Rabu, 25 Mei 2016

Tasawuf

Guru kita bersama Alhabib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab ( Imam Besar FPI ) pernah mengatakan :

Orang boleh berteriak kami manata Hati, tapi kalo dia benci Amar Ma'ruf Nahi Mungkar berarti hatinya bukan di tata tapi dirusak.

Hati yang ditata akan cinta kepada Allah swt,
Hati yang ditata akan cinta kepada Rasulullah saw,
Hati yang ditata akan cinta kepada Dakwah,
Hati yang ditata akan cinta kepada Amar Ma'ruf Nahi Mungkar,
Hati yang ditata akan cinta kepada Jihad,
Hati yang ditata akan cinta kepada Islam.

Namun soal si A bisanya Dakwah dan si B bisanya Hisbah tidak bisa Dakwah, itu kita bagi bagi sesuai kemampuannya masing masing.

Dan beliau mengatakan orang yang paling Rapih Hatinya
siapa...??? Kalo bukan Rasulullah saw,,, Rasulullah saw saja tetap Hisbah dan Jihad, lalu siapa lagi yang Hatinya Rapih...??? Kalo bukan Sahabat Nabi saw yang mulia.,,, beliau semua Radiallahu'anhum tetap Hisbah dan Jihad.
Admin Pecinta Alhabib

Muhammad Rizieq bin Husein Syihab.

NB :
- Join dengan telegram kami : https://telegram.me/AndryMuhyidin

DALIL KAUM ZINDIQ

Ketika Membela Kekafiran

Kaum ZINDIQ mengatakan bhw Tuhan tdk pernah mengkafirkan manusia, lalu dg hak apa ada manusia yang mengkafirkan manusia lain ... ???!!!

Padahal, dlm QS.98.Al-Bayyinah ayat 6, Allah SWT sbg satu-satunya Tuhan yg berhak disembah, menyatakan : Bahwa Ahlul Kitab dan Kaum Musyrikin adalah KAFIR, lalu mereka akan masuk NERAKA JAHANNAM dan KEKAL di dalamnya, serta mereka adalah MAKHLUK TERBURUK.

Karenanya, MU'MIN SEJATI pasti akan mengkafirkan siapa saja yang dikafirkan Allah SWT, dan tidak akan mengkafirkan siapa saja yang tidak dikafirkan Allah SWT.

NB :
- Join dengan telegram kami : https://telegram.me/AndryMuhyidin

Membaca Karakter Aneh Politik Nasrani

KIRIMAN TEMAN UNT DIRENUNGKAN :  

Oleh Ustadz A.M. Waskito
AntiLiberalNews

– Maksud “Nasrani” pada artikel ini adalah Katholik, Protestan, Advent, Saksi Yehova, dan bermacam sekte Kristiani yang ada.

Sejak zaman Kemerdekaan, politik Nasrani di Indonesia warnanya CENDERUNG SAMA. Rata-rata bersikap KONFRONTATIF terhadap ide-ide POLITIK ISLAM. Seolah meneruskan karakter PENJAJAH di masa sebelumnya.

Ibarat kata, politik Nasrani isinya SEPET MELULU. Tidak ada manis-manisnya ke misi PEMBANGUNAN Islam.

KITA ambil beberapa contoh (sejarah)…
1. Penghapusan 7 kata dalam Piagam Djakarta, katanya karena desakan kaum Nasrani Indonesia Timur.
2. Tahun 70-an, CSIS dan Peter Bek, bermain di balik Ali Moertopo untuk terus menyudutkan aktivis Islam.
3. Era 80an LB. Moerdani menguasai struktur militer, terus mengeliminasi Muslim. Puncaknya tahun 1984 terjadi Tragedi Priok. Skitar 400 pemuda masjid diberondong senapan mesin. Moerdani dan Try Soetrisno disebut-sebut sebagai dalang.
4. Dewan Gereja Timor Timur di bawah Uskup Belo terus menyerang kepentingan NKRI. Sampai Tim Tim lepas tahun 1999.
5. Tahun 1996 s/d 1999 terjadi tragedi-tragedi di Kupang, Ambon, Maluku Utara, dll.
6. Di Parlemen, wakil-wakil Nasrani, lewat PDI/PDIP, terus mengganjal aspirasi Ummat Islam. Mereka tolak UU Sisdiknas yang religius. Lebih suka yang sekuler.
7. Media seperti Kompas, saat zaman Soeharto dekat Moerdani, selalu memuji-muji Soeharto. Saat dia dekat Ummat Islam, tak henti-henti terus memojokkan.
8. Hingga di era Jokowi yang disebut-sebut DEKAT KOMUNIS; politik Nasrani lebih pro Jokowi. Aneh kan. Apa Nasrani bisa join dengan Komunis?
9. Sampai kini gerakan OPM di Papua terus mengganggu. Banyak kekerasan SARA di Papua tak bisa dilepaskan dari gereja.
10. Dan lain-lain.

Berbicara tentang Nasrani, maka kita harus menelaah FAKTA ANEH tentang Gusdur. Dia dekat blok Nasrani, dekat Komunis, dekat Liberal, dekat China, diterima juga oleh Yahudi. Dan Gusdur sangat memusuhi para AKTIVIS ISLAM. Kalau dengar istilah Syariat, Gusdur sering marah-marah. Seolah hatinya sudah BULAT UTUH untuk NON SYARIAT.

Kadang merasa heran. Mengapa blok-blok ini kok terasa ruwet? Kok kait-mengait begini? Mari kita membacanya.

* Pasca G3OS/PKI banyak penganut PKI masuk Nasrani, untuk menyelamatkan diri.
* Soeharto meleburkan partai-partai Nasrani ke PDI (nantinya jadi PDIP).
* Keluarga besar Gusdur kecolongan. Guru privat bahasa Inggris Gusdur adalah wanita Gerwani (ormas PKI). Sejak remaja Gusdur gaul dengan buku-buku Karl Marx.
* LIBERALISME adalah proyek PKI untuk menyerang Islam, dengan cara memakai tangan orang Muslim. Rata-rata para penggiatnya generasi muda NU.
* Gusdur berjasa memberi status kesetaraan derajat kepada orang China dan Konghuchu.
* Masih teringat ketika tahun 90-an merebak isu organisasi tanpa bentuk (OTB), Budiman Sudjatmiko dan PRD nantinya jadi populer. Ternyata, yang melindungi orang-orang ini kalangan Jesuit (Katholik radikal).
* Saat BJ. Habibie jadi presiden, dia dimusuhi habis oleh: Gusdur, Komunis, PDIP, Liberal, Kompas, Jesuit, China, dll. Mereka demo terus menerus lewat FORKOT, JARKOT, FAMRED, dll menggoyang Habibie agar tidak menjadi presiden lagi (1999).

