Sabtu, 28 November 2015

USTADZ SOLMED BICARA SOAL SAMPURASUN

Assalamu 'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh...

Saudaraku tercinta, beberapa hari ini kita melihat, mendengar, membaca tentang polemik Ceramah Habib Rizieq Syihab, saya ingin bercerita dari apa yg saya dengar dan saya lihat. Pada hari Jum'at malam, tgl 13 November 2015, bersama dengan para Kyai dan Ulama yang ada, saya hadir dalam Tabligh Akbar Manhajus Sholihin di Purwakarta, karena memang saya salah satu pengisi acara yang diundang oleh panitia penyelenggara, dari mulai awal sampai akhir saya disana.

Saya mendengar langsung ceramah Habib Rizieq Syihab dari salam (awal) sampai salam (akhir). Saya menangkap pesan dari ceramah yang Beliau sampaikan bahwa yang dimaksud " Campur Racun " itu adalah ketika Adat dibenturkan dengan Syari'at, Sehingga menjadi tidak indah lagi dilihat dan tidak lagi nikmat dirasa, saya yakin tidak ada niat Beliau untuk melecehkan Adat seperti yang disangkakan oleh beberapa pihak.
Karenanya saya dan kita semua berharap agar tidak terprovokasi dengan info yang tidak utuh, berita yang tidak lengkap, rekaman potongan yang bisa mengundang fitnah, yang kadang jauh dari fakta di lapangan.

Semoga Allah. SWT menjaga kita dan seluruh komponen anak Bangsa di Negeri Indonesia Tercinta ini dalam bingkai Kebaikan dan Kebersamaan untuk merawat Adat dan Mencintai Syari'at.

Dari saya, miskin ilmu dan banyak dosa.
Ustadz Sholeh Mahmoed (Solmed).

Ulama Purwakarta Sebut Bupati Dedi Mulyadi Raja Syirik

Purwakarta (SI Online) - Kalangan ulama Purwakarta selama sepuluh tahun terakhir resah dengan kemusyrikan yang meraja lela di wilayah itu. Ketua Manhajus Solihin Purwakarta, KH Muhammad Syahid Joban bahkan menilai gagasan kebudayaan yang diusung Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi selama 10 tahun memimpin, mengarah pada kemusyrikan.
 
Bahkan, dalam akun media sosial Facebook miliknya, Muhammad Syahid Joban pada 5 November menyebut Dedi sebagai raja syirik.
 
Seperti diberitakan Tribunjabar.co.id, melalui ponselnya, Ahad (15/11/2015) dua pekan lalu, Joban hendak menyampaikan pesan bahwa banyak hal yang harus diubah dari Purwakarta.
 
"Budaya dikembangkan tapi nilai keagamaan merosot. Sehingga kami menilai keduanya harus berimbang. Islam tidak anti budaya tapi budaya yang diusung Dedi Mulyadi ini hanya bungkus yang isinya hanya ritual kemusyrikan," ujar Joban.
 
Banyak ritus budaya namun dinilainya hanya mengarah pada kemusyrikan yang dilakukan oleh orang nomor satu di Purwakarta itu.
 
"Sakralkan kereta kencana yang dianggap kendaraan tokoh mistis, Situ Buleud, Gedung Kembar, Gedung Negara dan Pendopo disakralkan dengan ritus-ritus berindikasi kuat musyrik," ujarnya.
 
Tidak hanya itu, pernyataan Dedi juga kerap dinilainya menyesatkan umat Islam. Seperti halnya, menokohkan Raja Padjadjaran, Sri Baduga Maharaja atau kerap disebut Prabu Siliwangi.
 
"Pernyataan yang keluar dari mulutnya itu menganggap Prabu Siliwangi tokoh keselamatan hingga pernyataan pemimpin hebat itu harus menikahi tokoh mistis dari Pantai Selatan, kan itu menyesatkan," ujarnya.
 
Menanggapi tudingan itu, belum lama ini ketika disinggung mengenai raja syirik, Dedi tidak terlalu serius menanggapinya. "Iya, terserah saja, itu penilaian orang, saya tidak akan ambil pusing," ujar dia.
 
Hanya saja, sebagai pemerintah, selama ini ia berusaha melaksanakan kewajiban konsitusionalnya sebagai kepala daerah. "Saya raja syirik kata mereka tapi saya melaksanakan kewajiban konsitusional saya pada rakyat saya," ujarnya

Sumber : http://m.suara-islam.com/mobile/detail/16241/Ulama-Purwakarta-Sebut-Bupati-Dedi-Mulyadi-Raja-Syirik

Jumat, 27 November 2015

FPI Segera Polisikan Muhammad Nazar, Pengunggah Video 'Campur Racun'

JAKARTA (voa-islam.id)—Front Pembela Islam (FPI) berencana melaporkan Muhammad Nazar ke pihak kepolisian. Muhammad Nazar adalah pengunggah video potongan ceramah Habib Rizieq Syihab yang seolah-olah menghina budaya Sunda dengan memplesetkan salam sampurasun menjadi “campur racun”.

