Kamis, 31 Maret 2016

QASIDAH CIRI - CIRI ASWAJA (Ahlussunah Wal-Jama'ah)

Oleh: Habib Muhammad Hanif bin Abdurahman Alatas
.
*Bait-bait syiir ini merupakan sebagian intisari dari pelajaran 101 ciri ASWAJA yg disampaikan oleh Imam Besar FPI al-Mujahid al-Habib Muhammad Rizieq Syihab
.
صلاة الله سلام الله # على طه رسول الله
صلاة الله سلام الله # على يس حبيب الله
.
Wahai muslimin wahai muslimat
Mari ASWAJA, dipegang kuat
Insya Allah kita selamat
Di dunia juga akhiraat
.
Dua mazhab aqidah Sunni
Mayoritas ikut Asy'ari
Banyak juga yang Ma'turidi
Inilah ciri-ciri ASWAJA
.
Fiqih ASWAJA mazhabnya empat
Syafi'i Malik Hanafi Ahmad
Ikhtilaf Ummat membawa Rahmat
Inilah ciri-ciri ASWAJA
.
Rukun Iman enam jumlahnya
Rukun Islam lima bilangannya
Yang ke tiga ihsan namanya
Inilah ciri-ciri ASWAJA
.
Sumber hukum yg disepakati
Qur'an Sunnah itu harga mati
Ijma' Qiyas wajib ditaati
Inilah ciri-ciri ASWAJA
.
Ayat sifat harus ditanzih
Tafwidh ta'wil dengan jiwa bersih
Tolak tegas tajsim dan tasybih
Inilah ciri-ciri ASWAJA
.
Karomah wali adalah fakta
Siksa kubur juga realita
Shirot dan mizan bukanlah dusta
Inilah ciri-ciri ASWAJA
.
Nabi Muhammad akhir para Nabi
Bawa syafaat di Hari nanti
Wasilah kita kepada Robbi
Inilah ciri-ciri ASWAJA
.
Dzurriyyah Nabi banyak dan berkah
Pendamping Qur'an dan juga Sunnah
Wajib mencinta cucu Fathimah
Inilah ciri-ciri ASWAJA
.
Sahabat Nabi bagaikan bintang
Panutan ummat terang benderang
Wajib dicinta haram diserang
Inilah ciri-ciri ASWAJA
.
Sahabat Nabi adil riwayat
Meski tak ma'shum seperti Ahmad
Dengan Ahlul Bait begitu dekat
Inilah ciri-ciri ASWAJA
.
Imam Mahdi dari Dzurriyyah
Pasti datang tak mungkin kalah
Khilaafah tegak juga Syariah
Inilah ciri-ciri ASWAJA
.
Isra' Mi'roj fakta dan nyata
Dengan jasad dan juga jiwa
Melihat Allah Tuhan Semesta
Inilah ciri-ciri aswaja
.
Ahlu Sunnah Mazhab yang inshaf
konsisten ikut jalannya Salaf
Boleh IKHTILAF tolak INHIROF
Inilah ciri-ciri ASWAJA
.
Alhamdulillah NU Aswaja
Alhamdulillah FPI Aswaja
Alhamdulillah kita Aswaja
Sampai mati tetap Aswaja

Download mp3 :
- 101 Ciri Aswaja bagian 1 : majelistaklim.com/audios/listen/101+Ciri+Ahlus+Ssunnah+Wal+JamaahH%2C+Kajian+Taklim+Bersama+Habib+Rizieq+Shihab
- 101 Ciri Aswaja bagian 2 : majelistaklim.com/audios/listen/101+Ciri+Ahlus+Sunnah+Wal+Jamaah+Bagian+2+Oleh+Habib+Rizieq+Shihab

Qosidah Ciri - Ciri Aswaja : www.majelistaklim.com/audios/listen/Qosidah+ciri-ciri+Aswaja+

Selasa, 29 Maret 2016

Habib Rizieq melakukan Tahnik pada Bayi

https://www.youtube.com/watch?v=e78OZC-qTDk

SUNNAH TAHNIK PADA BAYI
Berbicara masalah tahnik, tahnik itu adalah tuntunan yang haq terhadap kesehatan bayi yang terbukti secara ilmiah manfaatnya.

Tahnik itu berasal dari kata hanak (حنك), hanak itu artinya langit-langit mulut. Jadi proses tahnik itu adalah kurma yang dikunyah oleh seseorang yang shalih atau orang tuanya yang dikunyah sampai lumat kemudian dikolohkan atau di putar di rongga mulut bayi atau digosok-gosok ke rongga mulut bayi, terutama di tempat tumbuhnya gigi bayi dan yang paling inti adalah di langit-langit mulut bayi.

Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah menjelaskan pengertian tahnik,

والتحنيك مضغ الشيء ووضعه في فم الصبي ودلك حنكه به يصنع ذلك بالصبي ليتمرن على الأكل ويقوى عليه وينبغي عند التحنيك أن يفتح فاه حتى ينزل جوفه وأولاه التمر فإن لم يتيسر تمر فرطب وإلا فشيء حلو وعسل النحل أولى من غيره

“Tahnik ialah mengunyah sesuatu kemudian meletakkan/ memasukkannya ke mulut bayi lalu menggosok-gosokkan ke langit-langit mulut. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bayi terlatih dengan makanan, juga untuk menguatkannya. Yang patut dilakukan ketika mentahnik hendaklah mulut (bayi tersebut) dibuka sehingga (sesuatu yang telah dikunyah) masuk ke dalam perutnya. Yang lebih utama, mentahnik dilakukan dengan kurma kering (tamr). Jika tidak mudah mendapatkan kurma kering (tamr), maka dengan kurma basah (ruthab). Kalau tidak ada kurma, bisa diganti dengan sesuatu yang manis. Tentunya madu lebih utama dari yang lainnya.”[1]

Kemudian orang yang mentahnik itu mendoakan keberkahan untuk sang bayi. Makanya kita kalau mentahnik itu kita memilih seseorang yang kita yakini memberikan dampak kebaikan untuk anak tersebut, misalnya seorang ulama, ustadz, orang shalih ataupun orang tuanya sendiri.

Karena di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila para sahabat memiliki anak, mereka membawanya kepada Rasulullah untuk ditahnik.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ – رضى الله عنه – قَالَ كَانَ ابْنٌ لأَبِى طَلْحَةَ يَشْتَكِى ، فَخَرَجَ أَبُو طَلْحَةَ ، فَقُبِضَ الصَّبِىُّ فَلَمَّا رَجَعَ أَبُو طَلْحَةَ قَالَ مَا فَعَلَ ابْنِى قَالَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ هُوَ أَسْكَنُ مَا كَانَ . فَقَرَّبَتْ إِلَيْهِ الْعَشَاءَ فَتَعَشَّى ، ثُمَّ أَصَابَ مِنْهَا ، فَلَمَّا فَرَغَ قَالَتْ وَارِ الصَّبِىَّ . فَلَمَّا أَصْبَحَ أَبُو طَلْحَةَ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ « أَعْرَسْتُمُ اللَّيْلَةَ » . قَالَ نَعَمْ . قَالَ « اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمَا » . فَوَلَدَتْ غُلاَمًا قَالَ لِى أَبُو طَلْحَةَ احْفَظْهُ حَتَّى تَأْتِىَ بِهِ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – فَأَتَى بِهِ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَرْسَلَتْ مَعَهُ بِتَمَرَاتٍ ، فَأَخَذَهُ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ « أَمَعَهُ شَىْءٌ » . قَالُوا نَعَمْ تَمَرَاتٌ . فَأَخَذَهَا النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فَمَضَغَهَا ، ثُمَّ أَخَذَ مِنْ فِيهِ فَجَعَلَهَا فِى فِى الصَّبِىِّ ، وَحَنَّكَهُ بِهِ ، وَسَمَّاهُ عَبْدَ اللَّهِ .