TAMPAK ada kait-mengait antara KOMUNIS, LIBERAL, POLITIK NASRANI, MEDIA NASRANI, dan CHINA. Kami tidak tahu pasti bentuknya seperti apa. Tapi tentu semua pihak itu BERADA DI BELAKANG AHOX.

Gusdur mati sebagai pembela KAUM KUFAR, sedangkan Ummat Islam terus menerima kezhaliman-kezhaliman.

Teringat kata-kata Prof. Dr. Naquib Al Athos (rahimahullah): “Ada tangan-tangan besar yang terus menghalangi kebangkitan PERADABAN NUSANTARA nan Islami.”

Siapa mereka? Bisa jadi Komunis, Nasrani, China, atau Amerika. Sama saja. ==> “Al kufru millatu wahidah” (kekufuran itu sejatinya kelompok yang satu).

Wallahu a’lam bish shawaab

Sumber :

NB :
- Join dengan telegram kami : https://telegram.me/AndryMuhyidin

Selasa, 17 Mei 2016

Hari ini Pertemuan ormas Islam dgn menhan Ryamizard membahas tentang PKI

Yth Komandan.

Ijin melaporkan Pada hr Jumat tgl 13 Mei 2016, pukul  09.00 s.d 11.15 Wib, bertempat di Balai Kartini Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 37 Jaksel, telah berlangsung acara tatap muka antara Menhan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard  Ryacudu dengan Purnawirawan TNI, Ormas Kepemudaan dan Ormas Keagamaan dalam rangka mengantisipasi bangkitnya gerakan PKI, Pimpinan Letjen TNI (Purn) Kiky Syarnaki, yg dihadiri sekitar +- 150 orang.

* Adapun yg disampaikan dlm acara tsb :

1. Kiky Syarnaki (Ketua Panitia), menyampaikan :
- Acara ini sdh lama digagas yg didahului dgn pertemuan bersama para tokoh, tetapi baru sekarang bisa direalisasikan terkait  munculnya gerakan komunis yg ditandai banyaknya muncul logo PKI, simposium dll. Kemudian adanya tuntutan pembongkaran kuburan massal yg berpotensi menimbulkan keresahan dan bisa menimbulkan kerusuhan yg bisa berdarah-darah kalau tdk segera disikapi dgn baik.

2. Letjen TNI Pur Surjadi (Ketua PPAD), menyampaikan :
a. Tdk ada lagi yg hrs diomongkan, tetapi apa yg hrs kita perbuat sekarang, karena musuh sdh didepan mata. Dlm simposium itu dikatakan ingin mengungkap sejarah yg sebenarnya, ini berarti sejarah selama ini dianggap  tdk benar, ini gila. Kemudian dikatakan juga bhw tdk ada yg salah dan tdk ada yg benar, masa memberontak tdk salah ?.
b. Ada kegamangan sikap  pemerintah dlm menyikapi hal ini. Pemberontak kok di fasilitasi, terus darimana anggaran utk memfasilitasi simposium itu, kalau dari pribadi lebih salah lagi. Setiap Presiden keluar negeri selalu membawa oleh-oleh seperti ini. Presiden juga tergopoh-gopoh melantik gubernur Lemhanas, memangnya siapa dia ?.
c. PKI tdk mungkin bisa tumbuh kalau tdk difasilitasi padahal anggaranya tdk sedikit, itu dari mana ?. Apakah terkait reklamasi atau terkait gubernur DKI, walohuallam. Kalau reshufle terjadi lagi dan mereka masuk semua, mau apa kita ?. Mentri Susi itu siapa ? Anak siapa ? Sdh banyak bukti-bukti yg mengharuskan kita bertindak, dan ini bukan kita yg memulai. Petugas intel dan hukum di lapangan utk tdk ragu-ragu lagi mengambil tindakan sesuai kewenangan dan hukum yg berlaku. Mari bersama-sama kita tunjukan bhw kita msh ada jangan diam.

3. Muh. Al Khathath (Sekjen FUI), menyampaikan :
a. Dlm Al Quran kita diperintahkan utk menyiapkan diri dari musuh Allah dan islam agar bisa menakuti-nakuti musuh itu. Kita akan menjadi sangat kuat kalau umat Islam bersatu dgn TNI dlm menghadapi PKI, karena itu jangan pisahkan Islam dgn TNI. Malah kata MUI mari kita tumpas PKI.
b. Sikap FUI dlm menghadapi munculnya kembali PKI :
1). PKI dgn ajaranya yg  menolak ke Esaan Tuhan adalah bertentangan dgn Ketuhanan YME yg menjadi dasar negara RI.
2). PKI telah terbukti melakukan pemberontakan utk mngganti dasar negara yg berketuhanan YME.
3). PKI telah melakukan tindakan kekerasan dan pembunuhan terhadap umat Islam, memprovokasi Soekarno dan pembuhunan para jenderal adalah keniscayaan.
4). Adanya upaya memutarbalikan fakta bhw PKI seolah-olah korban adalah mengada-ada.
5). Upaya PKI utk mencambut TAP MPR hrs diwaspadai dan  wajib ditolak umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia umumnya.
c. FUI meminta pemerintah RI agar dlm menangani masalah PKI hrs dimulai dari kasus pemberontakan PKI sebelum tahun 65. Kemudian dlm membuat program bela negara oleh Kemhan agar memasukan kurikulum bahaya komunis. Selain itu harus melibatkan ulama dan pesantren dlm bela negara. Kita juga memminta TVRI agar menayangkan kembali film G 30 SPKI. Umat Islam insyaallah akan berjihad bersama TNI utk memberantas PKI.