“Kami akan laporkan segera Muhammad Nazar yang telah menyebarkan video potongan ceramah Habib Rizieq kepada polisi. Muhammad Nazar tidak menyebarkan secara utuh ceramah Habib Rizieq selama satu setengah jam. Akibatnya banyak masyarakat yang salah persepsi,” kata Ustadz Jafar Shodiq, Wakil Ketua DPP FPI di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Kamis (26/11/2015) sore.

Ustadz Jafar menjelaskan, ceramah yang disampaikan Habib Rizieq itu membahas soal fenomena kemusyrikan.

“Ini ceramah Habib Rizieq soal akidah, keimanan. Kita tabligh akbar di Purwakarta (Jawa Barat). Untuk mengingatkan kepada kaum muslimin Purwakarta jangan menjadi korban kemusyrikan bupatinya dengan alasan kearifan lokal, budaya,” ungkap Ustadz Jafar.

Menurut Ustadz Jafar, sudah diketahui khalayak banyak jika Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi kerap melakukan praktik kemusyrikan.

Pelaporan kepada polisi ini, lanjut Ustadz Jafar, diharapkan dapat diketahui motif dan tujuan Muhammad Nazar mengunggah video tersebut.

“Muhammad Nazar ini siapa, nanti kita lihat. Dia yang upload. Apa tujuannya? Apakah dia orang Dedi? Kita akan selidiki siapa dia,” ujar Ustadz Jafar.* [Syaf/voa-islam.id]

Sumber : http://m.voa-islam.id/news/indonesiana/2015/11/27/40810/fpi-segera-polisikan-muhammad-nazarpengunggah-video-'campur-racun/

FPI: Komentar Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi Soal 'Campur Racun' karena Ingin Terpilih Gubernur Jabar

JAKARTA (voa-islam.id)—Wakil Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI), Ustadz Jafar Shodiq menilai Ridwan Kamil, Walikota Bandung dan Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta telah memafaatkan potongan video “campur racun” Habib Rizieq untuk tujuan politik.

Menurut Ustadz Ja’far, komentar kedua pemimpin daerah di Jawa Barat yang menyudutkan Habib Rizieq ini dalam rangka mencari muka agar terpilih menjadi gubernur Jawa Barat (Jabar).

“Kami khawatir ini dipolitisir. Karena kedua-duanya ingin menjadi Jabar satu dengan alasan melestarikan budaya Sunda,” kata Ustadz Ja’far ketika ditemui voa-islam di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kamis (26/11/2015) sore.

Lebih lanjut, Ustadz Ja’far mengatakan semesti Ridwan Kamil lebih dulu melakukan konfirmasi (tabayyun) kepada Habib Rizieq perihal potongan video “campur racun” teresebut. (baca: FPI Segera Laporkan Pengunggah Video 'Campur Racun')

“Walikota Bandung ini tidak tahu akar persoalan. Mestinya dia tabayyun. Ikuti ceramahnya secara utuh selama satu setengah jam. Jangan ikuti potongan ceramah yang hanya 43 detik,” jelas Ustadz Ja’far.* [Syaf/voa-islam.id]

Sumber : http://m.voa-islam.id/news/indonesiana/2015/11/27/40819/fpikomentar-ridwan-kamil-dan-dedi-mulyadi-soal-'campur-racunkarena-ingin-terpilih-gubernur-jabar/

Kamis, 26 November 2015

Adu domba antara adat dan syariat

Awas hati2 dgn pemikiran2 kaum munafiqin/LIBERAL yg skg sudah berhasil meracuni sebagian masyarakat Indonesia...
Mereka mengkampanyekan tntng ISLAM NUSANTARA, tujuan mereka adlh berupaya sekuat tenaga mereka utk memadamkan hukum Alloh...
Skg mereka mengadu dombakan antara ADAT & SYARIAT, mulai dr jilbab, jenggot lalu pengucapan salam dsb...

-Jilbab wajib hukumnya bagi wanita yg audah baligh...
-Jenggot sunnah hukumnya...
-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh sunnah hukumnya tp wajib jawab yg mendengarnya...
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh adlh sebuah ucapan salam sekaligus do'a yg kita tujukan kpd org lain...
Ibnu Al-Arabi didalam kitabnya Al-Ahkamul Qur’an mengatakan, bahwa salam adalah salah satu ciri-ciri Allah SWT dan berarti “Semoga Allah menjadi Pelindungmu”.

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasul bersabda, “Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu maujika aku tunjukkanpada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!” (HR. Muslim)

Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Orang yang lebih dekat kepada Allah SWT adalah yang lebih dahulu memberi Salam.” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)

Abdullah bin Mas’ud RA meriwayatkan Bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Salam adalah salah satu Asma Allah SWT yang telah Allah turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah. Jika jama’ah suatu majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk yang lebih baik dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan salam.” (Musnad Al Bazar, Al Mu’jam Al Kabir oleh At Tabrani)

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang kikir yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam menyebarkan Salam.” Allah SWT berfirman didalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86. Demikianlah Allah SWT memerintahkan agar seseorang membalas dengan ucapan yang setara atau yang lebih baik.

Bedanya agama kita dgn agama lain, setiap Muslim ketika mengucapkan salam kpd saudaranya, dia akan diganjar dgn kebaikan (pahala).

