Menanggapi Luapan Kesumat Anak Muda Cirebon (AMC) terhadap Buya Yahya.
Awal kali membaca tulisan AMC saya sebetulnya malas untuk menanggapi. percuma saja menanggapi sebuah tulisan recehan dari orang tidak jelas yang dasarnya cuma luapan kebencian dan asumsi belaka. judulnya pun dibuat terlalu lebay dan bombastis. judulnya Dosa Dosa Buya Yahya. seolah-olah Buya Yahya adalah seorang kriminal kelas kakap bagi ulama sepuh NU Cirebon. payahnya lagi si penulis AMC tidak mau tampil secara terbuka dan penuh tanggung jawab. sifat pengecutnya mendorong dia untuk ngumpet dengan nama samaran. mengherankan sekali, ngakunya sebagai anak muda tapi tidak bisa bertanggung jawab, mengontrol perasaan dan pikirannya yang labil. dengan tipikalnya ini dia lebih cocok sebagai ANAK PAUD.
lagi pula apa efeknya terhadap Buya Yahya dan perkembangan dakwahnya jika seorang AMC menulis tulisan seperti itu. apakah dengan tulisan kebencian yang dia sebar lantas majlis al-Bahjah menjadi surut ditinggalkan para jamaahnya? perlu saya tegaskan jelas tidak ada efek apapun yang merugikan dakwah Buya Yahya. karena tidak ada efek apa-apa maka saya santai saja tidak perlu buru-buru menanggapi. saya lebih suka meneruskan proyek bikin kandang buat ayam-ayam mertuaku yang terlantar tidak punya tempat menginap yang layak. insya Allah Buya Yahya beserta Tim-Tim dakwahnya yang penuh ketulusan lillahi ta'ala akan terus berkembang WALAU KARIHAL HAASIDUN.....
tulisan ini tentu saja sebagai bantahan atas beberapa point fitnah dan caci maki yang dilontarkan oleh Anak Muda Cirebon yang dimuat dutaislam.com dan web picisan muslimmoderat.com yang belakangan ini secara latah ikut memuatnya.
oleh karena saya asli Cirebon dan letak rumah saya tidak terlalu jauh dari pesantren Buya Yahya LPD al-Bahjah rasanya saya cukup mengenal karakter dan cara dakwah beliau. memulai dakwah dari sebuah pesantren di Cirebon yang saat itu lumayan terkenal karena punya siaran radio sendiri. dari radio inilah saya dan juga masyarakat Cirebon mulai mengenal sosok Buya Yahya. lepas dari pesantren itu, beliau mengontrak sebuah rumah untuk aktivitas beliau baik sebagai kepala rumah tangga dan sebagai guru bagi para santrinya yang saat itu baru beberapa orang. tidak sebanyak sekarang.
setelah dari rumah kontrakan beliau pindah ke kelurahan Sendang. dari sinilah berdirinya LPD Al-Bahjah dimulai. untuk selanjutnya LPD Al-Bahjah semakin pesat perkembangannya baik dari sisi pembangunan sarana maupun jumlah para jama'ahnya yang mengambil manfaat ilmu dari Buya Yahya.
AMC mengawali tulisannya dengan membawa-bawa Sunan Gunung Jati yang katanya sebagai simbol pluralisme. berbicara pluralisme AMC ini nampak culun sekali. belum apa-apa AMC ini sudah membuat stigma buruk seolah-olah Buya Yahya tidak melihat adanya perbedaan kultur masyarakat Cirebon. asumsi AMC ini jelas salah besar. Buya Yahya betul betul sadar bahwa ada pluralitas pada masyarakat Cirebon. perbedaan etnis, adat, budaya, bahasa dan agama orang Cirebon Buya Yahya juga tahu. dalam dakwahnya beliau tidak pernah membeda-bedakan kultur masyarakat Cirebon. apakah selama ini Buya Yahya pernah ada masalah dengan pluralitas masyarakat Cirebon? tidak pernah. Hubungan Buya Yahya dengan non muslim juga cukup baik. salah satu pendeta di Cirebon adalah sahabat baik Buya Yahya. kalau ingin tahu, AMC bisa datang ke al-Bahjah siapa pendeta itu.
pertama kali menyebut nama lengkap Buya Yahya pun AMC sudah salah, apalagi informasi dan isu-isu tentang Buya Yahya yang dia sebarkan ke medsos. tentu lebih diragukan lagi validitasnya. sok tahu tapi banyak omong. semuanya tidak lain berangkat dari asumsi dia sendiri yang nihil bukti.
