

PASCA REFORMASI 1998 , sering digelar Seminar dan Lokakarya untuk Pembelaan terhadap PKI, begitu juga sering diadakan Reuni dan Temu Kangen Keluarga Besar PKI. Bahkan tidak jarang Komnas HAM dan berbagai LSM Liberal terlibat dalam aneka pertemuan tersebut. Ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan di zaman Orba.

Misalnya, tanggal 24 Juni 2010, Ribka Tjiptaning dan Rieke Dyah Ayu Pitaloka serta Nursuhud dari Komisi IX DPR RI yang berkunjung ke Banyuwangi dalam rangka temu dengan PPI (Persatuan Perawat Indonesia) dan IBI (Ikatan Bidan Indonesia) untuk sosialisasi Program Kesehatan Gratis, namun acara bergeser dan berubah menjadi Reuni dan Temu Kangen Keluarga Besar PKI dari berbagai daerah di Jawa Timur di Rumah Makan Pakis Ruyung.

Ini disebut apalagi kalau bukan merupakan INDIKASI KEBANGKITAN PKI di Indonesia.

12.  PEMBENTUKAN ORMAS / ORSOSPOL YANG BERAFILIASI KEPADA PKI

Pada tahun 1994, Budiman Sudjatmiko dan kawan-kawan mendirikan PRD (Partai Rakyat Demokratik) dengan manifesto politik yang berhaluan sosialis komunis, sehingga dilarang dan dikejar oleh Rezim Orde Baru. Saat Reformasi 1998, PRD termasuk yang paling aktif melakukan Aksi-Aksi Anarkis. Dua program utama PRD dalam manifesto politiknya saat didirikan adalah Refrendum untuk Timor Timur dan Pencabutan Dwi Fungsi ABRI. Dan keduanya berhasil diwujudkan PASCA REFORMASI 1998.

PASCA REFORMASI 1998, Anak Keturunan PKI yang masih mengusung Ideologi Komunis mulai berani tampil vulgar dengan membentuk Ormas dan Orsosopol yang berhaluan komunis, hanya saja belum berani tampil telanjang terang-terangan menyebut diri sebagai PKI.

Selanjutnya, mantan Aktivis PRD tersebar ke berbagai lini politik. Ada yang masuk bergabung ke PDIP seperti Budiman Sudjatmiko dan Raharja Waluya Jati. Ada yang gabung dengan Partai Perindo (Persatuan Indonesia) yang didirikan Harry Tanoesudibyo yaitu Anom Astika dan Ardi Putra Utama. Ada yang jadi Staf Ahli Presdien SBY yaitu Andi Arif. Ada juga yang jadi Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi yaitu Dita Indah Sari yang gabung ke PBR (Partai Bintang Reformasi) dan Faisol Reza yang gabung ke PKB (Partai Kebangkitan Bangsa).

Ada juga yang jadi jurnalis seperti Nezar Patria mantan Sekjen SMID (Solaidaritas Mahasiswa Indonesia Untuk Demokrasi) yang kini menjadi Redaktur Pelaksana Situs Berita VIVAnews.com. Ada pula yang jadi Pastor di Chicago AS seperti Henry Kuok.
 
Tokoh Kiri lainnya, Pius Lustrilanang pendiri Aldera (Aliansi Demokratik Rakyat) dan ISAI (Institut Studi Arus Informasi) pernah bergabung dengan PAN, lalu PDIP, kini Gerindra. Dan Adian Napitupulu aktivis GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) medirikan FORKOT (Forum Kota) yang nyata-nyata berhaluan komunis, kini jadi politisi PDIP dan duduk sebagai anggota DPR RI melalui Pemilu di Dapil Wilayah Bogor.

Apa yang seperti ini bukan INDIKASI KEBANGKITAN PKI ?

13.  PEMUTARBALIKKAN SEJARAH PKI

PASCA REFORMASI 1998, Gerakan Neo PKI dibantu oleh Komnas HAM dan berbagai LSM Liberal berdalih Pengungkapan Kebenaran dan Penegakkan HAM melakukan Propaganda Pemutar-balikkan Fakta Sejarah PKI dengan memanipulasi Data Sejarah melalui berbagai Media Cetak mau pun Elektronik.

Hasilnya, mulai terbentuk opini di tengah masyarakat bahwa sebenarnya PKI adalah pejuang kemerdekaan RI, bahkan merupakan motor penggerak revolusi kemerdekaan. Lalu PKI pun diposisikan sebagai pihak yang difitnah dan dizalimi oleh Orde Baru untuk menarik simpatik masyarakat. Akhirnya PKI dijadikan sebagai pahlawan, sementara lawan-lawan PKI seperti TNI dan NU serta MASYUMI sebagai penjahatnya yang telah melakukan kezaliman dan kebiadaban.