4. Jend. TNI (Purn) Ryamizar Ryacudu (Menhan), menyampaikan :
a. Acara ini sangat penting bagi kita sbg komponen bangsa yg setia Pancasila  dan senantiasa waspada terhadap bahaya laten komunis. Dulu kalau bilang bahaya laten komunis diketawain, tdk ada itu katanya, nyatanya sekarang laten itu muncul lagi, berarti yg bilang itu komunis juga.
b. Idiologi liberal, komunis itu buatan manusia, kalau Pancasila itu anugrah dari Tuhan YME, karena Presiden Soekarno saja bilangnya penggali bukan pembuat Pancasila, karena itu kita hrs yakin sebab Pancasila adalah pemersatu. Pesan Jenderal  Sudirman kita ini dipihak bathiniah dan melawan lahiriah pasti menang karena Pancasila itu bathiniah.
b. Sbg Menhan dirinya  menginginkan negara ini damai tdk ada ribut-ribut apalagi ada pertumpahan darah. Jadi kalau ada pertemuan (simposium) lalu muncul ini itu, hal ini bisa menimbulkan pertumpahan darah, ini bukan memprovokasi tetapi mengingatkan. Jadi kalau  kakek-kakek pengecut itu (tokoh PKI) menyuruh anak-anaknya dan cucu-cucunya memakai kaos itu (PKI).
c. Terimakasih kpd Ormas, LSM, OKP, Ormas agama yg masih setia kpd Pancasila  dan NKRI. Menjadi tugas semua komponen bangsa utk membela negara sesuai UUD 1945 sesuai peran dan propesi masing-masing. Saat ini msh banyak yg menganggap bhw bela negara hanya tugas TNI. Ancaman saat ini tdk didominasi militer tetapi menjdi multidimensi. Karena itu bela negar menjadi hak dan kewajiban semua warga negara. Meminta Ormas yg setia kpd Pancasila utk mewaspadai penyusupan idiologi komunis yg masuk melalui medsos dan dikemas menarik terutama bgi anak-anak muda. Program 100 juta kader Bela Negara (BN) adalah bagian dari upaya merevolusi mental sbg mana program nawacita.

5. Stetman para tokoh, al :
a. Yapto (Ketum PP).
- Ketika amandeman UUD 45 dilakukan pihaknya menganggap bhw TNI/Polri juga sudah tersusupi, kenapa waktu itu ikut menyetujui. Lalu ketika bersumpah setia kpd Pancasila dan UUD 45, itu Pancasila dan UUD 45 yg mana ?. Munculnya kembali komunis karena intelijen kita tdk bekerja sebagaimana mestinya. Kemudian pemerintah juga malah menyerahkan ekonomi kita kpd segelintir orang yg akhirnya bisa mengatur Republik ini. Jawa bagian utara mulai dari merak sdh dikuasai oleh Non pribumi. Pemerintah dan legislatif kita sdh dimasuki komunis. Ini yg hrs dibersihkan, bukan hanya menangkapi orang-orang yg memakai kaos PKI saja. Lebih parah lagi ada pejabat pemerintah yg mengatakan kaos PKI sedang Tren.

b. Ponco Sutowo (Ketum  FKPPI).
- Munculnya kembali PKI tdk tiba-tiba, tetapi sdh direncanakan secara sistematis, karena itu kita juga hrs menyiapkan diri. Diseluruh negara di dunia hanya memiliki satu idiologi, kita sdh memilih Pancasila maka hrs kita pertahankan, karena itu mari kita rapatkan barisan. Smeoga acara ini menjadi modal dalam gerakan kita melawan PKI.

c. Shobri Lubis (Ketua DPP FPI).
- Dari hari ke hari makin tdk jelas bangsa ini mau dibawa kemana. PKI juga semakin merajalela. Pihaknya telah menyerahkan buku berisi  temuan-temuan tentang munculnya PKI kpd Pangkostrad, Mabes TNI dan Mabes Polri. Kami melakukan apa yg bisa dilakukan adalah dgn memutar film secara serempak pengkhianatan PKI karna anak SD sekarang tdk mengerti PKI. Sedangkan di kampus malah menonton film PKI senyap. Kami dgn para pendeta mendatangi Komnas HAM terkait tulisan di kompas bhw Komnas HAM meminta agar pemerintah meminta maaf kpd PKI. Ini Komnas HAM indonesia atau Komnas HAMnya PKI. Kenapa ketika umat Islam dibantai PKI, Komnas HAM hanya diam. Kalau kita meminta maaf kpd PKI maka sekalian saja pemerintah minta maaf kpd Belanda dan Jepang karena telah menjajah kita.

d. Taufik Ismail (budayawan).
- Ada 3 buku yg ditulis oleh wartawan Jawa Pos dan buku baru berjudul Benturan NU dan PKI, ini bagus sekali, patut dibaca. Dirinya juga sdh membuat buku sesudah 30 tahun gagalnya kudeta PKI. Kudeta PKI 1948 itu bukan peristiwa Madiun affair tetaapi Deklarasi negara Soviet Indonesia yg katanya akan dipimpin oleh keturunan Nabi Musa yaitu Muso. Remaja kita perlu membaca buku ttg pengkhiatan PKI, tetapi sangat disayangkan remaja kita lebih terkagum-kagum terhadap buku-buku terbitan barat. Negara kita adalah yg tercepat dlm membubarkan komunis. Di seluruh dunia dlm 74 tahun, komunis telah membantai 120 juta orang,  artinya dlm sehari komunis telah membunuh 4500 orang, ini hasil penelitian. PKI telah menyembunyikan fakta bhw hanya PKI yg dibunuh oleh umat Islam dan TNI, tapi sebabnya tdk pernah di sebut karena sebabnya PKI yg lebih dulu membantai umat islam dan anggota TNI.

e. Mayjen TNI Budi Sujana (Ketua Bela Negara).
- Kita akan mempringati hari Pancasila pada 1 sd 3 Juni 2016 dengan mengadakan simposium menolak bangkitnya PKI yg kemudian dilanjutkan dgn pawai akbar, diharapkan semua pihak ikut membantu agar terselenggaranya kegiatan nanti itu, ketua Panitianya Bapak Kiky Syarnaki. Kita terlena bhw PKI tdk akani bangkit, nyatanya mereka sdh bangkit dan memegang Posisi-posisi penting di pemerintahan. Jangan sampai terlena lagi, mari kita tumpas PKI.