Mari kita simak penjelasan dan fatwa ulama berikut :
Lafadz “aslkm” bahkan “ass” & singkatan yg sejenisnya bkn termasuk dlm kategori salam. Dan bagaimana lafadz-lafadz tsb dpt disebut salam?, sementara dlm lafadz tersebut tak mengandung makna salam yaitu penghormatan & do’a bagi penerima salam. Bahkan lafadz “ass”, dlm perbendaharaan kosa kata asing memiliki pengertian yg tak sepantasnya dan mengandung unsur penghinaan (wal ‘iyyadzubillah).

1. Assalamu ‘alaikum : semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa.
2. As = orang bodoh ; keledai
3. Ass = pantat
4. Askum = celakalah kamu
5. Assamu = racun
6. Samlekum = matilah kamu
7. Salom/syalom= dari bhs Ibrani untuk sesama kristen dan ada 263 kata di dalam kitab perjanjian lama dan perjanjian baru.
8. Mikum = dari bahasa Ibrani, artinya Mari Bercinta

Dlm kaidah singkat menyingkat pun sudah diatur oleh Allah dan diajarkan kepada Rasulullah. Dlm suatu pertemuan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, seorang sahabat datang dan melewati beliau sambil mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda, “Orang ini mendapat 10 pahala kebaikan,” ujar beliau. Tak lama kemudian datang lagi sahabat lain. Ia pun mengucapkan, “Assalamu‘alaikum Warahmatullah.” Kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Orang ini mendapat 20 pahala kebaikan.” Kemudian lewat lagi seorang sahabat lain sambil mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum warahmatullah wa barakatuh.” Rasulullah pun bersabda, “Ia mendapat 30 pahala kebaikan.” [HR. Ibnu Hibban dari Abi Hurairah].

Nah dari tiga singkatan itu silahkan Anda pilih yg mana yg Anda inginkan tnp hrs menyingkatnya sendiri yg justru bs menghilangkan nilai pahalanya. Tentu saja, jgn Anda lupakan, tiga singkatan itu sudah rumus dari Nabi yg dipilihkan utk kita.

Satu hal lg yg perlu diingat adlh ketika kita menuliskan kata Assalamu’alaikum, perlu diperhatikan agar jgn sampai huruf L nya tertinggal sehingga menjadi Assaamu’alaikum.

Krn apa ? Diriwayatkan bhw dahulu ada seorang Yahudi yg memberi salam kepada Nabi dgn ucapan “Assaamu ‘alaika ya Muhammad” (Semoga kematian dilimpahkan kepadamu).

Dan kata assaamu ini artinya kematian. Kata ini ah plesetan dari “Assalaamu ‘alaikum“. Maka nabi berkata, “Kalau orang kafir mengatakan padamu assaamu ‘alaikum, maka jawablah dengan wa ‘alaikum (Dan semoga atas kalian pula).” [HR. Bukhari]

Tulisan ini, mngkn nampak sederhana. Meski sederhana, dampaknya cukup besar. Blh jd, kita blm prnh membayangkannya selama ini. Nah, stlh ini, sebaiknya alangkah lebih baik jika memulai kembali menyempurnakan salam kpd saudara kita. Tp andaikata memang kondisi tak memungkinkan, sebaiknya, pilihlah singkatan yg sudah dipilihkan Nabi kita Muhammad SAW tadi. Mngkn Anda agak capek sedikit tdk apa2, sementara ssdk capek, 30 pahala kebaikan telah kita kantongi.

Semoga bermanfaat :D

FPI Jabar: Ceramah Habib Rizieq di Purwakarta untuk Menyelamatkan Umat, Bukan Menghina Adat

Bandung (SI Online) - Ketua DPD Front Pembela Islam (FPI) Jawa Barat, KH Abdul Kohar mengklarifikasi bahwa ceramah Imam Besar FPI Habib Rizieq di Purwakarta beberapa waktu lalu itu tidak dalam rangka melecehkan adat Sunda seperti yang dituduhkan sejumlah organisasi sunda.

Seperti diketahui, Aliansi Masyarakat Sunda melaporkan Habib Rizieq ke Polda Jabar atas tuduhan penghinaan dan pelecehan terhadap budaya sunda. Habib Rizieq dituduh telah memplesetkan salam orang Sunda 'sampurasun' menjadi 'campur racun'.

"Kami dari DPD FPI Jawa Barat ingin menegaskan, terkhusus pada keluarga besar umat Islam di tataran sunda bahwa tidak betul Habib Rizieq pada ceramah di Purwakarta itu melecehkan sapaan sunda yang terhormat, 'sampuran' jadi 'campur racun', itu sama sekali tidak benar," ujar Kyai Kohar saat dihubungi Suara Islam Online, Rabu (25/11/2015).

Menurutnya, ceramah Habib Rizieq isinya hanya ingin menyelamatkan umat Islam Purwakarta dari berbagai hal yang mengarahkan pada perusakan akidah. "Kami punya bukti rekaman ceramah yang utuh, kemudian video berdurasi 43 detik yang dianggap melecehkan itu bisa saja diedit dan dengan sengaja poinnya diarahkan kedalam fitnah besar," kata Kyai Kohar.