menggugat panggilan Buya pada Ustadz Yahya memang pernah dilakukan secara langsung oleh seorang tokoh wahhabi Prof. DR Salim Bajri. dasar penolakannya pun hampir sama dengan AMC. bedanya Profesor wahhabi ini lebih gentle bicara langsung dengan Buya Yahya dibanding AMC yang pengecut bersembunyi dibalik nama samaran. lalu apa tanggapan buya Yahya? beliau menjelaskan orang bebas memanggil dirinya apa, entah ustadz, Kyai, atau Kang sebagaimana umum digunakan masyarakat Cirebon. lantas kenapa dipermasalahkan,,,,, apakah AMC kini terpengaruh wahhabi yang berpikirnya dangkal itu? wallahu a'lam ,,,, AMC yang sepertinya membenci wahhabi ternyata berada dalam satu barisan yang sama. ada benarnya juga ketika ada orang berkata ; musuh dari musuhku adalah sahabatku.
tudingan AMC terkait pengurus PBNU yang kaya serta banyak jasa dan hubungannya dengan pejabat pertamina juga tidak jelas keakuratannya. dia cuma memberi informasi yang samar-samar. apakah kita layak percaya isu murahan tanpa tabayun terlebih dahulu siapa itu pengurus PBNU-nya, siapa pejabat pertaminanya, apa, bagaimana, dan karena apa hal itu menjadi bahan untuk menuding secara serampangan dan membabi buta. sudahkah AMC tabayun ke Buya Yahya terkait hal ini agar tidak ada lagi syubhat di kepalanya. AMC hanya ingin menghakimi Buya Yahya secara sepihak dengan isu-isu tidak jelas. kemajuan dan perkembangan dakwah Buya Yahya adalah hasil kerja keras, keikhlasan, keteguhan, dan kesabaran beliau dan tim dakwahnya. kenapa hal ini dinafikan oleh AMC?
klaim AMC isi dakwah Buya Yahya meresahkan warga NU juga jelas kebohongan besar. betapa banyak warga NU di Cirebon yang datang ke majlis beliau. saya pribadi sering melihat para pengunjung di majlisnya Buya Yahya para pemuda dengan jaket berlogo NU. asumsi yang dilontarkan AMC sepertinya bermaksud ingin menjauhkan warga NU dari Buya Yahya dengan cara namimah alias adu domba. AMC nampaknya cemas sekali dengan keberhasilan dakwah Buya Yahya yang semakin melebarkan sayapnya. sehingga dia kalap tak terkendali. ujung-ujungnya Buya Yahya disamakan dengan seekor an**ng. dia banyak ngomong soal akhlak dan adab, tapi dia sendiri berhati busuk bermulut tajam. wal 'iyadzu billah, ,,,,, semoga Allah melembutkan hatinya yang saat ini penuh luapan kedengkian.
tudingan AMC bahwa Buya Yahya berniat menyaingi pengajian hari Ahad di Jagasatru karena dilaksakan pada hari dan waktu yang sama itu juga kebohongan besar. dia tidak tahu apa-apa sebetulnya tapi banyak bicara. pengajian Buya Yahya hari Ahad dimulai jam 06:30 sampai jam 08:00 pagi, sedangkan pengajian di Jagasatru baru dimulai agak siang sekitar jam 08:00 sampai dhuhur. lagi pula jarak antara LPD al-Bahjah di Sumber cukup jauh dengan Pesantren Jagasatru yang majlisnya sekarang diteruskan oleh Habib Hasanain bin Yahya. dari Sumber menuju Jagasatru memakan waktu sekitar setengah jam jika naik angkot GS jurusan Gunung Sari-Sumber. apakah dengan fakta-fakta yang ada ini Buya Yahya hendak menggusur atau menyaingi Majlis di Jagasatru? tentu tidak, AMC terlalu banyak membual terkait eksistensi Majlis Al-Bahjah dan Majlis Jagasatru. sebagai sesama ulama muda Buya Yahya dan Habib Hasanain Bin Yahya sudah biasa duduk bersama dalam satu majlis. keduanya saling menghormati. lantas kenapa AMC hendak mengadu domba keduanya dan para jamaahnya dengan mengatasnamakan para ulama muda Cirebon ? kenapa dia tidak senang dengan saling bersinerginya para ulama di Cirebon? saya bisa membayangkan jika Habib Hasanain tahu adu domba berbahaya yang dilakukan oleh AMC yang pengecut itu, dia sudah didamprat habis-habisan oleh beliau. beliau pasti tidak akan ridho dengan tindakan kotor AMC ini.
sebagai putra Ayip Muh yang menjadi gurunya Habib Luthfi bin Yahya, beliau tahu persis bahwa kedatangan Buya Yahya pertama kali di Cirebon sudah mendapat restu dari abahnya. hubungan Buya Yahya dengan Habib Luthfi juga baik-baik saja. sebagai ulama muda dan ulama sepuh keduanya saling menghormati jika berada dalam satu majlis. jadi tidak ada masalah.