Demikian, UMP.

NASEHAT IMAM AL GHOZALI

Jika berjumpa dengan kanak2 anggaplah dia lebih mulia dari kita,

kerana kanak2 ini belum banyak melakukan dosa daripada kita..

Apabila bertemu dengan orang tua, anggaplah dia lebih mulia daripada kita,

kerana dia sudah lama beribadat..

Jika berjumpa dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia daripada kita

kerana banyak ilmu yang telah mereka pelajari dan ketahui..

Apabila melihat orang jahil, anggaplah mereka lebih mulia daripada kita,

kerana mereka membuat dosa dalam kejahilan,

sedangkan kita membuat dosa dalam keadaan mengetahui..

Jika melihat jahat, jangan anggap kita lebih mulia,

kerana mungkin sautu hari nanti dia akan insaf dan bertaubat atas kesalahannya.

Flashback ke sejarah tentang PKI dan gerakannya

Semoga ga ada yg kepikiran sedikitpun, kalo PKI itu ada jasanya buat NKRI...

Yuk baca lg sejarahnya...

#panjang #pelan2 bacanya :p

=====
Selamat sore bpk/ibu/adik2 yg lahir setelah th 1965. Sejarah masa lalu.. mdh2an tdk terulang lagi. Agak panjang ceritanya, ttp menarik u/ disimak :

Copas dr mantan KSAD

JASMERAH (JANGAN SEKALI-KALI MELUPAKAN/MENINGGALKAN SEJARAH)

Data kronologis melengkapi tulisan ttg PKI

PKI : TAHUN 1945 s/d 1965

Bismillaah Wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

A. KRONOLOGIS

1. Tanggal 8 Oktober 1945 : Gerakan Bawah Tanah PKI membentuk API (Angkatan Pemuda Indonesia) dan AMRI (Angkatan Muda Republik Indonesia).

2. Medio Oktober 1945 : AMRI Slawi pimpinan Sakirman dan AMRI Talang pimpinan Kutil menteror, menangkap dan membunuh sejumlah pejabat pemerintah di Tegal.

3. Tanggal 17 Oktober 1945 : Tokoh Komunis Banten Ce’ Mamat yang terpilih sebagai Ketua KNI (Komite Nasional Indonesia) membentuk DPRS (Dewan Pemerintahan Rakyat Serang) dan merebut pemerintahan Keresidenan Banten melalui teror dengan kekuatan massanya.

4. Tanggal 18 Oktober 1945 : Badan Direktorium Dewan Pusat yang dipimpin Tokoh Komunis Tangerang, Ahmad Khoirun, membentuk laskar yang diberi nama Ubel-Ubel dan mengambil alih kekuasaan pemerintahan Tangerang dari Bupati Agus Padmanegara.

5. Tanggal 21 Oktober 1945 : PKI dibangun kembali secara terbuka.

6. Tanggal 4 November 1945 : API dan AMRI menyerbu Kantor Pemda Tegal dan Markas TKR, tapi gagal. Lalu membentuk Gabungan Badan Perjuangan Tiga Daerah untuk merebut kekuasaan di Keresidenan Pekalongan yang meliputi Brebes, Tegal dan Pemalang.

7. Tanggal 9 Desember 1945 : PKI Banten pimpinan Ce’ Mamat menculik dan membunuh Bupati Lebak, R. Hardiwinangun, di Jembatan Sungai Cimancak.

8. Tanggal 12 Desember 1945 : Ubel-Ubel Mauk yang dinamakan Laskar Hitam di bawah pimpinan Usman membunuh Tokoh Nasional Oto Iskandar Dinata.

9. Tanggal 12 Februari 1946 : PKI Cirebon di bawah pimpinan Mr.Yoesoef dan Mr.Soeprapto membentuk Laskar Merah merebut kekuasaan Kota Cirebon dan melucuti TRI.

10. Tanggal 14 Februari 1946 : TRI merebut kembali Kota Cirebon dari PKI.

11. Tanggal 3 - 9 Maret 1946 : PKI Langkat – Sumatera di bawah pimpinan Usman Parinduri dan Marwan dengan gerakan massa atas nama revolusi sosial menyerbu Istana Sultan Langkat Darul Aman di Tanjung Pura dan membunuh Sultan bersama keluarganya serta menjarah harta kekayaannya.

12. Tahun 1947 : Kader PKI Amir Syarifuddin Harahap berhasil jadi PM Republik Indonesia dan membentuk kabinet.

13. Tanggal 17 Januari 1948 : PM Amir Syarifuddin Harahap menggelar Perjanjian Renville dengan Belanda.

14. Tanggal 23 Januari 1948 : Presiden Soekarno membubarkan Kabinet PM Amir Syarifuddin Harahap dan menunjuk Wapres M Hatta untuk membentuk Kabinet baru.

15. Bulan Januari 1948 : PKI membentuk FDR (Front Demokrasi Rakyat) yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin untuk beroposisi terhadap Kabinet Hatta.

16. Tanggal 29 Mei 1948 : M. Hatta melakukan ReRa (Reorganisasi dan Rasionalisasi) terhadap TNI dan PNS untuk membersihkannya dari unsur-unsur PKI.

17. Bulan Mei 1948 : Muso pulang kembali dari Moskow – Rusia setelah 12 (dua belas) tahun tinggal disana.

18. Tanggal 23 Juni – 18 Juli 1948 : PKI Klaten melalui SARBUPRI (Serikat Buruh Perkebunan Republik Indonesia) melakukan pemogokan massal untuk merongrong pemerintah RI.

19. Tanggal 11 Agustus 1948 : Muso memimpin FDR / PKI dan merekonstruksi Politbiro PKI, termasuk DN. Aidit, MH Lukman dan Nyoto.

20. Tanggal 13 Agustus 1948 : Muso bertemu dengan Presiden Soekarno dan diminta untuk memperkuat Perjuangan Revolusi, namun dijawab bahwa dia pulang untuk menertibkan keadaan, yaitu untuk membangun dan memajukan FDR / PKI.