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa putera Abu Tholhah sakit. Ketika itu Abu Tholhah keluar, lalu puteranya tersebut meninggal dunia. Ketika Abu Tholhah kembali, ia berkata, “Apa yang dilakukan oleh puteraku?” Istrinya (Ummu Sulaim) malah menjawab, “Ia sedang dalam keadaan tenang.” Ketika itu, Ummu Sulaim pun mengeluarkan makan malam untuk suaminya, ia pun menyantapnya. Kemudian setelah itu Abu Tholhah menyetubuhi istrinya. Ketika telah selesai memenuhi hajatnya, istrinya mengatakan kabar meninggalnya puteranya. Tatkala tiba pagi hari, Abu Tholhah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan tentang hal itu. Rasulullah pun bertanya, “Apakah malam kalian tersebut seperti berada di malam pertama?” Abu Tholhah menjawab, “Iya.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mendo’akan, “Allahumma baarik lahumaa, Ya Allah berkahilah mereka berdua.” Dari hubungan mereka tersebut lahirlah seorang anak laki-laki. Anas berkata bahwa Abu Tholhah berkata padanya, “Jagalah dia sampai engkau mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengannya.” Anas pun membawa anak tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ummu Sulaim juga menitipkan membawa beberapa butir kurma bersama bayi tersebut. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mengambil anak tersebut lantas berkata, “Apakah ada sesuatu yang dibawa dengan bayi ini?” Mereka berkata, “Iya, ada beberapa butir kurma.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambilnya dan mengunyahnya. Kemudian beliau ambil hasil kunyahan tersebut dari mulutnya, lalu meletakkannya di mulut bayi tersebut. Beliau melakukan tahnik dengan meletakkan kunyahan itu di langit-langit mulut bayi. Beliau pun menamakan anak tersebut dengan ‘Abdullah. (HR. Bukhari no. 5470 dan Muslim no. 2144).

Dari Abu Musa, beliau berkata,

وُلِدَ لِى غُلاَمٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ وَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ

“(Suatu saat) aku memiliki anak yang baru lahir, kemudian aku mendatangi Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau memberi nama padanya dan beliau mentahnik dengan sebutir kurma.” (HR. Muslim no. 2145.).

Dari ‘Aisyah, beliau berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُؤْتَى بِالصِّبْيَانِ فَيُبَرِّكُ عَلَيْهِمْ وَيُحَنِّكُهُمْ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangkan anak kecil, lalu beliau mendoakan mereka dan mentahnik mereka.” (HR. Muslim no. 2147).

Banyak riwayat-riwayat tentang tahnik di zaman Rasulullah itu sehingga kita meyakini tahnik itu adalah sesuatu yang memang harus kita kerjakan untuk kebaikan bayi tersebut; untuk melindungi bayi dari kuman dan bakteri serta dari segala sesuatu yang membahayakan bayi.

Tahnik, selain dianjurkan dalam Syariat Islam, tetapi secara ilmiah juga sudah terbukti manfaatnya. Seorang dokter dari Semarang, dr. Susilo Rini telah membuat suatu penelitian, dimana penelitian itu menyimpulkan bahwa ada stem cell[2] yang berada disekitar mulut bayi di tempat tumbuhnya gigi dan di langit-langit mulut. Hal itu berfungsi untuk mematangkan sistem imunitas secara alami dan mengendalikan sistem kekebalan tubuh. Jadi stem cell ini secara alami tidak dapat berfungsi kecuali dengan scrubbing atau menggosok-gosoknya di langit-langit mulut bayi.

Stem cell ini juga terdapat pada sinar matahari dan air susu ibu (ASI). Tetapi yang paling utama itu terdapat di langit-langit mulut bayi.

Kemudian, di dalam penelitian dr. Rini tersebut, ada suatu zat yang bernama sialic acid, zat ini berupa glikoprotein yang terkandung dalam air liur atau saliva yang berfungsi sebagai penghadang mikroba dan mampu mengikat virus serta bakteri.

Pada bayi jumlah sialic acid ini akan berfungsi dengan baik setelah sepuluh hari bayi baru lahir. Karena itulah diperlukan dari luar tubuh si bayi. Sebab, saat bayi itu baru lahir, hanya sedikit jumlahnya.
Bagaimana hubungannya dengan tahnik? Sebelum kita berbicara hubungannya antara stem cell, sialic acid dan tahnik, kita berbicara dahulu tentang kurma. Kurma itu adalah makanan yang tinggi kandungan karbohidratnya dan banyak vitamin-vitamin lain, dimana kita meyakini bahwa kurma itu adalah rajanya buah-buahan yang terbaik dan disukai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Buah kurma merupakan salah satu buah yang disebutkan beberapa kali di dalam Al-Qur’an.

Apabila kurma yang banyak kandungan karbohidrat ini dikunyah, lalu ia bercampur dengan ludah seseorang, maka akan berubah menjadi glukosa. Dimana glukosa ini sangat diperlukan untuk memberikan energi bagi sel-sel pertahan tubuh yang belum matang pada bayi dihari-hari pertama.

Pemberian kurma ini juga merupakan metode pematangan organ limfoid baik lokal maupun sistemik. Limfoid itu adalah kelenjar limfe yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh.

Kurma juga kaya akan antioksidan[3] dan antimikroba.[4] Lantas bagaimana hubungan antara stem cell dengan sialic acid dengan kurma? Semua itu dipadukan dalam suatu aktivitas yang bernama tahnik tadi. Jadi kurma dikunyah oleh seseorang tadi sampai lumat kemudian dikolohkan atau diputar dironggga mulutnya terutama ditekan pada langit-langit mulut bayi, kemudian sambil dido’akan keberkahan untuk bayi tersebut terutama oleh orang-orang yang shalih.

Dengan penjelasan di atas, maka benarlah firman Allah Ta’ala dalam surat Al-Maidah ayat 3:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.” (Al-Maaidah: 3).

Jadi, kita apabila meyakini kesempurnaan Islam sudah seharusnya kita mengikuti segala perintahNya. Dengan adanya penelitian tentang tahnik, menjadi suatu masukan bagi kita bahwa sesungguhnya Islam itu bukan hanya untuk orang-orang yang cerdas atau orang yang pintar, tetapi juga untuk orang yang yakin dan taat. Karena tanpa penelitian ilmiah ini seharusnya sudah harus taat, apalagi setelah kita menemukan penelitian yang mengungkap berbagai manfaat tahnik. Sehingga lebih kuatlah keyakinan kita terhadap Islam sebagai dien yang sempurnya.
Wallahu a’lam bish shawab.