Ia menjelaskan, yang dipermasalahkan sebenarnya itu adalah upaya Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang sedang mengkampanyekan salam 'sampurasun' sebagai ganti 'assalamualaikum'. Itu yang dianggap sedang meracuni akidah umat Islam. Karena itulah, para ulama di Purwakarta menilai tindakan Bupati yang sedang meracuni akidah itu dikatakan sebagai 'campur racun'.

"Kata-kata 'campur racun' sendiri itu keluar dari para ulama Purwakarta dalam diskusi sebelum ceramah Habib Rizieq, saya jadi saksinya karena ikut disitu," ungkapnya.

Jadi, kata dia, ajakan dari Bupati Dedi yang mengkampanyekan 'sampurasun' untuk menggeser 'assalamuaikum' itu adalah racun yang bisa meracuni akidah umat Islam, sehingga muncullah kata-kata dari para ulama Purwakarta yaitu 'campur racun' itu.

"Jadi bukan plesetan 'sampurasun' jadi 'campur racun' dalam konteks menghina sapaan sunda, bukan itu. Maksudnya kampanye Bupati Dedi yang mengkampenyekan 'sampurasun' sebagai pengganti 'assalamualaikum' yang diperintahkan Allah dan RasulNya itulah yang dianggap para ulama Purwakarta sebagai racun akidah," jelasnya.

Salam 'sampurasun' sendiri itu tidak ada masalah. "Selama budaya tidak melanggar akidah dan syariat itu baik-baik saja," ucapnya.

Oleh karena itu, Kyai Kohar sudah menyampaikan kepada pengurus DPW FPI Purwakarta agar mendatangi pihak pelapor untuk klarifikasi. Kepada pihak pelapor, Kyai Kohar juga menyerukan agar mengedepankan tabayyun terlebih dahulu sebelum bertindak.

"Harus dipastikan bahwa ini jangan sampai ditunggangi oleh pihak ketiga yang bisa memanfaatkan suasana adu domba antara adat dengan syariat," pungkasnya.

Selasa, 24 November 2015

Dilarang Bicara

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Ketakutan yang berlebihan sering membuat orang berpikir tidak lurus, sehingga melahirkan sikap dan tindakan yang tidak benar.

Misalnya, karena takut ada pertikaian antar Suku, Ras, Agama dan Golongan, maka dilarang bicara SARA, dan karena takut ada konflik antar kekuatan politik maka dilarang bicara POLITIK, serta karena takut ada perselisihan antar madzhab maka dilarang bicara KHILAFIYAH, dan seterusnya.

Cara berpikir semacam itu harus diluruskan, karena bisa merusak sistem kehidupan dan mengancam kebebasan serta menghancurkan tata nilai.

DILARANG BICARA SARA

Ya. Bicara SARA yang menghina / merendahkan / melecehkan suatu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan memang wajib DILARANG. Tapi bicara SARA untuk menyadarkan masyarakat agar jangan ada saling hina antar Suku, Ras, Agama dan Golongan, justru menjadi KEWAJIBAN.

DILARANG BICARA POLITIK

Ya. Bicara POLITIK untuk kampanye hitam dan pembodohan rakyat serta mengadu domba masyarakat memang mesti DILARANG. Tapi bicara POLITIK untuk mencerdaskan dan mendewasakan rakyat serta menanamkan kewaspadaan dari adu domba politik, justru menjadi KEMESTIAN.

DILARANG BICARA KHILAFIYAH

Ya. Bicara KHILAFIYAH untuk menanamkan fanatisme madzhab sehingga memusuhi madzhab lain memang harus DILARANG. Tapi bicara KHILAFIYAH untuk membangun kesadaran tentang kemajemukan dan keragaman pendapat sehingga saling toleran dan menghargai antar madzhab, justru menjadi KEHARUSAN.

DILARANG BICARA KESALAHAN ORANG

Ya. Bicara tentang kesalahan seseorang hanya untuk merendahkan dan mempermalukannya serta tidak ada manfaat agama memang patut DILARANG. Tapi bicara kesalahan seseorang untuk menyelamatkan umat dari pengaruh jahatnya, atau melindungi agama dari kerusakan, atau meredam fitnahnya, seperti kesalahan para durjana yang ingin merusak Islam, justru suatu KENISCAYAAN.

KESIMPULAN

Suatu LARANGAN BICARA harus jelas ketentuan dan batasannya, sehingga tidak mengancam kebebasan bicara seseorang, dan tidak juga menjadi pembodohan publik. Wallaahul Musta'aan...

[Habib Muhammad Rizieq Syihab]

Sabtu, 21 November 2015

SILATURRAHIM SANG KYAI

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Kamis 19 November 2015, menjelang Isya, Mantan Ketum PBNU yang kini menjabat sebagai Sekjen ICIS (International Conference of Islamic Schollar), KH Ahmad Hasyim Muzadi, silaturrahim ke Markaz Besar FPI di Petamburan - Tanah Abang Jakarta Pusat.

Kedatangan Kyai Hasyim disambut langsung Imam Besar FPI, Habib Muhammad Rizieq Syihab, yang didampingi Ketum, Waketum dan Sekum DPP FPI, serta Imam-Imam FPI Daerah, antara lain Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim dan Kalbar.