Hubungan Buya Yahya dengan menantu Ayip Muh Habib Miqdad Baharun juga sampai saat ini baik baik saja. begitu juga dengan Habib Quraesy Baharun. kenapa ketiganya hendak diadu domba hanya gara-gara Buya Yahya kabarnya tidak mau diajak masuk NU struktural.
Kabar tentang ajakan Habib Miqdad agar Buya Yahya masuk NU juga tidak jelas asalnya. ketika saya konfirmasikan hal ini kepada pengurus pesantren al-Khairat di Watubelah Sumber melalui adik ipar saya yang kebetulan menjadi salah satu pengurus dan pengajar di sana para pengurus tidak ada yang tahu kabar itu. saya bisa memaklumi rasa canggung adik saya untuk menanyakan langsung kepada Habib Miqdad persoalan sepele dan terlalu pribadi ini. apalagi Habib Miqdad yang aku kenal selama ini bukan model ulama yang fanatik ormas. beliau sebagaimana Buya Yahya mengayomi semua kaum muslimin Cirebon meskipun berbeda ormas. entah dari NU, Muhammadiyah, al-Washliyah al-Islamiyah, FPI dll. begitu juga dengan Habib Quraisy Baharun.
perlu saya tegaskan lagi Buya Yahya sangat menghormati Habib Miqdad dan Habib Quraisy Baharun. karena keduanya adalah putra Habib Qasim Baharun salah satu guru Buya Yahya sewaktu mondok di Dalwa Bangil. kita bisa buat perbandingan jika Buya Yahya (katanya) menolak masuk NU disebut suul adab maka lebih suul adab mana jika ketiga ulama ini diadu domba bahkan Buya Yahya disebut mirip an**ng.
hubungan Buya Yahya dengan NUGL tidak lebih karena fatwa, pemikiran dan pandangan Buya Yahya sering digunakan oleh NUGL. sedangkan keberadaan NUGL itu cuma ada di dunia maya. bukan di dunia nyata. karena sifatnya yang tidak nyata maka NUGL itu bukan organisasi betulan. apapun posisi Buya Yahya di NUGL adalah murni kreasi NUGL sendiri. saya tidak mengingkari bahwa anak-anak muda NUGL memang agak bandel. tapi semangat mereka untuk melawan kemungkaran pemikiran oknum-oknum yang membahayakan aswaja perlu kita hargai. pemikiran adalah wilayah garapan NUGL. Silahkan jewer anak-anak muda NUGL jika bandelnya keterlaluan, ,,,,
Buya Yahya menolak pemikiran Said Aqil, dan Islam Nusantara semua sudah tahu. lantas kenapa diarahkan menjadi menghina atau menghardik NU dan Said Aqil secara organisasi dan personal ? nampak sekali AMC ini berpikiran dangkal. tidak bisa membedakan mana pemikiran mana organisasi. menghina secara personal dengan penyebutan khusus bukanlah cara-cara dakwah Buya Yahya. menolak dan mengkritisi pemikiran kang Said Aqil bukan berarti menghina NU secara organisasi. lagi pula Said Aqil bukanlah simbol NU. segala kontroversi yang dia munculkan adalah mutlak sikap pribadinya bukan sikap NU secara jamiyyah.dia hanya ketua umum PBNU saat ini. simbol NU yang disepakati oleh semua Nahdliyyin dari dulu dan sekarang adalah Syaikh Hasyim Asy'ari rahimahullah. kalau kita memakai logika dangkal AMC, Said Aqil yang mengkritik Imam Ghazali dapat kita katakan sebagai pelecehan terhadap keagungan Imam Ghazali. bisakah AMC mengatakan ini adalah dosa-dosa Said Aqil terhadap seorang ulama agung ahli tasawuf
AMC telah menutup mata bahwa kritik terhadap kang Said bukan datang dari Buya Yahya saja. bahkan kritik ilmiah terhadap kang Said pernah ditulis oleh tim penulis Sidogiri dalam satu buku tebal yang sampai saat ini belum terbantahkan oleh kang Said sendiri. banyaknya kritik yang ditujukan kepada kang Said pada hakikatnya menunjukkan Kang Said ini memang bermasalah. barangkali AMC ingin membela Kang Said mati-matian dengan membantah buku Sidogiri ini silahkan,,,,, (saya ragu anak paud yang masih labil mampu melakukanya) ^-^