Minggu, 27 Maret 2016

Said Aqil Siradj Dua Hari di Kediri, KH. Hasyim Muzadi: Saya Tak Tega NU Rusak

KEDIRI, BANGSAONLINE.com – Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Hasyim Muzadi mengaku tak berambisi untuk maju menjadi Rais Aam Syuriah PBNU dalam Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang, Jawa Timur, 1-5 Agustus.

“Tidak ada ceritanya kalau Rais Aam Syuriah PBNU itu mencalonkan diri, nanti bagaimana muktamar saja,” tegas Kiai Hasyim Muzadi yang mantan Ketua Umum PBNU dua periode itu.

Menurut dia, Muktamar NU ke-33 itu bukan soal bagaimana memilih orang (rais aam/ketua umum), tapi bagaimana menyelamatkan NU.

“Kita harus mencari figur yang mampu menyelamatkan NU, karena NU sekarang menghadapi upaya melemahkan NU dari dalam dan luar. Dari dalam ada pelemahan moralitas, manhaj (metodologi beragama), dan ekonomi,” tegas pengasuh dua Pondok Pesantren Mahasiswa al-Hikam Malang Jawa Timur dan Depok Jawa Barat itu. Dari luar NU, kata anggota Wantimpres itu, ada penetrasi radikalisme dari Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir (HTI), Syiah, Wahabi, dan semacamnya, serta penetrasi liberalisme.

“Kalau radikalisme dan liberalisme itu dibiarkan menggerogoti NU, maka Indonesia bisa rusak, karena Indonesia akan menjadi seperti Mesir, Yaman, dan sebagainya,” katanya.

Ia mengaku NU akan mengalami upaya pelemahan, karena semua kelompok transnasional melakukan penetrasi ke areal yang selama ini menjadi milik NU, bahkan penetrasi itu juga lewat penyusupan.

“Saya tidak tega kalau NU itu rusak atau bahkan mati dalam 5-10 tahun mendatang. Indikasinya, seperti manhaj dibatasi hingga Quran dan Hadits, lalu Qonun Asasi NU akan dimasukkan AD/ART. Itu mereduksi Qonun Asasi yang lebih luas daripada AD/ART,” katanya.

Indikasi lain, peran ulama NU akan direduksi dengan sistem pemilihan ala “ahlul halli wal aqdi” (AHWA) atau formatur untuk menentukan Rais Aam.

“Saya bukan menolak AHWA, tapi saya menolak akibat penerapan AHWA itu. Kalau AHWA diterapkan untuk Rais Aam, tapi Ketua Umum (tanfidziah) dipilih langsung, maka legitimasi Ketua Umum akan lebih tinggi. Kalau Muktamar Situbondo itu semuanya (syuriah dan tanfidziah) dengan AHWA dan ada momentum Asas Tunggal Pancasila,” kata Kiai Hasyim Muzadi yang dalam Muktamar NU ke-27 di Situbondo ditunjuk sebagai ketua panitia Muktamar NU.

Selain itu, posisi mustasyar (penasehat) dan a’wan (dewan pakar) juga akan dihilangkan.
“Kalau mustasyar dibuang, maka hubungan historis pengurus NU dengan leluhur NU akan hilang, lalu a’wan yang hilang akan menyulitkan para ulama memahami zaman,”
katanya. Sebab a’wan itu adalah tempat para pakar dari berbagai bidang yang bisa memberi informasi keilmuan yang lagi berkembang. Oleh karena itu, pelemahan NU dari dalam dan luar itu harus dicegah. “Tidak penting siapa yang memimpin NU, tapi kita harus mencari siapa yang bisa menyelamatkan NU secara akidah, syariah, manhaj, moralitas, dan trust (kepercayaan),” katanya.

Kiai Hasyim Muzadi menyatakan kriteria ideal kepemimpinan NU ke depan adalah Rais Aam dari kalangan yang mampu memperkokoh keagamaan, keumatan, dan kebangsaan.

“Untuk Ketua Umum PBNU itu sebaiknya dari kalangan manajer yang mampu menata organisasi, sehingga posisi Rais Aam dan Ketua Umum PBNU akan saling melengkapi sesuai kompetensi masing-masing,” katanya.

Sementara Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siradj menyatakan akan kembali maju dalam Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang. Said Aqil bahkan dua hari ini bergerilya di
daerah Kediri Jawa Timur. Ia menghadiri wisuda santri di Pondok Pesantren Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo. Dia juga berkunjung ke kediaman tokoh politik Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) yang kini pindah ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) KH Anwar Iskandar di Pondok
Pesantren Al-Amin, Kecamatan Ngasinan, Kediri. “Jika masih dipercaya, saya siap memimpin kembali NU,” kata Said Aqil.

Dalam catatan BANGSAONLINE.com ada empat kandidat ketua umum PBNU yang muncul. Yaitu KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah), KH Said Aqil Siradj, Muhammad Adnan (mantan ketua PWNU Jateng) dan Masyhuri Malik (ketua Laziznu). Sedang untuk Rais Am muncul dua nama yaitu KHA Hasyim Muzadi dan KHA Mustofa Bisri (Gus Mus). Namun hingga kini yang mendapat dukungan luas dari PWNU dan PCNU, baik di Jawa maupun luar Jawa, tampaknya KHA Hasyim Muzadi dan Gus Solah.

Sumber : http://wp.me/p5PQVj-jy

DR. KH. SAID AQIL SIROJ BERBOHONG DAN MEMALSU SANAD ASWAJA

NUGarisLurus.Com – Sejak tahun 1996, sepulangnya dari Universitas Ummul Qura, dan menyandang gelar “doktor” dari para syaikh dan ulama Wahabi di universitas tersebut, Dr KH Said Aqil Siroj, dalam berbagai ceramahnya seringkali menyampaikan sanad keilmuan dan sanad akidah madzhab al-Asy’ari mulai dari Hadlratus Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri NU, hingga kepada Rasulullah SAW. Ia menyampaikannya dari hapalan luar kepala dan tanpa memegang teks, sehingga masyarakat awam, akan beranggapan bahwa Dr KH Said Agil memiliki sanad yang bersambung dalam bidang akidah. Masyarakat awam, juga akan menganggapnya seorang yang sangat hebat, bisa menghapal nama-nama ulama layaknya ahli hadits Sehingga, sejak beberapa tahun yang lalu, sanad yang sering
diceramahkan Dr KH Said Agil Siroj itu banyak disebarkan melalui media online oleh warga nahdliyyin yang tidak tahu apa-apa. [Lihat http://nanangqosim-institut.blogspot.co.id/2016/02/sanad-silsilah-nu-nahdlatul-ulama.html?m=1 http://almuhajirin-tjitramas.blogspot.com/2016/02/sanad-keilmuan-kalangan-nu.html?m=1]

Akan tetapi, tidak banyak yang mengetahui, bahwa silsilah sanad yang dibawanya  mengandung kepalsuan. Banyak yang tidak sambung antara ulama satu dengan yang lainnya.

Mengingat bahwa sanad yang sering diceramahkan oleh Dr KH Said Agil Siroj adalah palsu dan bohong, serta telah banyak disebarkan oleh warga nahdliyyin melalui media online, kami merasa perlu untuk memberikan koreksi atas kepalsuan dan kebohongan sanad tersebut, sebagai nasehat kepada Dr KH Said Agil Siroj agar berhenti membohongi warga nahdliyyin dengan sanad palsu tersebut. Dan agar warga nahdliyyin tidak tertipu dengan kebohongan Dr KH Said Agil Siroj.