Nah. ini pun disebut apalagi kalau bukan merupakan INDIKASI KEBANGKITAN PKI di Indonesia.

14.  LAMBANG PKI DI KALANGAN SELEBRITIS & KAWULA MUDA

PASCA REFORMASI 1998, marak beredar di internet sejumlah artis Indonesia ramai-ramai memakai kaos merah dengan gambar Palu Arit yang merupakan Lambang PKI, sehingga Kawula Muda para fans mereka pun menirunya. Selanjutnya, Lambang Palu Arit pun mulai ditemukan dimana-mana, bahkan mulai banyak anak muda yang menyukainya.

Inilah salah satu cara Gerakan Neo PKI mensosialisasikan Lambang PKI agar masyarakat akrab kembali dengan lambang tersebut. Ini juga sebagai INDIKASI KEBANGKITAN PKI.

15.  USULAN PENGHAPUSAN KOLOM AGAMA DALAM KTP

Di Jakarta, Si Kafir AHOK menyerukan agar kolom agama dihapuskan dari KTP. Seruan ini disambut dengan gegap gempita oleh kalangan Liberal dan kelompok-kelompok berhaluan kiri. Namun seruan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Menteri Dalam Negeri RI Gamawan Fauzi.

Seruan AHOK wajib dicurigai sebagai Trik PKI, karena memang jika kolom agama dihapuskan maka kalangan PKI yang anti Agama dengan leluasa memiliki KTP tanpa agama. Dan AHOK pun patut dicurigai sebagai bagian dari Gerakan Neo PKI, karena dahulu memang kalangan China di Indonesia banyak terlibat dengan PKI.

Pantas, AHOK nekat melarang Ibadah Qurban, membongkar Masjid, mengusulkan Apartemen Pelacuran dan Pulau Judi, serta mencaci maki rakyat dan pejabat dengan bahasa kasar dan kotor, percis sifat dan sikap yang pernah dipertontonkan PKI dahulu.

In juga bagian dari INDIKASI KEBANGKITAN PKI.

16.  RENCANA GUS DUR & SBY UNTUK MINTA MAAF KEPADA PKI
Wacana permohonan maaf Presiden RI atas nama Negara RI kepada PKI pertama kali muncul di zaman Presiden Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur, namun tidak terjadi karena saat itu gelombang penolakan dari Kelompok Islam sangat besar, khususnya FPI yang sempat menurunkan 10.000 Laskar mengepung Istana Presiden dalam Aksi Anti PKI di Jakarta.
Wacana tersebut kembali muncul di zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disebut SBY, bahkan sempat ada pengajuan dan pembahasan RUU KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi) di DPR RI yang beraroma ”Pemutihan PKI”, namun lagi-lagi gagal karena mendapat penolakan keras dari Ormas dan Orsospol Islam di DPR RI.
Dari Wacana menjadi Rencana, sehingga ada langkah nyata pengajuan RUU KKR untuk PEMUTIHAN DOSA-DOSA PKI. Tentu ini juga merupakan INDIKASI KEBANGKITAN PKI.

17.  JANJI KAMPANYE JOKOWI JIKA MENANG MINTA MAAF KEPADA PKI
Santer berita, kini kelompok-kelompok kiri dan berbagai LSM Liberal menagih janji kepada Jokowi untuk meminta maaf kepada PKI. Konon informasinya, bahwa Jokowi saat kampanye Pilpres, secara ”diam-diam” punya ”kontrak politik” dengan mereka bahwa jika menang maka Jokowi akan minta maaf kepada PKI.

Jika berita ini benar, maka ini pun masuk dalam katagori INDIKASI KEBANGKITAN PKI.

18.  JARGON JOKOWI TENTANG REVOLUSI MENTAL

KARL MARX sebagai Bapak Komunis Dunia berpandangan bahwa agama adalah belenggu dan Tuhan adalah penjajah, sehingga manusia yang beragama dan bertuhan tidak memiliki kebebasan, karena jiwanya terbelenggu dengan aturan agama dan terjajah dengan hukum Tuhan. Oleh karena itu menurut KARL MARX harus ada REVOLUSI MENTAL yang membebaskan dan memerdekan jiwa manusia dari belenggu agama dan jajahan Tuhan.

Sejak dulu hingga kini, kalangan KOMUNIS selalu mengkampanyekan REVOLUSI MENTAL, termasuk PKI di Indonesia era 1945 hingga 1965, untuk menjauhkan umat manusia dari agama dan hukum Tuhan. Kini, di Indonesia semenjak Jokowi menjadi Presiden RI, justru SANG PRESIDEN yang meneriakkan REVOLUSI MENTAL. Ada apa ?!