21. Tanggal 19 Agustus 1948 : PKI Surakarta membuat KERUSUHAN membakar pameran HUT RI ke-3 di Sriwedari – Surakarta, Jawa Tengah.

22. Tanggal 26 – 27 Agustus 1948 : Konferensi PKI

23. Tanggal 31 Agustus 1948 : FDR dibubarkan, lalu Partai Buruh dan Partai Sosialis berfusi ke PKI.

24. Tanggal 5 September 1948 : Muso dan PKI nya menyerukan RI agar berkiblat ke UNI SOVIET.

25. Tanggal 10 September 1948 : Gubernur Jawa Timur RM Ario Soerjo dan dua perwira polisi dicegat massa PKI di Kedunggalar – Ngawi dan dibunuh, serta jenazahnya dibuang di dalam hutan.

26. Medio September 1948 : Dr. Moewardi yang bertugas di Rumah Sakit Solo dan sering menentang PKI diculik dan dibunuh oleh PKI, begitu juga Kol. Marhadi diculik dan dibunuh oleh PKI di Madiun, kini namanya jadi nama Monumen di alun-alun Kota Madiun.

27. Tanggal 13 September 1948 : Bentrok antara TNI pro pemerintah dengan unsur TNI pro PKI di Solo.

28. Tanggal 17 September 1948 : PKI menculik para Kyai Pesantren Takeran di Magetan. KH Sulaiman Zuhdi Affandi digelandang secara keji oleh PKI dan dikubur hidup-hidup di sumur pembantaian Desa Koco, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan. Di sumur tersebut ditemukan 108 (seratus delapan) kerangka jenazah korban kebiadaban PKI. Selain itu, ratusan orang ditangkap dan dibantai PKI di Pabrik Gula Gorang Gareng.

29. Tanggal 18 September 1948 : Kolonel Djokosujono dan Sumarsono mendeklarasikan NEGARA REPUBLIK SOVIET INDONESIA dengan Muso sebagai Presiden dan Amir Syarifoeddin Harahap sebagai Perdana Menteri.

30. Tanggal 19 September 1948 : Soekarno menyerukan rakyat Indonesia untuk memilih Muso atau Soekarno – Hatta. Akhirnya, Pecah perang di Madiun : Divisi I Siliwiangi pimpinan Kol. Soengkono menyerang PKI dari Timur dan Divisi II pimpinan Kol. Gatot Soebroto menyerang PKI dari Barat

31. Tanggal 19 September 1948 : PKI merebut Madiun, lalu menguasai Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Ngawi, Purwantoro, Sukoharjo, Wonogiri, Purwodadi, Kudus, Pati, Blora, Rembang dan Cepu serta kota-kota lainnya.

32. Tanggal 20 September 1948 : PKI Madiun menangkap 20 orang polisi dan menyiksa serta membantainya.

33. Tanggal 21 September 1948 : PKI Blitar menculik dan menyembelih Bupati Blora Mr. Iskandar dan Camat Margorojo – Pati Oetoro, bersama tiga orang lainnya yaitu Dr.Susanto, Abu Umar dan Gunandar, lalu jenazahnya dibuang ke sumur di Dukuh Pohrendeng Desa Kedungringin Kecamatan Tujungan Kabupaten Blora.

34. Tanggal 18 – 21 September 1948 : PKI menciptakan 2 (Dua) Ladang Pembantaian / Killing Fields dan 7 (Tujuh) Sumur Neraka di MAGETAN untuk membuang semua jenazah korban yang mereka siksa dan bantai :

a. Ladang Pembantaian Pabrik Gula Gorang Gareng di Desa Geni Langit.
b. Ladang Pembantaian Alas Tuwa di Desa Geni Langit.
c. Sumur Neraka Desa Dijenan Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Magetan.
d. Sumur Neraka Desa Soco I Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.
e. Sumur Neraka Desa Soco II Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.
f. Sumur Neraka Desa Cigrok Kecamatan Kenongomulyo Kabupaten Magetan.
g. Sumur Neraka Desa Pojok Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan.
h. Sumur Neraka Desa Bogem Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan
i. Sumur Neraka Desa Batokan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Magetan.

35. Tanggal 30 September 1948 : Panglima Besar Sudirman mengumumkan bahwa tentara Pemerintah RI berhasil merebut dan menguasai kembali Madiun. Namun Tentara PKI yang lari dari Madiun memasuki Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Dungus dan membantai semua tawanan yang terdiri dari TNI, Polisi, pejabat pemerintah, Tokoh Masyarakat dan Ulama serta Santri.

36. Tanggal 4 Oktober 1948 : PKI membantai sedikitnya 212 tawanan di ruangan bekas Laboratorium dan gudang dinamit di Tirtomulyo Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah

37. Tanggal 30 Oktober 1948 : Para Pimpinan Pemberontakan PKI di Madiun ditangkap dan dihukum mati, seperti Muso, Amir Syarifuddin, Suripno, Djokosujono, Maruto Darusman, Sajogo, dan lainnya.

38. Tanggal 31 Oktober 1948 : Muso dieksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH Lukman dan Nyoto pergi ke pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).

39. Akhir November 1948 : seluruh pimpinan PKI Muso berhasil dibunuh atau ditangkap, dan seluruh daerah yang semula dikuasai PKI berhasil direbut, antara lain : Ponorogo, Magetan, Pacitan, Purwodadi, Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lainnya.

40. Tanggal 19 Desember 1948 : Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.

41. Tahun 1949 : PKI tetap tidak dilarang, sehingga tahun 1949 dilakukan rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.

42. Awal Januari 1950 :
Pemerintah RI dengan disaksikan puluhan ribu masyarakat yang datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan pembongkaran 7 (Tujuh) Sumur Neraka PKI dan mengident
ifikasi para korban. Di Sumur Neraka Soco I ditemukan 108 kerangka mayat yang 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 kerangka mayat yang semuanya berhasil diidentifikasi. Para korban berasal dari berbagai kalangan Ulama dan Umara serta Tokoh Masyarakat.