Berikut beberapa daftar kepalsuan dan kebohongan sanad Dr KH Said Agil Siroj dalam sanad yang sering diceramahkan kepada warga nahdliyyin.

1. Imam al-Dusuqi, diklaim menjadi murid Imam al-Bajuri, padahal Imam al-Dusuqi wafat tahun 1230 H, sedangkan al-Bajuri wafat tahun 1276. Artinya sangat tidak masuk akal, Imam al-Dusuqi menerima sanad akidah dari al-Bajuri yang usianya jauh lebih muda dari dirinya.

2. Imam al-Bajuri diklaim menjadi murid Imam al-Sanusi. Padahal al-Bajuri lahir pada tahun 1198 H, sedangkan al-Sanusi wafat pada tahun 859 H. Sangat tidak masuk akal, al-Bajuri menerima sanad dari ulama yang wafat 303 tahun sebelum kelahirannya.

3. Al-Sanusi diklaim berguru kepada ‘Adhududdin al-Iji. Padahal al-Sanusi lahir pada tahun 830 H, sedangkan al-Iji wafat pada tahun 756 H. Tidak mungkin al-Sanusi berguru kepada seorang ulama yang wafat 74 tahun sebelum kelahirannya. Lagi pula negeri tempat mereka berdua hidup juga sangat berbeda.

4. Al-Iji diklaim berguru kepada Imam Fakhruddin al-Razi. Padahal al-Iji lahir pada tahun 680 H, sedangkan Imam al-Razi wafat pada tahun 504, 505 atau 506 H. Selisih 100 tahun lebih.

5. Al-Razi diklaim berguru kepada al-Syahrastani. Padahal al-Razi lahir pada tahun 543, sedangkan al-Syahrastani wafat pada tahun 548 H. Jelas masa yang singkat tersebut tidak memungkinkan bagi Imam al-Razi untuk menerima ilmu akidah dari al-Syahrastani.

6. Al-Syahrastani diklaim murid Imam al-Ghazali. Yang benar, al-Syahrastani adalah murid Imam Abu Nashr al-Qusyairi. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab-kitab sejarah.

7. Imam al-Haramain diklaim sebagai murid Imam al-Baqillani. Padahal Imam al-Haramain baru lahir pada tahun 419 H, sedangkan Imam al-Baqillani wafat pada tahun 402 H.

8. Imam al-Baqillani diklaim sebagai murid al-Bahili. Padahal yang benar, al-Baqillani berguru kepada Ibnu Mujahid. Sedangkan al-Bahili adalah gurunya Imam Abu Bakar bin Furak.

9. Imam al-Asy’ari diklaim menerima sanad akidah Ahlussunnah Wal-Jamaah dari Abu Ali al-Jubbai. Jelas ini suatu kebodohan. Imam al-Asy’ari tidak mungkin menerima sanad akidah Ahlussunnah Wal-Jamaah dari seorang tokoh Mu’tazilah, kecuali mengikui logika Dr KH Said Aqil Siroj, yang menganggap Mu’tazilah dan Syiah juga Ahlussunnah.
Di sini, kebodohan Dr KH Said Aqil Siroj tampak sekali. Beliau sepertinya tidak tahu, bahwa al-Asy’ari belajar kepada al-Jubbai, tentang akidah Mu’tazilah. Bukan akidah Ahlussunnah Wal-Jamaah. Kemudian setelah al-Asy’ari keluar dari Mu’tazilah, beliau membangun metodologi baru dalam rangka membela dan membumikan akidah Ahlussunnah Wal-Jamaah, dan sekaligus menanggalkan akidah dan metodologi Mu’tazilah.
Sedangkan akidah Ahlussunnah Wal-Jamaah, sanad al-Asy’ari jelas tidak melalui jalur al-Jubbai, akan tetapi melalui jalur guru-guru beliau dari kalangan Ahlussunnah Wal-Jamaah yang disebutkan oleh al-Hafizh Ibnu Asakir dalam kitab Tabyin Kidzb al-Muftari.

10. Abu Ali al-Jubbai diklaim berguru kepada Abu Hasyim al-Jubbai. Padahal Abu Hasyim adalah murid dan anaknya Abu Ali al-Jubbai.

11. Abu al-Hudzail al-‘Allaf diklaim berguru kepada Ibrahim al-Nadzdzam. Padahal dalam kitab-kitab sejarah, Ibrahim al-Nadzdzam justru muridnya Abu al-Hudzail al-‘Allaf. Sedangkan Abu al-Hudzail al-‘Allaf justru berguru kepada Utsman bin Khalid al-Thawil, muridnya Washil bin Atho’.

12. Washil bin Atho’ diklaim berguru kepada Muhammad bin Ali al-Hanafiyyah. Padahal Washil bin Atho’ lahir pada tahun 80 H, sedangkan Muhammad bin Ali al-Hanafiyyah wafat pada tahun 81 H.

Walhashil, sanad yang selalu diceramahkan oleh Dr KH Said Aqil Siroj, adalah sanad palsu dan bohong. Dengan sanad tersebut selama ini beliau selalu membohongi dan melakukan pembodohan terhadap warga nahdliyyin. Sebaiknya penyebaran sanad palsu ini segera dihentikan. Umat nahdliyyin harus dididik dengan ilmu yang benar, bukan dengan cara-cara pemalsuan yang justru hal itu akan membodohkan umat. Semoga bermanfaat.

Wallahu Alam

[BUKU] Pesantren Sidogiri Menolak Pemikiran KH. Said Aqil Siroj

Cuplikan buku Sidogiri: Said Aqil Siroj menuding keji agama Islam lahir karena muatan politis

NUGarisLurus.Com – Setelah membantah Quraish Shihab beberapa tahun silam, Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan kembali menggebrak dengan karya terbarunya yang membantah tegas sejumlah poin pemikiran KH. Said Aqil Siradj.

Meski Sidogiri merupakan bagian dari keluarga besar NU, namun sangat lugas dalam menyampaikan kritiknya kepada sang Ketua Umum PBNU. Buku ringkas setebal 200-an halaman ini sangat renyah untuk dibaca, analisisnya mendalam, argumennya tajam, dan juga menjawab banyak persoalan lainnya seperti pluralisme agama, Islam liberal, pengaruh pemikiran mu’tazilah dan syi’ah, serta berbagai masalah lainnya.

Bagi yang ingin memilikinya, bisa
memesan langsung via SMS ke
081-319-722-700 / 0896-227-45-222. Persediaan terbatas!

Berikut kata pengantar dari pengasuh pesantren Sidogiri untuk buku ‘Sidogiri Menolak Pemikiran KH. Said Agil Siroj’.

“Mengenal beberapa pemikiran K.H. Said Agil Siradj yang keliru, sebenarnya saya sudah tabayun langsung kepada Beliau. Akan tetapi, menurut saya, tetap perlu adanya buku tanggapan seperti ini. Sebab, sebuah buku memang seharusnya ditanggapi dengan buku, supaya sama-sama bisa dibaca dengan seksama oleh masyarakat kita.