Dalam pertemuan tersebut Kyai Hasyim memaparkan tentang peta gerakan da'wah di Indonesia beserta tantangannya. Beliau juga mengingatkan pentingnya posisi dan peran Ahlus Sunnah wal Jama'ah di tengah pertikaian pemikiran antara Wahabi, Syiah, Liberal dan PKI.

Beliau mengingatkan bahwa Aswaja harus kuat, dan harus selalu bersikap tawassuth (pertengahan) dalam menghadapi setiap persoalan, sehingga selalu menampilkan Islam yang Rohmatan Lil 'Aalamiin.

DIALOG RINGAN

Di akhir pertemuan, Habib Rizieq menyampaikan kepada Kyai Hasyim bahwa FPI mendengar istilah ISLAM NUSANTARA untuk pertama kalinya dari Kyai Hasyim sejak beberapa tahun lalu, dengan makna Islam Rohmatan Lil 'Aalamiin yang menyatu berurat berakar dengan kehidupan masyarakat Nusantara, sehingga sejuk mendengarnya.

Namun kini, makna ISLAM NUSANTARA setelah jadi program Pemerintah yang kemudian diusung oleh para Tokoh Liberal berubah total menjadi Islam Anti Jenggot, Anti Jubah, Anti Sorban, Anti Shoff Rata dan Rapat, Anti Baca Qur'an dengan Langgam Arab, dan lain sebagainya, sehingga FPI gerah mendengarnya.

Akhirnya, FPI memberi aneka gelar buat ISLAM NUSANTARA, ada JIN (Jemaat Islam Nusantara), ada juga ANUS (Aliran Nusantara).

Mendengar hal tersebut, Kyai Hasyim sambil semyum dan tertawa, langsung menjawab singkat : "Iya, Islam Nusantara telah dibajak, dari Rohmatan Lil 'Aalamiin, jadi Anti Arab. Makanya, saya kembali kepada istilah asli yaitu Islam yang Rohmatan Lil 'Aalamiin."

Alhamdulillaahi Robbil 'Aalamiin ...

Jumat, 20 November 2015

Ketua Rabithah Alawiyah: Umat Islam Jakarta Wajib Perjuangkan Gubernur Muslim

Jakarta (SI Online) - Ketua Umum Rabithah Alawiyah Indonesia, Habib Zen Umar bin Smith mengajak umat Islam di Jakarta untuk berjuang dalam masalah kepemimpinan. 

"Umat Islam Jakarta wajib mengusahakan sekuat mungkin untuk menjadikan gubernur yang mewakili mayoritas penduduk Jakarta yang muslim," ujar Habib Zen kepada Suara Islam Online di sela acara muzakarah ulama untuk gubernur muslim di Jakarta, Kamis (19/11/2015).

Menurutnya, kriteria seorang gubernur harus mewakili masyarakat muslim dan tentunya akan melindungi non muslim. Selain itu harus mempunyai program-program yang baik dan bisa mengatasi segala permasalahan yang ada di Jakarta.

Karenanya, ia menyerukan umat Islam untuk berjuang jika ingin ada perubahan. "Kalau kita ingin perubahan berarti kita harus berusaha, untuk itu usahakan mencari gubernur yang bisa mewakili umat Islam dan mempunyai program-program yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat," kata Habib Zen.

Ia berharap, Jakarta kedepannya menjadi kota yang ramah, agamis dan mewakili pintu gerbang Indonesia. "Nilai-nilai agamis harus ada meski Indonesia bukan negara yang berbagis agama, tetapi kita tidak bisa menafikan disini itu mewakili mayoritas masyarakat Islam. Dan tetap non muslim akan terlindungi apabila pimpinannya seorang muslim yang baik," tandasnya.

Dalam acara muzakarah itu, Habib Zen ditunjuk sebagai anggota Majelis Tinggi. Majelis itu dibentuk dengan berbagai fungsi diantaranya sebagai pembina spiritual bagi seluruh komponen yang terlibat dalam agenda pemilihan gubernur Muslim DKI Jakarta.

Selain itu Majelis Tinggi juga menjadi pengarah bagi kepanitiaan, Badan Pekerja, Dewan Pemilih dan Tim Pemenangan yang terlibat dalam agenda gubernur Muslim untuk DKI. Majelis Tinggi juga akan turut serta dalam menentukan bakal calon Gubernur Muslim nantinya.

Habib Rizieq Pimpin Muzakarah Ulama untuk Perjuangkan Gubernur Muslim di Jakarta

Jakarta (SI Online) - Sejumlah ulama dan tokoh masyarakat mengadakan muzakarah tentang kepemimpinan DKI Jakarta di Aula Masjid Raya Al Ittihaad, Tebet Jakarta Selatan, Kamis (19/11/2015).

"Majelis muzakarah ini suatu forum para ulama, habaib, cendekiawan dan tokoh masyarakat untuk mencari solusi soal kepemimpinan bagi masyarakat Jakarta yang berpenduduk mayoritas muslim," ujar pimpinan muzakarah, Habib Rizieq Syihab kepada wartawan.