43. Tahun 1950 : PKI memulai kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan Bintang Merah.

44. Tanggal 6 Agustus 1951 : Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan merampas semua senjata api yang ada.

45. Tahun 1951 : Dipa Nusantara Aidit memimpin PKI sebagai Partai Nasionalis yang sepenuhnya mendukung Presiden Soekarno sehingga disukai Soekarno, lalu Lukman dan Nyoto pun kembali dari pengasingan untuk membantu DN Aidit membangun kembali PKI.

46. Tahun 1955 : PKI ikut Pemilu pertama di Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan NU.

47. Tanggal 8 – 11 September 1957 : Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia di Palembang – Sumatera Selatan mengharamkan ideologi Komunis dan mendesak Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI dan semua mantel organisasinya, tapi ditolak oleh Soekarno.

48. Tahun 1958 : Kedekatan Soekarno dengan PKI mendorong Kelompok Anti PKI di Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga melakukan pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu MASYUMI dituduh terlibat, karena Masyumi merupakan MUSUH BESAR PKI

49. Tanggal 15 Februari 1958 : Para pemberontak di Sumatera dan Sulawesi mendeklarasikan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), namun pemberontakkan ini berhasil dikalahkan dan dipadamkan.

50. Tanggal 11 Juli 1958 : DN Aidit dan Rewang mewakili PKI ikut Kongres Partai Persatuan Sosialis Jerman di Berlin.

51. Bulan Agustus 1959 : TNI berusaha menggagalkan Kongres PKI, namun kongres tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri oleh Presiden Soekarno.

52. Tahun 1960 : Soekarno meluncurkan slogan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yang didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dengan demikian PKI kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.

53. Tanggal 17 Agustus 1960 : Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustuts 1960 tentang PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) dengan dalih tuduhan keterlibatan Masyumi dalam pemberotakan PRRI, padahal hanya karena ANTI NASAKOM.

54. Pertengahan Tahun 1960 : Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat dengan keanggotaan mencapai 2 (dua) juta orang.

55. Bulan Maret 1962 : PKI resmi masuk dalam pemerintahan Soekarno, DN Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai Menteri Penasehat.

56. Bulan April 1962 : Kongres PKI.

57. Tahun 1963 : PKI memprovokasi Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dengan Malaysia, dan mengusulkan dibentuknya Angkatan Kelima yang terdiri dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”mempersenjatai rakyat untuk bela negara” melawan Malaysia.

58. Tanggal 10 Juli 1963 : Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena ANTI NASAKOM.

59. Tahun 1963 : Atas desakan dan tekanan PKI terjadi Penangkapan Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara lain : KH. Buya Hamka, KH.Yunan Helmi Nasution, KH. Isa Anshari, KH. Mukhtar Ghazali, KH. EZ. Muttaqien, KH. Soleh Iskandar, KH. Ghazali Sahlan dan KH. Dalari Umar.

60. Bulan Desember 1964 : Chaerul Saleh Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) yang didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.

61. Tanggal 6 Januari 1965 : Atas desakan dan tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1 / KOTI / 1965 tertanggal 6 Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah memfitnah PKI

62. Tanggal 13 Januari 1965 : Dua Sayap PKI yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) menyerang dan menyiksa peserta Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan pelajar wanitanya, dan juga merampas sejumlah Mush-haf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.

63. Awal Tahun 1965 : PKI dengan 3 juta anggota menjadi Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara lain : SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani, BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakjat) dan HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).

64. Tanggal 14 Mei 1965 : Tiga sayap organisasi PKI yaitu PR, BTI dan GERWANI merebut perkebunan negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dengan menangkap dan menyiksa serta membunuh Pelda Sodjono penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX Bandar Betsi.

65. Bulan Juli 1965 : PKI menggelar pelatihan militer untuk 2000 anggotanya di Pangkalan Udara Halim dengan dalih ”mempersenjatai rakyat untuk bela negara”, dan dibantu oleh unsur TNI Angkatan Udara.

66. Tanggal 21 September 1965 : Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal 21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.

67. Tanggal 30 September 1965 Pagi : Ormas PKI Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.

68. Tanggal 30 September 1965 Malam : Terjadi Gerakan G30S / PKI atau disebut juga GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh) :

a. PKI menculik dan membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur di LUBANG BUAYA – Halim, mereka adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen R.Suprapto, Letjen MT Haryono, Letjen S. Parman, Mayjen Panjaitan dan Mayjen Sutoyo Siswomiharjo.

b. PKI juga menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution.

c. PKI pun membunuh AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur Polisi yang sedang bertugas menjaga rumah kediaman Wakil PM Dr. J. Leimena yang bersebelahan dengan rumah Jenderal AH Nasution.

d. PKI juga menembak putri bungsu Jenderal AH Nasution yang baru berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yang berusaha menjadi perisai ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan akhirnya wafat pada tanggal 6 Oktober 1965.

e. G30S / PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang membentuk tiga kelompok gugus tugas penculikan, yaitu : Pasukan Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief, dan Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono, serta Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi.

f. Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah perwira ABRI / TNI dari berbagai angkatan, antara lain :

- Angkatan Darat : Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro, Brigjen TNI Soepardjo dan Kolonel Infantri A. Latief

- Angkatan Laut : Mayor KKO Pramuko Sudarno, Letkol Laut Ranu Sunardi dan Komodor Laut Soenardi

- Angakatan Udara : Men / Pangau Laksyda Udara Omar Dhani, Letkol Udara Heru Atmodjo dan Mayor Udara Sujono

- Kepolisian : Brigjen Pol. Soetarto, Kombes Pol. Imam Supoyo dan AKBP Anwas Tanuamidjaja.

69. Tanggal 1 Oktober 1965 : PKI di Yogyakarta juga membunuh Brigjen Katamso Darmokusumo dan Kolonel Sugiono. Lalu di Jakarta PKI mengumumkan terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yang telah mengambil alih kekuasaan.

70. Tanggal 2 Oktober 1965 : Soeharto mnegambil alih kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim TNI AD menyerbu dan merebut pangkalan udara Halim dari PKI.