Yang terpenting bahwa adanya bukunya dilandasi oleh niat yang ikhlas dan tulus untuk tawashau bil-haq. Buku untuk menjatuhkan, apalagi untuk menimbulkan kebencian dan permusuhan. Kita sudah terbiasa berbeda pikiran, tapi kita harus tetap saling menghormati satu sama lain sebagaimana teladan yang dicontohkan oleh para ulama salaf dulu.”

(KH. An. Nawawi Abd. Djalil, Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri)


Tim Penulis : Mohammad Achyat Ahmad, Achmad Qusyairi Ismail, Ahmad Shiddiq dan Faiz Jawami’ Amzad
Penerbit : Sidogiri
Ukuran : 21,5 x 15
Tebal : 204 Hal.
Cover : Hard
Harga : Rp. 55,000,-

Tanggapan Imam Besar NU Garis Lurus KH. Luthfi Bashori

Sedikit banyak, saya sudah mengenal cara berpikir dan bekerja tim Aswaja PP. Sidogiri, karena saya pribadi sudah sering berinteraksi dengan mereka.

Tim Sidogiri itu lebih menekankan pembahasan dari sisi ilmiah dalam menyikapi sebuah permasalahan sosial.

Jika membahas personalia yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat, maka Tim Sidogiri akan menganalisa secara mendalam dari sisi ilmiah dengan bukti-bukti yang akurat dan bukan asal-asalan.

Demikian pula dalam buku baru terbitan Sidogiri berjudul “SIDOGIRI MENOLAK PEMIKIRAN KH. SAID AQIL SIROJ”, yang diberi pengantar oleh KH. Nawawi Abdul Djalil, Pengasuh PP. Sidogiri.

Saya sudah dapat membayangkan, bahwa Pak Said Aqil Siroj tidak mungkin lagi dapat berkelit (bertaqiyah) terhadap kesalahan maupun kesesatan yang ia lontarkan dalam tulisan-tulisan atau pernyataan-pernyataannya di banyak tempat, karena telah dikupas tuntas dan disanggah secara ilmiah oleh tim Sidogiri.

Semoga tim Sidogiri selalu mendapat bimbingan dan perlindungan dari Allah SWT.

Wallahu Alam

Sumber : http://wp.me/-1fo

Jumat, 25 Maret 2016

Iman dan Kepemimpinan

Oleh: Husein Ali Assegaf*

Seakan hidup tanpa kematian, bertindak juga berkata tanpa landasan agama dan keimanan yang kuat, itulah sikap mereka yang mengaku dirinya muslim dan di balik pengakuan tersebut ia mengagungkan seorang kafir bahkan rela jika ummat Muhammad saw dipimpin oleh musuh Allah swt.

Ketika ada yang mengatakan, Indonesia bukan negara Islam jadi jangan kaitkan dengan agama, itu SARA namanya !
Jika anda seorang muslim ingatkah siapa pemilik anda? Di bumi siapa anda tinggal ? Siapakah yang berkuasa atas hidup dan matimu ?
Jika anda non muslim, dimana rasa malu anda ? Ingatkah ketika anda masuk dan tinggal di dalam negara mayoritas muslimin, anda bisa hidup damai dan tenang, kemudian anda sekarang berani menganggap ummat Islam rendah dan tidak layak untuk memimpin ?

Mereka mengatakan " politik tidak boleh dikaitkan dengan agama ! "
Sadarlah saudaraku, perkataan tersebut adalah omongan busuk dan kebohongan nyata yang ditanamkan untuk membuat hati dan akal seorang muslim rusak tanpa memperhatikan keimanannya.  Jika benar mereka konsisten dengan pernyataan tersebut (dilarang membawa Agama) mengapa yang selalu mereka bawa "pemimpin kafir yang jujur lebih baik daripada muslim yang korupsi "?? 
Dari mana pernyataan tersebut muncul ? Bukankah justru mereka yang mau merusak pemikiran muslimin ?

Jika hendak kita tengok, sangat banyak pemimpin muslim yang sholeh, begitu adil serta bijak. Dan hanya segelintir mereka kaum kuffar yang terlihat adil dan kita tidak tau apa dibalik maksud mereka ? apakah Kurang jelas Sebagai bukti ketika mereka mempersulit acara dan kegiatan yang akan di laksanakan oleh ummat Islam didalam negara mereka sendiri yang mayoritas penduduknya muslimin ??  Ada ribuan ummat Islam di Indonesia yang layak untuk memimpin, mengapa mereka selalu berusaha meyakinkan ummat bahwa kafir lebih baik daripada muslim ??

Jadi, sebenarnya Ini bukan hanya sekedar masalah kepemimpinan, ini adalah permasalahan Iman, masalah prinsip dalam islam yang tidak bisa diTOLERIR sedikitpun !
Memang tidak dapat dipungkiri realita pada zaman sekarang ini, zaman yang sangat memprihatinkan banyak ummat Islam yang Imannya terkikis bahkan rela mengorbankan agamanya untuk mendapatkan urusan duniawi dengan berbagai cara (baik dengan memberikan ktp, menyumbang dengan harta sebagai dukungan, dsb) sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad saw

"بادروا بالأعمال الصالحة، فإنه ستكون فتناً كقطع الليل المظلم، يصبح الرجل فيها مؤمناً، ويمسي كافراً، أو يمسي مؤمناً ويصبح كافراً، يبيع دينه بعرض من الدنيا "

"Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah yang datang seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi dalam keadaan mukmin namun di waktu sorenya telah menjadi telah kafir, dan di waktu sore masih beriman namun keesokan hasinya telah menjadi kafir, karena ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia semata.”

Maka dari itu memilih pemimpin untuk ummat Islam bukan hanya sekedar permasalahan politik, Bahkan Rasulullah saw menjelaskan bahwa akibat daripada kesalahan mengangkat pemimpin untuk ummat Islam adalah suatu perbuatan khianat kepada Allah swt dan Rasul-Nya, Beliau saw bersabda :

"من ولى من أمر المسلمين شيئا فولى رجلا وهو يجد من هو أصلح للمسلمين منه فقد خان الله و رسوله"

"Barang siapa yang memimpin suatu urusan kaum muslimin lalu ia mengangkat seseorang padahal ia menemukan orang yang lebih pantas untuk kepentingan ummat Islam (seorang yang sholeh, ta'at, takut pada Allah swt dan menjalankan hak muslimin tanpa di persulit) dari orang itu, maka dia telah berKhianat kepada Allah dan Rasul-Nya"

Maka ingatlah, anda ummat siapa? Ridhokah Rasulullah saw melihat anda begitu semangat membela musuh Allah swt dan Rasulullah saw?? Ingatlah rasa malu terhadap Allah swt yang menciptakanmu, ingatlah rasa malu terhadap nabi Muhammad saw yang selalu menangis untuk menjagamu dari api kekufuran.

Jangan ribut mengatakan ini bentuk toleransi dll, karena dukungan seperti itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan toleransi. Ingat, para pahlawan yang membawa Indonesia merdeka adalah muslimin yang ta'at tapi mereka membiarkan ummat agama yang lain untuk hidup dengan damai di Indonesia itulah toleransi ! tidak mengganggu, bukan justru mendukung !