Apa karena Jokowi tidak tahu dan tidak paham dengan sejarah istilah REVOLUSI MENTAL ? Atau sebaliknya, justru beliau tahu dan paham serta memang sengaja mengkampanyekannya ? Walaahu A’lam.

Namun, yang jelas, kampanye REVOLUSI MENTAL Jokowi kini ditunggangi dan dimanfaatkan PKI untuk menghidupkan kembali jargon PKI yang dulu pernah populer itu, sehingga ini menjadi bagian dari INDIKASI KEBANGKITAN PKI.

19.  RENCANA JOKOWI MINTA MAAF KEPADA PKI
Wacana permohonan maaf Presiden RI atas nama Negara RI kepada PKI yang pernah muncul di zaman Gus Dur dan SBY, kini muncul kembali di zaman Jokowi. Dan kabar tentang RUU KKR yang pernah ditolak DPR RI, lalu kini oleh pemerintahan Jokowi diajukan kembali ke DPR RI dengan sedikit modifikasi, sehingga masuk dalam daftar Prolegnas DPR RI tahun 2015 patut dijadikan sebagai bagian dari INDIKASI KEBANGKITAN PKI.

20.  KERESAHAN TOKOH-TOKOH NU TENTANG PKI
Diberitakan oleh berbagai media bahwa KH Sholahuddin Wahid yang akrab dipanggil Gus Sholah sebagai cucu pendiri NU, Almarhum wal Maghfuur lahu Hadrotus Syeikh Hasyim Asy’ari, menyatakan bahwasanya jika Jokowi minta maaf kepada PKI maka akan melukai hati dan perasaan warga NU.

KH Ahmad Hasyim Muzadi sebagai salah seorang sepuh NU dan juga anggota Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) sejak lama di berbagai kesempatan sering menyatakan kekhawatrirannya tentang KEBANGKITAN PKI. Saat ini pun beliau tidak segan-segan menasihati Presiden RI agar tidak minta maaf kepada PKI.

Keresahan serupa dialami juga oleh kalangan Ulama sepuh NU di berbagai daerah. Di Bogor, pimpinan Pesantren Al-Ihya, KH Muhammad Husni Thamrin, sejak lama hingga kini selalu mengingatkan para santrinya dan segenap umat Islam di hampir setiap tausiyahnya agar WASPADA KEBANGKITAN PKI. Bahkan para Ulama dari berbagai kalangan, seperti Muhammadiyah, Persis, Al-Washliyah, Al-Irsyad, hingga para Habaib dari Rabithoh Alawiyah, sama resah dan gelisahnya.

Karenanya, berbagai Ormas dan Tokoh Islam sepakat akan menggelar PARADE TAUHID bersama Umat Islam pada hari Ahad tanggal 16 Agustus 2015 dengan Long March dari Senayan ke Bunderan HI dari jam 7 pagi hingga 12 siang, yang salah satu tema utamanya adalah MELAWAN KEBANGKITAN PKI.

Nah, keresahan para Ulama dan Tokoh Islam dari berbagai kalangan juga merupakan INDIKASI KEBANGKITAN PKI. Keresahan tersebut bukan tanpa alasan, apalagi mereka memiliki banyak lini untuk mengakses informasi dari Istana Presiden RI.

ANALISA DAN KESIMPULAN

Dua puluh INDIKASI KEBANGKITAN PKI tersebut di atas mulai naik ke permukaan sejak PASCA REFORMASI 1998, sehingga patut dicurigai jangan-jangan Reformasi 1998 tidak lain dan tidak bukan adalah REFORMASI PKI yang ditujukan untuk BALAS DENDAM bukan hanya kepada Rezim Orde Baru, tapi juga kepada para Ulama, Tokoh dan Ormas Islam, yang telah ikut andil menghancur-leburkan PKI di tahun 1965. Wallaahu A’lam.

Dengan dua puluh INDIKASI KEBANGKITAN PKI tersebut di atas menjadi jelas bahwa kewaspadaan umat Islam terhadap Kebangkitan PKI bukan PARANOID atau ketakutan yang berlebih tanpa alasan, melainkan sebagai upaya Sedia Payung Sebelum Hujan. Semoga Allah SWT menyelamatkan Bangsa dan Negara Indonesia dari Bahaya PKI. Aamiiin.

Hasbunallaahu wa Ni’mal Wakiil ... Ni’mal Maulaa wa Ni’man Nashiir...