71. Tanggal 6 Oktober 1965 : Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto pun langsung ditangkap.

72. Tanggal 13 Oktober 1965 : Ormas Anshor NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di seluruh Jawa.

73. Tanggal 18 Oktober 1965 : PKI menyamar sebagai Anshor Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang Anshor Kecamatan Muncar untuk pengajian. Saat Pemuda Anshor Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yang menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka diracuni, setelah keracunan mereka dibantai oleh PKI dan jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa / Kecamatan Cluring Kabupaten Banyu
wangi. Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshor yang dibantai, dan ada beberapa pemuda yang selamat dan melarikan diri, sehingga menjadi saksi mata peristiwa. Persitiwa tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.

74. Tanggal 19 Oktober 1965 : Anshor NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.

75. Tanggal 11 November 1965 : PNI dan PKI bentrok di Bali.

76. Tanggal 22 November 1965 : DN Aidit ditangkap dan diadili serta dihukum mati.

77. Bulan Desember 1965 : Aceh dinyatakan telah bersih dari PKI.

78. Tanggal 11 Maret 1965 : Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yang memberi wewenang penuh kepada Soeharto untuk mengambil langkah pengamanan Negara RI.

79. Tanggal 12 Maret 1965 : Soeharto melarang secara resmi PKI.

80. Bulan April 1965 : Soeharto melarang Serikat Buruh Pro PKI yaitu SOBSI.

81. Tanggal 13 Februari 1966 : Bung Karno masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front Nasional di Senayan mengatakan : ”Di Indonesia ini tidak ada partai yang pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI…”

82. Tanggal 5 Juli 1966 : Terbit TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS – RI Jenderal TNI AH Nasution tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme.

83. Bulan Desember 1966 : Sudisman mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1967.

84. Tahun 1967 : Sejumlah kader PKI seperti Rewang, Oloan Hutapea dan Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di di wilayah terpencil di Selatan Blitar bersama kaum Tani PKI.

85. Bulan Maret 1968 : Kaum Tani PKI di Selatan Blitar menyerang para pemimpin dan kader NU, sehingga 60 (enam puluh) orang NU tewas dibunuh.

86. Pertengahan 1968 : TNI menyerang Blitar dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI.

87. Dari tahun 1968 s/d 1998 : Sepanjang Orde Baru secara resmi PKI dan seluruh mantel organisasinya dilarang di seluruh Indonesia dengan dasar TAP MPRS No.XXV Tahun 1966.

88. Dari tahun 1998 s/d 2015 : Pasca Reformasi 1998 Pimpinan dan Anggota PKI yang dibebaskan dari penjara, beserta keluarga dan simpatisannya yang masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS, justru menjadi pihak paling diuntungkan, sehingga kini mereka meraja-lela melakukan aneka gerakan pemutar balikkan fakta sejarah dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN pejuang kemerdekaan RI.

SILAKAN DISHARE.......
WASPADA BAHAYA [truncated by WhatsApp]

Senin, 16 Mei 2016

AGAR TIDAK BAPER, PAKAI ILMU MASA BODO

Kau panggil kami dengan sebutan Islam garis keras....Masa bodo

Kau panggil kami dengan sebutan Kaum Radikal ....masaaa bodo

Yang terpenting bagi kami Allah Swt Ridho,,,, Nabi Muhammad saw tersenyum....

Rasulullah saw bersabda :

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالقَابِضِ عَلَى الجَمْرِ

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Akan datang kepada manusia suatu masa yang ketika itu orang yang sabar di atas agamanya seperti menggenggam bara api." HR. At-Tirmidzi

Melepaskan bara api berarti dia murtad, menggenggamnya selalu difitnah,dicela dan didzholimi,,, lalu kebanyakan orang menimang nimangnya saja (ambil yang dia mau,buang yang tidak mau).

Semoa Allah swt senantiasa memberi petunjuk kepada kita dan diselamatkan didunia hingga akherat.

NB :
- Join dengan telegram kami : https://telegram.me/AndryMuhyidin

Senin, 09 Mei 2016

Flashback ke sejarah tentang PKI dan gerakannya

Semoga ga ada yg kepikiran sedikitpun, kalo PKI itu ada jasanya buat NKRI...

Yuk baca lg sejarahnya...

#panjang #pelan2 bacanya :p

=====
Selamat sore bpk/ibu/adik2 yg lahir setelah th 1965. Sejarah masa lalu.. mdh2an tdk terulang lagi. Agak panjang ceritanya, ttp menarik u/ disimak :

Copas dr mantan KSAD

JASMERAH (JANGAN SEKALI-KALI MELUPAKAN/MENINGGALKAN SEJARAH)

Data kronologis melengkapi tulisan ttg PKI

PKI : TAHUN 1945 s/d 1965

Bismillaah Wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

A. KRONOLOGIS

1. Tanggal 8 Oktober 1945 : Gerakan Bawah Tanah PKI membentuk API (Angkatan Pemuda Indonesia) dan AMRI (Angkatan Muda Republik Indonesia).

2. Medio Oktober 1945 : AMRI Slawi pimpinan Sakirman dan AMRI Talang pimpinan Kutil menteror, menangkap dan membunuh sejumlah pejabat pemerintah di Tegal.

3. Tanggal 17 Oktober 1945 : Tokoh Komunis Banten Ce’ Mamat yang terpilih sebagai Ketua KNI (Komite Nasional Indonesia) membentuk DPRS (Dewan Pemerintahan Rakyat Serang) dan merebut pemerintahan Keresidenan Banten melalui teror dengan kekuatan massanya.

4. Tanggal 18 Oktober 1945 : Badan Direktorium Dewan Pusat yang dipimpin Tokoh Komunis Tangerang, Ahmad Khoirun, membentuk laskar yang diberi nama Ubel-Ubel dan mengambil alih kekuasaan pemerintahan Tangerang dari Bupati Agus Padmanegara.

5. Tanggal 21 Oktober 1945 : PKI dibangun kembali secara terbuka.

6. Tanggal 4 November 1945 : API dan AMRI menyerbu Kantor Pemda Tegal dan Markas TKR, tapi gagal. Lalu membentuk Gabungan Badan Perjuangan Tiga Daerah untuk merebut kekuasaan di Keresidenan Pekalongan yang meliputi Brebes, Tegal dan Pemalang.