Ini adalah masalah prinsip dalam Islam, masalah kekuatan Iman, jika salah dalam bertindak anda bisa tergelincir kedalam kekufuran bersama mereka yang anda dukung dan idolakan dengan kekafirannya ketika di dunia, wal'iyadzu billah.

* Penulis adalah anggota divisi Fiqih dan Ushul Fiqih FMI Jatim, Mahasiswa Universitas Al-Ahgaff & alumni PonPes Sunniyah Salafiyyah Pasuruan.

NB :
- Telegram : https://telegram.me/AndryMuhyidin

KENAPA PEJUANG ISLAM SELALU DIMUSUHI? INI PENJELASAN HABIB RIZIEQ

Kenapa pejuang Islam selalu dimusuhi, karena itu merupakan resiko perjuangan. Disaat kita menyampaikan yang hak pasti akan ada orang-orang yang tidak suka.

"Jangankan kita, Nabi kita tercinta Sayyiduna Muhammad SAW adalah manusia yang akhlaknya paling mulia, sikapnya paling lembut, tidak pernah mengganggu orang lain, manusia yang ucap kata tutur sapanya begitu santun, tetapi tetap beliau dimusuhi, difitnah, dicaci maki, diperangi, bahkan beliau diusir dari kota Mekkah dan berapa banyak pihak yang ingin membunuh beliau,"  kata Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab saat berceramah di Karawang, Jawa Barat, Jumat (18/3) lalu.

Kata Habib, kenapa Nabi dimusuhi? karena Nabi menyampaikan yang hak, karena mengajak manusia kepada kalimat Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah.

"Jadi kalau Nabi saja yang begitu mulia, begitu santun, begitu ramah tidak luput dari fitnah, caci maki, permusuhan dan kebencian, apalagi kita yang banyak kekurangan," ujarnya.

Habib kemudian mengisahkan kisah Imam Syafi'i ketika ditanya muridnya terkait ujian dakwah yang menimpa gurunya tersebut.

"Imam Syafi'i ra ketika muridnya melapor, disaat banyak orang yang membenci dan menjelekan dirinya. Imam Syafi'i mengatakan, jangankan saya, Allah saja yang maha mulia difitnah punya anak, itu fitnah paling kejam. Dan Nabi yang merupakan makhluk Allah yang paling baik itu juga difitnah sebagai tukang sihir. Jadi kalau Allah saja yang maha mulia tidak luput dari caci maki manusia, begitu juga Nabi muhammad tidak luput dari caci maki manusia, bagaimana saya? kata Imam Syafii,"

"Jadi Allah saja yang maha mulia difitnah, apalagi kita yang banyak kekurangan," ungkap Habib Rizieq.
Imam Syafii mengajarkan agar tidak usah heran dengan fitnah dalam perjuangan. "Jangan pernah mundur dalam perjuangan, jalan saja terus, sampaikan yang hak walaupun pahit rasanya," pesannya.

Sumber: Suara Islam Online

NB :
- Telegram : https://telegram.me/AndryMuhyidin

Kamis, 24 Maret 2016

JOKOWINOMIC : Adu Domba Wong Cilik

PENGUSAHA Angkutan Resmi & Angkutan Online sama-sama KAPITALIS yang ingin raih untung sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya untuk perkaya diri.

Sedang SUPIR Angkutan Resmi & Angkutan Online sama-sama WONG CILIK yang sibuk kejar setoran untuk penuhi pendaringannya.

Sementara Jokowi SOK PINTAR buat aturan sendiri, seolah berpihak kepada rakyat kecil. Nyatanya, Wong Cilik diadu-domba saling cakar berebut pendaringan.

Si Ahok Sok Jago bisa atasi transportasi Ibu Kota. Nyatanya, hanya punya manajemen konflik, yang atasi problem dengan problem.

Cukup sudah Jokowi - Ahok membuat borok. Kasihan Wong Cilik selalu dibuat mabok.

Ayo ..., SELAMATKAN WONG CILIK!

Rabu, 23 Maret 2016

LOGIKA MENDINGAN

Dr. Syamsuddin Arif
Direktur Eksekutif INSISTS

Sering kita dengar pertanyaan maupun pernyataan begini: Mendingan mana, orang Islam tapi pelit atau orang kafir tapi dermawan? Mendingan mana, berkerudung tapi akhlaqnya buruk atau tidak berkerudung tapi akhlaqnya baik? Mendingan mana, pemimpin muslim tapi nggak adil atau pemimpin kafir tapi adil?

Kalau berbentuk pertanyaan: Daripada elu sedekah tapi kagak ikhlas, mendingan gua kagak sedekah tapi ikhlas (!?) Daripada elu shalat tapi kagak khusyu’, mendingan gua kagak shalat tapi khusyu’ (!?) Daripada elu Islam tapi korupsi mendingan gua kafir kagak korupsi (!?). Di balik ucapan-ucapan ini terselip ketidak mengertian yang akut.

Sudah barang tentu, orang Islam lebih baik dari orang orang yang INGKAR walaupun ia pelit. Dan orang Islam yang dermawan lebih baik dari orang Islam yang pelit. Orang INGKAR yang dermawan jelas lebih buruk daripada orang Islam yang tidak dermawan.
Keislaman seseorang tetap lebih tinggi daripada kedermawanan, kebaikan dan keadilan. Hal ini karena keimanan dan keislaman itu esensi, sementara yang lain itu aksesori.

Mementingkan aksesori ketimbang esensi itu sama seperti orang membeli mobil lengkap dengan sistem pendingin udara, media player, spoiler, parking sensor dan sebagainya tapi tidak ada mesin dan rodanya. Mesin dan roda itu esensi, sedang yang lain-lain itu aksesori. Demikian analoginya.

Jadi mau punya Mobil yang ngak ada Mesin dan Rodanya?

NB :
- Telegram : https://telegram.me/AndryMuhyidin

Selasa, 22 Maret 2016

Majalengka Respons Fenomena LGBT, DPRD Jabar Gelar Dengar Pendapat Bersama Elemen Pemerintah Dan Masyarakat

MAJALENGKA (CT) Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Ineu Purwadewi mengatakan pihaknya banyak menerima laporan semakin banyaknya pelaku LGBT di Majalengka. Keadaan tersebut menurutnya harus bisa diatasi, tetapi tidak akan bisa bila dilakukan hanya satu kelompok, melainkan harus melibatkan lintas sektoral dari semua elemen masyarakat.

“Tujuannya tentu agar bisa meminimalisir, mencegah, dan meminta bersama-sama, minimal keluarga kita, untuk bisa menghalau hal tersebut,” kata Ineu saat Hearing Dialog DPRD Provinsi Jawa Barat dengan Elemen Pemerintah dan Masyarakat di Kabupaten Majalengka, di aula Mitra Asih Blok Mayasari Desa Cikijing Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka, Selasa (22/03).

Hadir dalam acara tersebut Ketua Komisi II DPRD Jabar Ridho Budiman, Anggota Komisi II DPRD Jabar H. Surahman, Wakil Bupati Majalengka H. Karna Sobahi, Kepala BP3AKB Jabar Dewi Sartika, Kepala BPMDPKB Kab. Majalengka H. Eman Suherman, para istri anggota DPRD Jabar, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta undangan lainnya.