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu menjelaskan, pertemuan tersebut fokus membicarakan bagaimana mengatur langkah yang terbaik secara konstitusional agar gubernur muslim bisa memenangkan pemilihan gubernur Jakarta di masa mendatang.

Para ulama akan menampung setiap calon gubernur lalu mengikhtiarkan menjadi satu pasangan yang akan maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta melalui konvensi umat Islam Jakarta. Konvensi tersebut akan melakukan uji kelayakan, uji kompetensi serta mengukur popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas seluruh peserta sesuai aturan Islam.

Habib Rizieq yakin lewat konvensi ini, akan muncul satu pasangan muslim yang terbaik untuk mewakili masyarakat dalam mengikuti proses Pilgub Jakarta.

"Kita mesti yakin walaupun akan ada kemungkinan terburuk sekalipun, kalau itu terjadi tentu para ulama akan selalu melakukan musyawarah untuk mencari solusinya," jelasnya.

Menurutnya, muzakarah ini akan tetap berkelanjutan. Tidak hanya sebatas pilgub, tetapi kedepannya akan selalu bermusyarawah dalam merespon setiap perkembangan baik yang positif maupun yang negatif.

Selain Habib Rizieq, hadir pula KH Cholil Ridwan, KH Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Habib Zen bin Smith, KH Fachrurrozi Ishaq, KH Mahfudz Nasirun, Ustaz Syed Bachmid, Ustaz Ferry Nur dan lainnya. Tokoh-tokoh yang datang ini ada yang dari unsur NU, Muhammadiyah, Rabitah Alawiyah, FPI, Al Irsyad, Dewan Dakwah Islamiyah, Dewan Masjid Indonesia dan lain-lain.

Habib Rizieq Syihab Terpilih sebagai Ketua Majelis Tinggi, KH Mahfudz Asirun Ketua Dewan Pemilih

Jakarta (SI Online) - Muzakarah kedua para ulama, pimpinan Ormas Islam dan tokoh masyarakat Jakarta untuk mewujudkan pasangan calon gubernur-wakil gubernur Muslim DKI Jakarta secara mufakat menunjuk dua orang tokoh DKI Jakarta, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab sebagai Ketua Majelis Tinggi dan KH Mahfudz Asirun sebagai Ketua Dewan Pemilih.

Muzakarah yang diikuti ratusan tokoh, ulama dan habaib se-DKI Jakarta itu digelar di Aula Masjid Al-Ittihaad, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (20/11). Muzakarah diinisiasi oleh sejumlah ulama dan habaib DKI Jakarta seperti Habib Abdurrahman Al Habsyi Kwitang, KH Abdul Rasyid AS, KH Maulana Kamal Yusuf, KH Mahfudz Asirun, KH Fachrurozy Ishaq, Habib Rizieq Syihab dan KH Syukran Makmun. Dalam Muzakarah kedua ini, secara khusus dibahas dan disepakati kritera Majelis Tinggi, Dewan Pemilih dan kompetensi peserta konvensi.

Seperti diketahui, Habib Muhammad Rizieq Syihab saat ini adalah Imam Besar FPI. Habib Rizieq juga anggota Dewan Penasehat Rabithah Alawiyah. Sedangkan KH Mahfudz Asirun adalah Pengasuh Pondok Pesantren Al-Itqan, Jakarta Barat. Karena kepeduliannya kepada umat, ia juga memangku amanah sebagai Rais Syuriah NU Jakarta Barat dan Penasehat MUI Jakarta Barat.

Muzakarah kedua ini merupakan tindak lanjut dari Muzakarah pertama yang digelar pada 22 Oktober lalu di kediaman pimpinan Perguruan Islam As-Syafiiyah KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi'i. Saat itu peserta muzakarah telah menyepakati untuk mengikhtiarkan satu pasangan calon dari kalangan umat Islam yang akan maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilgub 2017 mendatang.

Muzakarah pertama juga menyepakati bila pasangan calon tersebut akan dihasilkan melalui sebuah proses "Konvensi Umat Islam Jakarta." Konvensi akan dilakukan untuk menguji kompetensi, kelayakan dan mengukur popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas seluruh peserta kovensi.

Majelis Tinggi dibentuk dengan berbagai fungsi diantaranya sebagai pembina spiritual bagi seluruh komponen yang terlibat dalam agenda pemilihan gubernur Muslim DKI Jakarta. Selain itu juga menjadi pengarah bagi kepanitiaan, Badan Pekerja, Dewan Pemilih dan Tim Pemenangan yang terlibat dalam agenda gubernur Muslim untuk DKI. Majelis Tinggi juga akan turut serta dalam menentukan bakal calon Gubernur Muslim. 

Sedangkan Dewan Pemilih dibentuk dengan fungsi akan melakukan proses seleksi teknis mulai administrasi hingga debat terbuka terhadap bakal calon melalaui rangkaian dan tahapan yang profesional. Dewan Pemilih pula yang akan membuat jadwal dan tahapan proses seleksi bakal calon Gubernur, menjadi panelis dalam proses wawancara terbuka dengan peserta konvensi dan menyiapkan musyawarah dengan Majelis Tinggi untuk menentukan bakal calon pasangan gubernur Muslim.