masalah Islam Nusantara juga demikian. memangnya kenapa jika Islam Nusantara ditolak oleh Buya Yahya? dalam dunia pemikiran akan selalu ada dinamika pro dan kontra. dalam hal ini Buya Yahya memiliki pandangan sendiri. ngomong pluralisme kok tidak siap dengan pandangan yang berbeda. sebaliknya AMC malah kebakaran jenggot dengan penolakan Buya Yahya ini. lagi pula Islam Nusantara yang dibanggakan oleh AMC hanya omong kosong belaka. pernah menjadi tema pokok dalam muktamar di Jombang, tapi pelaksanaan muktamarnya kacau balau penuh kericuhan. Islam Nusantara yang digembor-gemborkan sebagai Islam santun, penuh toleran, moderat, saling menghargai hanya gombal belaka sebatas doktrin. seringkali dalam prakteknya santun terhadap non muslim tapi kasarnya minta ampun kepada saudara sendiri yang seiman bahkan terhadap ulama. kita bisa melihat bahwa Islam Nusantara yang katanya santun itu telah melahirkan AMC sosok pribadi yang penghasut bermulut najis. an**ng dibawa-bawa dalam tulisannya. lantas dimana sisi ukhuwah basyariyahnya jika AMC sendiri bermulut hewaniyah? di mana sisi ukhuwah islamiyahnya jika AMC sendiri lebih suka mengadu domba sesama saudaranya kaum muslimin? .
Tudingan ngawur AMC bahwa Universitas al-Ahqaf Yaman sebagai tempat tumbuhnya Islam garis keras dan radikal biarlah menjadi perhatian serius para alumni universitas itu. kita patut bertanya kepada AMC apa tolok ukur sebuah kelompok atau universitas disebut radikal dan garis keras. selama ini tudingan radikal atau garis keras secara serampangan selalu ditujukan kepada kelompok atau orang yang teguh dan istiqamah menjalankan syariat Islam. dengan tudingan mengada-ada semacam itu paling tidak kita dapat menebak dan mengira-ngira AMC ini ada di kelompok mana. apakah AMC berpikiran bahwa kedatangan Habib Abdullah Baharun rektor universitas al-Ahqaf setiap tahun ke Indonesia yang disambut dengan antusias dan penuh kemuliaan dari kaum muslimin aswaja untuk menyebarkan radikalisme ? kebenciannya yang akut terhadap Buya Yahya kian melebar ke arah usaha mendiskreditkan universitas Al-Ahqaf Yaman. AMC mungkin tidak tahu bahwa salah satu kantor perwakilan al-Ahqaf di Indonesia ada di Jagasatru. AMC hendak lari kemana jika kita tanyakan padanya, apakah Jagasatru adalah agensi radikalisme yang diimpor dari al-Ahqaf Yaman? silahkan tanyakan pada keluarga besar Habaib di Jagasatru ada berapa putra putra mereka yang masuk universitas al-Ahqaf. almarhum Kang Ayip Muh Jagasatru yang menjadi dasar AMC untuk menghantam Buya Yahya ternyata menghantam dirinya sendiri yang asumsinya dangkal itu. WAMAKARU WAMAKARALLAH, WALLAHU KHAIRUL MAAKIRIIN.
peristiwa kecelakaan yang dialami Buya Yahya bagi AMC adalah kesempatan emas untuk melepaskan caci maki yang mungkin selama ini tertahan lama di dadanya. bukannya mendoakan agar segera pulih AMC justru memperkeruh suasana dengan hasutan-hasutan yang ditulisnya. kabar baiknya saat ini Buya Yahya sudah bisa berjalan. memang butuh waktu untuk pulih secara total. Jika AMC masih juga menyimpan kesumat di dadanya bisa dipastikan dia dan para penghasut lainnya akan semakin tersiksa jiwanya jika Buya Yahya kembali lantang menyampaikan pandangan-pandangannya dalam setiap dakwahnya. sebagai penutup wahai saudaraku AMC insaf lah pada diri sendiri. jangan dulu menilai adab orang lain jika diri sendiri ternyata biadab. dari tetanggamu orang Cirebon.
salam...
Nu'man Afandi
Sumber : https://mobile.facebook.com/467428066729602/photos/a.467428803396195.1073741826.467428066729602/749863981819341/?type=3&refid=17&_ft_=top_level_post_id.749863981819341%3Atl_objid.749863981819341%3Athid.467428066729602%3A306061129499414%3A69%3A0%3A1475305199%3A-5860886383920541906&__tn__=E