“Para ibu ataupun orangtua harus ikut terlibat dalam menyikapi internet dan tontonan yang sudah tersiar di televisi, persoalannya kalangan remaja saat ini suah banyak yang mengakses internet dan anak anak menonton televisi,” ujarnya.

Sementara itu, ia juga menyampaikan bahwa fenomena kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur di wilayah Majalengka cukup memprihatinkan, Wakil Bupati Majalengka, H Karna Sobahi juga ikut prihatin.

“Akan tetapi Fenomena tersebut bisa jadi seperti gunung es, atau bola salju yang menggelinding. Yang jika tidak diantisipasi sejak dini, akan terus bertambah banyak. Saat ini yang munucul adalah kasus yang dilaporkan, bisa jadi yang tidak dilaporkan malah lebih banyak,” tegas wabup Karna.

Wabup Karna mengatakan, oleh sebab itu elemen masyarakat terutama para orangtua mesti bahu membahu untuk terus megawasi anak-anaknya. Pencegahan sejak dini dan pengarahan pendidikan karakter pada anak-anak sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual dan tentunya persoalan LGBT.

“Diskusi hearing tadi cukup bagus, sebagai upaya untuk deteksi dini, pencegahan sekaligus sebagai upaya langkah pasti mendidik dan mengarahkan anak-anak remaja supaya lebih bijak menyikapi pergaualn sehari-hari,” ujarnya.

Kepala BP3AKB Provinsi Jawa Barat Dewi Sartika mengatakan, pihaknya prihatin dengan fenomena LGBT yang marak akhir-akhir ini.

“Untuk mengatasinya, perlu penguatan ketahanan keluarga dalam menghadapi fenomena tersebut,” tukasnya. (Abduh)

Sumber : cirebontrust.com/majalengka/2016/03/22/respons-fenomena-lgbt-dprd-jabar-gelar-dengar-pendapat-bersama-elemen-pemerintah-dan-masyarakat

NB :
- Telegram : https://telegram.me/AndryMuhyidin

Senin, 21 Maret 2016

Tafsir Al-Hijr 85-86 : "Rohmatan Lil Alamin" Ala NU

Oleh : Dr. KHA Musta'in Syafi'ie, MAg.

وما خلقنا السماوات والارض وما بينهما الا بالحق وان الساعة لاتية فاصفح الصفح الجميل

ان ربك هو الخلاق العليم

(Al-Hijr 85-86)

“Wamaa khalaqnaa alssamaawaati waal-ardha wamaa baynahumaa illaa bialhaqqi wa-inna alssaa’ata laaatiyatun faishfahi alshshafha aljamiila. Inna rabbaka huwa alkhallaaqu al’aliimu”.

Ketika ada sebagian Banser (NU) menjaga keamanan di depan gereja pada hari Natal, seorang teman bertanya:

Teman: Gimana itu hukumnya, boleh atau tidak?
Penulis: Salahnya apa?
Teman: Itu kan membantu kelancaran acara kemusyrikan. Dan membantu perbuatan dosa apalagi syirik, kan dilarang oleh al-Qur’an.
Penulis: Ya, kamu betul!

Seorang teman sebelah menyela: Jika niatnya menjaga keamanan secara umum (bukan khusus gereja), bukankah itu ibadah berpahala juga?
Disahut lagi teman yang di sebelah: Tapi Banser itu dibayar untuk berjaga di situ.
Penulis: Kenapa harus Banser yang diminta berjaga di gereja?
Teman: Karena dikhawatirkan diserang oleh FPI (Front Pembela Islam). Nah, FPI itu kalau berhadapan dengan Banser, rupanya agak keder, dibanding berhadapan dengan aparat keamanan.

Penulis: Kawan-kawan FPI itu kan muslim, sama dengan kita, bahkan lebih semangat dalam kerja nahi munkar, memberantas kemunkaran dibanding kita
Teman: Ya benar. Tapi mereka ngawur, anarkis dan main hakim sendiri.

Berikut ini renungan Penulis terhadap dialog tersebut :

FPI, main hakim sendiri?
Itu betul, tapi tidak seluruh yang dilakukan FPI itu salah menurut agama. Memang negara ini negara hukum. Tapi nyatanya, banyak persoalan hukum yang menyangkut keibadahan umat terbiarkan. Minuman keras dilarang, pelacuran dilarang, tapi marak dan aparat tahu. FPI membantu memberantas, tapi disalahkan, dianggap tidak punya kewenangan dan main hakim sendiri. Sementara orang islam lain yang diam saja dan tidak berbuat apa-apa, seperti kebanyakan warga NU, termasuk Muhammadiyah justru dianggap islami dan dipuji. Benarkah begitu menurut agama?

Ya Tuhan, jangan-jangan dosa kita yang tidak berbuat apa-apa terhadap kemungkaran, tidak mencegah kemaksiatan -padahal kita mampu- lebih besar dibanding dengan dosa kawan-kawan FPI yang anarkis, tapi mereka sudah berbuat nahi munkar. Mohon ampunilah dosa kami dan beri kami kemampuan bernahi munkar secara benar.

Dulu, kawan-kawan FPI pernah mengancam akan membubarkan paksa konser Lady Gaga jika tetap digelar di negeri ini. Mereka berhasil, dan kepada mereka, Penulis ucapkan “Barakallah fikum”. Bukankah itu sikap nahi munkar yang sukses dan dipuji-puji oleh Tuhan? Bukankah itu wujud amal ibadah yang maslahahnya nyata, bisa menghindarkan ribuan umat islam dari pertunjukan maksiat?

Tapi lihat kenyataan di banyak tempat, masih ada sebagian kawan-kawan Banser (NU) menjaga keamanan pesta dangdutan, joget erotis, goyang pelacur dan semacamnya dengan artis yang setengah telanjang, egol-egol di hadapan umum. Apakah ini “Rahmatan Lil Alamin” ala NU?

Kok yang disayangi yang maksiat-maksiat saja, sementara yang memberantas maksiat justru malah dimusuhi. Mohon berpikir jernih dan murni berdasar nurani ketaqwaan. Kira-kira mana yang lebih bersih menurut keimanan, FPI atau Banser? Semoga Allah selalu membimbing kita dalam hidayah-Nya.

Sumber : www.nugarislurus.com/2016/03/tafsir-al-hijr-85-86-rahmatan-lil-alamin-ala-nu.html

NB :
- Telegram : https://telegram.me/AndryMuhyidin
- Blogger : https://fpiargapura.blogspot.com

HNW : LGBT adalah Sarana Perang Asimetris

Jakarta - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengungkapkan, LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) adalah tergolong perang asimetris, yakni jenis perang yang menanamkan pengaruh dengan maksud  menghancurkan sendi-sendi moral masyarakat. 

 

"Sekarang ada perang yang dilancarkan dengan biaya murah yakni perang asimetris. Perang bukan fisik tapi menanamkan pengaruh dengan maksud menghancurkan sendi-sendi moral warganya, sehingga negara tersebut tidak lagi bermoral, tidak memiliki visi ke depan, nilai-nilai luhur hancur sehingga negara tersebut ambruk dengan sendirinya. LGBT adalah sarana perang asimetris itu," kata Hidayat di Jakarta, Ahad (20/03/2016) seperti dikutipAntara. 