Sabtu, 14 November 2015

NKRI BERSYARIAH vs ISLAM NUSANTARA

Bismillaah wal Hamdulillaah ....
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Imam Besar FPI, Habib Muhammad Rizieq Syihab, sejak lima tahun lalu melalui bukunya yang berjudul WAWASAN KEBANGSAAN memperkenalkan istilah NKRI BERSYARIAH dan getol mengkampanyekannya melalui berbagai media da'wah, baik mimbar dan majelis, mau pun cetak dan elektronik.

Sedang Presiden RI Joko Widodo saat pidato kenegaraan di bulan Agustus 2015 menyatakan bahwa Islam kita adalah ISLAM NUSANTARA.

Jika yang dimaksud dengan ISLAM NUSANTARA adalah Islam Rahmatan Lil 'Aalamiin yang telah berurat berakar membudaya di tengah masyarakat Nusantara, maka tentu sejalan dengan NKRI BERSYARIAH.

Namun jika yang dimaksud dengan ISLAM NUSANTARA adalah Islam yang dianggap sebagai Pendatang Arab yang harus di-Nusantara-kan, sehingga semua unsur Arab dalam Islam harus dihapuskan, maka tentu bertolak belakang dengan NKRI BERSYARIAH.

Faktanya, para pengusung dan pembela ISLAM NUSANTARA saat ini banyak berasal dari para pentolan LIBERAL yang selama ini sering menyerang Islam, sehingga Habib Rizieq menamakan mereka JEMAAT ISLAM NUSANTARA disingkat JIN, bahkan belakangan diberikan nama baru yang lebih tepat yaitu ALIRAN NUSANTARA disingkat ANUS.

1. TATHBIQ SYARIAH

Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa Tathbiq Syariah di Indonesia  adalah harga mati yang tidak bisa ditawar, karena Indonesia adalah Negara Tauhid yang berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, sehingga Syariat Islam harus diterapkan di tengah masyarakat muslim Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tanpa mengebiri hak beragama kaum minoritas mana pun.

Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa Tathbiq Syariah di Indonesia tidak boleh terjadi, karena Indonesia bukan Negara Islam, sehingga Penerapan Syariat Islam di Indonesia merupakan bentuk diskriminasi dan penindasan terhadap kaum minoritas, sekaligus merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

2. PENEGAKAN KHILAFAH

Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa Sistem Khilafah adalah Sistem yang harus ditegakkan, apalagi sudah berhasil membuktikan diri selama 13 (tiga belas) abad lebih sebagai sistem  terbaik yang sukses memimpin Dunia. Dan Penegakan Khilafah adalah sesuatu yang pasti akan terwujud, setidaknya saat kedatangan Imam Mahdi sebagaimana dikabarkan oleh Nabi SAW, sehingga perjuangan Penegakan Khilafah sepanjang zaman akan selalu menjadi andil penting untuk membuka jalan bagi kedatangan Sang Imam.

Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa Sistem Khilafah adalah sistem kadaluwarsa yang tidak relevan lagi dengan zaman kekinian, sehingga Penegakan Khilafah di zaman sekarang tidak lagi realistis, bahkan merupakan suatu utopis yaitu hanya mimpi yang tidak akan terwujud.

3. SISTEM DEMOKRASI

Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa Sistem Demokrasi yang baru lahir sejak Revolusi Kebudayaan Perancis pada tahun 1789 M adalah Sistem Sekuler yang bertentangan dengan ajaran Islam, sehingga umat Islam haram melaksanakannya, kecuali terpaksa, sambil tetap berusaha menggantinya kembali dengan Sistem Khilafah yang telah dicontohkan Nabi SAW.

Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa Sistem Demokrasi adalah Sistem paling ideal saat ini karena memisahkan urusan agama dari urusan negara, dan melindungi semua agama tanpa diskriminasi, sehingga sejalan dengan ajaran Islam yang rahmatan Lil 'Aalamiin.

4. HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa HAM adalah Hak yang melekat sejak lahir pada setiap orang sebagai karunia Allah SWT, sehingga HAM tidak akan pernah bertentangan dengan KAM (Kewajiban Asasi Manusia) yang ditetapkan Allah SWT. Karenanya, segala bentuk kema'siatan dan kemunkaran adalah bukan HAM.

Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa HAM adalah hak yang melekat sejak lahir pada setiap orang secara alami, sehingga tidak ada kaitan dengan aturan agama apa pun. Karenanya, Iman dan Kufur, serta Taat dan Ma'siat adalah merupakan HAM setiap manusia yang tidak boleh diintervensi siapa pun.

Itulah sebabnya, Aliran Sesat dan LGBT (Lesbi, Gay, Bisexual dan Transgender) bagi NKRI BERSYARIAH bukan HAM, tapi bagi ISLAM NUSANTARA merupakan HAM.

5. KESETARAAN GENDER

Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa dalam Islam tidak ada Kesetaraan Gender, tapi yang ada adalah Keserasian Gender. Allah SWT menciptakan pria dan wanita dengan kodrat perbedaan biologis dan phsycologis untuk berbagi peran dan tugas, serta hak dan kewajiban, sehingga tercipta keserasian untuk keseimbangan dan keharmonisan kehidupan umat manusia.

Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa pria dan wanita setara dengan hak dan kewajiban yang sama tanpa ada sedikit pun perbedaan.

Oleh karenanya, bagi NKRI BERSYARIAH bahwa hak waris anak laki dan perempuan dalam Islam, hingga hak kepemimpinan rumah tangga dan negara,  sudah tepat sesuai dengan kodrat peran dan tugas serta kewajiban masing-masing, tapi bagi ISLAM NUSANTARA tidak adil dan tidak relevan lagi, sehingga harus diubah agar sesuai dengan tuntutan zaman modern.

6. TOLERANSI

Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa Toleransi antar umat beragama menjamin setiap umat beragama bebas meyakini kebenaran agama yang dianutnya dan bebas menolak agama lain yang tidak diyakininya, asal tidak menghina agama lain tersebut.

Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa Toleransi antar umat beragama mengharuskan setiap umat beragama untuk mengakui kebenaran semua agama, sehingga tidak boleh ada umat beragama mengklaim bahwa agamanya saja yang benar,  sedang yang lain salah, karena semua agama sama dan semuanya benar.

7. PRIBUMISASI ISLAM

Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa Islam adalah agama samawi yang diturunkan Allah SWT dari langit, dan pertama kali diturunkan ke tengah bangsa Arab untuk disebar-luaskan ke seluruh umat manusia, sehingga Islam adalah Agama Langit bukan Agama Arab, apalagi Rasulullah SAW tidak pernah meng-Arab-kan Islam, tapi sebaliknya justru meng-Islam-kan Arab, bahkan meng-Islam-kan seluruh bangsa di Dunia. Selain itu, Islam sebagai agama Allah SWT Sang Pencipta dan Pemilik Bumi tidak akan pernah menjadi pendatang di Bumi Allah SWT, tapi akan selalu menjadi Pribumi di setiap pelosok Bumi Allah SWT.

Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa Islam di Indonesia adalah agama pendatang dari Arab yang harus di-Nusantara-kan, sehingga semua unsur Arab dalam Islam harus dihapus dan diganti dengan budaya Nusantara.

8. ISLAM dan ARAB

Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa Islam dan Arab tidak bisa dipisahkan, karena Islam pertama kali diturunkan di tengah masyarakat Arab, dan Rasulullah SAW adalah bangsa Arab, serta Al-Qur'an diturunkan dalam Bahasa Arab, bahkan Bahasa Akhirat nanti adalah tetap Bahasa Arab. Dan hukum apa pun yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW maka sudah jadi Ajaran Islam, sehingga tidak lagi disebut Budaya Arab atau 'Ajam, karena sudah jadi milik seluruh muslim apa pun suku bangsanya.

Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa Islam dan Arab harus dipisahkan dengan cukup ambil Islamnya dan buang Arabnya, sehingga semua budaya Arab dalam ajaran Islam harus dihapus dan diganti.

Oleh karenanya, hukum Salam, Jilbab, Jenggot, Jubah, Sorban, Cambuk Pemabuk, Potong Tangan Pencuri, Rajam Penzina, hingga Meratakan dan Merapatkan Shoff Sholat, semuanya bagi NKRI BERSYARIAH adalah ajaran Islam yang harus diikuti, tapi bagi ISLAM NUSANTARA semua itu hanya tradisi Arab yang tidak perlu diikuti, karena tidak ada kaitan dengan Islam.

9. PERBEDAAN dan PENODAAN

Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa Aliran Sesat seperti Ahmadiyah dan yang sejenisnya adalah Penodaan Agama yang harus dilarang.

Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa Aliran Sesat apa pun tidak boleh dilarang, bahkan harus dilindungi dan diberi kesempatan yang sama dengan agama apa pun untuk berkembang, karena itu adalah bagian dari kebebasan beragama dan berkeyakinan.

10. PEMIMPIN KAFIR

Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa orang kafir tidak boleh menjadi pemimpin Wilayah Islam atau Wilayah Mayoritas Muslim, karena Al-Qur'an dan As-Sunnah melarangnya. Jangankan kafir, orang muslim saja jika tidak bertaqwa dan tidak berakhlak mulia tidak boleh jadi pemimpin. Jadi yang boleh jadi pemimpin hanya muslim yang beriman dan bertaqwa serta berakhlaqul karimah.

Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa orang kafir boleh menjadi pemimpin Wilayah Islam atau Wilayah Mayoritas Muslim, karena manusia mana pun dan apa pun agamanya punya hak yang sama. Bahkan pemimpin kafir yang jujur lebih baik dari pemimpin muslim yang korup.

NKRI BERSYARIAH atau ISLAM NUSANTARA ?

Kini, umat Islam tinggal memilih : Ikut Habib Rizieq yang mengusung NKRI BERSYARIAH atau ikut Presiden Jokowi yang mengusung ISLAM NUSANTARA ... ?

Allah SWT berfirman dalam QS.2.Al-Baqarah ayat 256 :

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Shodaqollaahul 'Azhiim ...

(Forum Diskusi Santri FPI)