 

Hidayat menegaskan bahaya LGBT sama merusak seperti narkoba bagi masyarakat. Dia pun mengingatkan pemerintah segera mengeluarkan Undang-Undang keras terhadap LGBT. 

 

"Alhamdulillah banyak parpol Islam seperti PKS, PAN, PKB, PPP satu suara mendukung dikeluarkannya UU yang keras elarang LGBT," kata politisi PKS itu. 

 

Hidayat menceritakan, saat berdialog dengan Presiden Jokowi, bahwa Rusia --negara komunis saja,  gerah dengan perilaku LGBT sehingga presidennya mengeluarkan UU keras melarang LGBT di Rusia. Indonesia, lanjut dia, semestinya lebih mampu dan lebih keras terhadap LGBT.

 

Hidayat menuturkan, sejak ramai masalah LBGT diperbincangkan berbagai kalangan, kesadaran masyarakat soal bahaya pengaruh LGBT meningkat. Bahkan kesadaran masyarakat itu berimbas dengan dilarangnya tayangan televisi menampilkan gaya kebanci-bancian.

 

"Fenomena ini saya sampaikan kepada Presiden bahwa pengaruh negatif LGBT sudah sampai ke daerah-daerah terpencil, bagaimana dengan di kota-kota besar pengaruhnya tentu lebih dahsyat. Alhamdulillah Presiden menyetujui agar soal LGBT ini diselesaikan sesegera mungkn," ujar Hidayat.

Jumat, 18 Maret 2016

Pesan apa yang ingin disampaikan oleh pernyataan "Saya Muslim, Saya dukung Ahok"?

Sahabat Muslim Renungkanlah...

Pernyataan ini naif. Jika Anda memilih Ahok, maka pilih sajalah Ahok tanpa harus membawa embel-embel saya muslim. Nanti anda menyesal dua kali. Sesal pertama belum tentu anda dapat manfaat memilih Ahok di dunia ini. Sesal kedua anda menanggung azab di hari akhir karena di saat diberi kesempatan memilih, anda memutuskan tidak memilih pemimpin Muslim di saat anda bisa memutuskannya.

Anda harus bisa bedakan dengan kondisi anda tidak bisa memilih atasan Muslim di tempat kerja anda. Karena yang memutuskan siapa atasan anda bukan anda, tapi atasannya lagi. Sedangkan dalam pemilu, anda sangat bisa untuk memilih siapa yang akan jadi pemimpin anda. Jadi pilihlah yang sesuai dengan perintah agama.

Jangan anda terjebak dengan pernyataan, ini bukan zamannya membicarakan soal agama. Selama anda memutuskan hidup beragama, maka sepanjang itu pula anda harus mengacu kepada aturan sesuai dengan perintah agama. Ini sama saja dengan pernyataan bodoh, bahwa di abad modern ini babi tidak lagi haram bagi umat Islam. Sampai dunia ini kiamat tetap saja makan babi itu haram hukumnya. Bukan soal di negara mana, tahun berapa, dan siapa presidennya. Babi haram ya tetap haram. Sama halnya dengan umat Islam ya harus memilih pemimpin dari umat Islam jika memang hal itu bisa dilakukan.

Kecuali anda dalam keadaan darurat. Misalnya dibawah todongan senjata api dan diminta memilih pimpinan non muslim atau ditembak mati. Ini juga yang terjadi pada para sahabat Rasulullah ketika Islam belum berkuasa di Mekah. Mereka bersembunyi-sembunyi memeluk Islam karena takut dibunuh.

Jadi dalam pemilu/pilkada berhentilah bersikap dengan menyatakan, "Saya Muslim, Saya Pilih Pemimpin Non-Islam". Ini keliru. Kalau anda Islam, maka bersikaplah sebagai seorang Islam.   Jangan anda terlena dengan pertemanan. Bukan pertemanan yang memastikan anda diterima imannya. Iman anda diterima kalau keimanan Islam anda benar sesuai dengan tuntunan al-Qur'an dan Hadis.

NB :
- Telegram : https://telegram.me/AndryMuhyidin
- Blogger : https://fpiargapura.blogspot.com

DALIL QUR’AN TENTANG HARAMNYA ORANG KAFIR MEMIMPIN UMAT ISLAM

1. Alquran melarang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin :

لَّا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَن تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ ۗ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).” (QS. Ali Imran 28)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُّبِينًا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin/pelindung) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (QS. An-Nisaa’ 144)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِّنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (QS. Al Maidah 57)

2. Alquran melarang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin walau kerabat sendiri :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْإِيمَانِ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi wali (pemimpin/pelindung), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.”(QS. At-Taubah 23)

لَّا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ اللَّهِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) -Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.” (QS. Al-Mujaadilah 22)

3. Alquran melarang menjadikan orang kafir sebagai teman setia :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِّن دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS. Ali Imran 118)

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تُتْرَكُوا وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوا مِن دُونِ اللَّهِ وَلَا رَسُولِهِ وَلَا الْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. At Taubah 16)

4. Alquran melarang saling tolong dengan kafir yang akan merugikan umat islam :

وَمَا كُنتَ تَرْجُو أَن يُلْقَىٰ إِلَيْكَ الْكِتَابُ إِلَّا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ ظَهِيرًا لِّلْكَافِرِينَ

“Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Qur’an diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang kafir.” (QS. Al Qashash 86)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ الْآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُورِ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu yang dimurkai Allah, sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.” (QS. Al Mumtahanah 13)

5. Alquran melarang mentaati orang kafir untuk menguasai muslim :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تُطِيعُوا الَّذِينَ كَفَرُوا يَرُدُّوكُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ فَتَنقَلِبُوا خَاسِرِينَ  0  بَلِ اللَّهُ مَوْلَاكُمْ ۖ وَهُوَ خَيْرُ النَّاصِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong.” (QS. Ali Imran 149-150)

6. Alquran melarang beri peluang kepada orang kafir sehingga menguasai muslim :

وَلَن يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا

“…..dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.” (QS. An Nisaa’ 141)

7. Alquran memvonis munafiq kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin :

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا  0  الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا

“Kabarkanlah kepada orang-orang munafiq bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” (QS. An-Nisaa’ 138-139)

8. Alquran memvonis zalim kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (QS. Al Maidah 51)

9. Alquran memvonis fasiq kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin :

تَرَىٰ كَثِيرًا مِّنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنفُسُهُمْ أَن سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ  0  وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالنَّبِيِّ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَاءَ وَلَٰكِنَّ كَثِيرًا مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ

“Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasiq.” (QS. Al Maidah 80-81)

10. Alquran memvonis sesat kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِم بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُم مِّنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ ۙ أَن تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِن كُنتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي ۚ تُسِرُّونَ إِلَيْهِم بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنتُمْ ۚ وَمَن يَفْعَلْهُ مِنكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barang siapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. Al Mumtahanah 1)

11. Alquran mengancam azab bagi yang jadikan kafir sebagai pemimpin/teman setia :

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِم مَّا هُم مِّنكُمْ وَلَا مِنْهُمْ وَيَحْلِفُونَ عَلَى الْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُونَ  0  أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا ۖ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. Al-Mujaadilah 14-15)

12. Alquran mengajarkan doa agar muslim tidak menjadi sasaran fitnah orang kafir :

رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Mumtahanah 5)