7. Tanggal 9 Desember 1945 : PKI Banten pimpinan Ce’ Mamat menculik dan membunuh Bupati Lebak, R. Hardiwinangun, di Jembatan Sungai Cimancak.

8. Tanggal 12 Desember 1945 : Ubel-Ubel Mauk yang dinamakan Laskar Hitam di bawah pimpinan Usman membunuh Tokoh Nasional Oto Iskandar Dinata.

9. Tanggal 12 Februari 1946 : PKI Cirebon di bawah pimpinan Mr.Yoesoef dan Mr.Soeprapto membentuk Laskar Merah merebut kekuasaan Kota Cirebon dan melucuti TRI.

10. Tanggal 14 Februari 1946 : TRI merebut kembali Kota Cirebon dari PKI.

11. Tanggal 3 - 9 Maret 1946 : PKI Langkat – Sumatera di bawah pimpinan Usman Parinduri dan Marwan dengan gerakan massa atas nama revolusi sosial menyerbu Istana Sultan Langkat Darul Aman di Tanjung Pura dan membunuh Sultan bersama keluarganya serta menjarah harta kekayaannya.

12. Tahun 1947 : Kader PKI Amir Syarifuddin Harahap berhasil jadi PM Republik Indonesia dan membentuk kabinet.

13. Tanggal 17 Januari 1948 : PM Amir Syarifuddin Harahap menggelar Perjanjian Renville dengan Belanda.

14. Tanggal 23 Januari 1948 : Presiden Soekarno membubarkan Kabinet PM Amir Syarifuddin Harahap dan menunjuk Wapres M Hatta untuk membentuk Kabinet baru.

15. Bulan Januari 1948 : PKI membentuk FDR (Front Demokrasi Rakyat) yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin untuk beroposisi terhadap Kabinet Hatta.

16. Tanggal 29 Mei 1948 : M. Hatta melakukan ReRa (Reorganisasi dan Rasionalisasi) terhadap TNI dan PNS untuk membersihkannya dari unsur-unsur PKI.

17. Bulan Mei 1948 : Muso pulang kembali dari Moskow – Rusia setelah 12 (dua belas) tahun tinggal disana.

18. Tanggal 23 Juni – 18 Juli 1948 : PKI Klaten melalui SARBUPRI (Serikat Buruh Perkebunan Republik Indonesia) melakukan pemogokan massal untuk merongrong pemerintah RI.

19. Tanggal 11 Agustus 1948 : Muso memimpin FDR / PKI dan merekonstruksi Politbiro PKI, termasuk DN. Aidit, MH Lukman dan Nyoto.

20. Tanggal 13 Agustus 1948 : Muso bertemu dengan Presiden Soekarno dan diminta untuk memperkuat Perjuangan Revolusi, namun dijawab bahwa dia pulang untuk menertibkan keadaan, yaitu untuk membangun dan memajukan FDR / PKI.

21. Tanggal 19 Agustus 1948 : PKI Surakarta membuat KERUSUHAN membakar pameran HUT RI ke-3 di Sriwedari – Surakarta, Jawa Tengah.

22. Tanggal 26 – 27 Agustus 1948 : Konferensi PKI

23. Tanggal 31 Agustus 1948 : FDR dibubarkan, lalu Partai Buruh dan Partai Sosialis berfusi ke PKI.

24. Tanggal 5 September 1948 : Muso dan PKI nya menyerukan RI agar berkiblat ke UNI SOVIET.

25. Tanggal 10 September 1948 : Gubernur Jawa Timur RM Ario Soerjo dan dua perwira polisi dicegat massa PKI di Kedunggalar – Ngawi dan dibunuh, serta jenazahnya dibuang di dalam hutan.

26. Medio September 1948 : Dr. Moewardi yang bertugas di Rumah Sakit Solo dan sering menentang PKI diculik dan dibunuh oleh PKI, begitu juga Kol. Marhadi diculik dan dibunuh oleh PKI di Madiun, kini namanya jadi nama Monumen di alun-alun Kota Madiun.

27. Tanggal 13 September 1948 : Bentrok antara TNI pro pemerintah dengan unsur TNI pro PKI di Solo.

28. Tanggal 17 September 1948 : PKI menculik para Kyai Pesantren Takeran di Magetan. KH Sulaiman Zuhdi Affandi digelandang secara keji oleh PKI dan dikubur hidup-hidup di sumur pembantaian Desa Koco, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan. Di sumur tersebut ditemukan 108 (seratus delapan) kerangka jenazah korban kebiadaban PKI. Selain itu, ratusan orang ditangkap dan dibantai PKI di Pabrik Gula Gorang Gareng.

29. Tanggal 18 September 1948 : Kolonel Djokosujono dan Sumarsono mendeklarasikan NEGARA REPUBLIK SOVIET INDONESIA dengan Muso sebagai Presiden dan Amir Syarifoeddin Harahap sebagai Perdana Menteri.

30. Tanggal 19 September 1948 : Soekarno menyerukan rakyat Indonesia untuk memilih Muso atau Soekarno – Hatta. Akhirnya, Pecah perang di Madiun : Divisi I Siliwiangi pimpinan Kol. Soengkono menyerang PKI dari Timur dan Divisi II pimpinan Kol. Gatot Soebroto menyerang PKI dari Barat

31. Tanggal 19 September 1948 : PKI merebut Madiun, lalu menguasai Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Ngawi, Purwantoro, Sukoharjo, Wonogiri, Purwodadi, Kudus, Pati, Blora, Rembang dan Cepu serta kota-kota lainnya.

32. Tanggal 20 September 1948 : PKI Madiun menangkap 20 orang polisi dan menyiksa serta membantainya.

33. Tanggal 21 September 1948 : PKI Blitar menculik dan menyembelih Bupati Blora Mr. Iskandar dan Camat Margorojo – Pati Oetoro, bersama tiga orang lainnya yaitu Dr.Susanto, Abu Umar dan Gunandar, lalu jenazahnya dibuang ke sumur di Dukuh Pohrendeng Desa Kedungringin Kecamatan Tujungan Kabupaten Blora.

34. Tanggal 18 – 21 September 1948 : PKI menciptakan 2 (Dua) Ladang Pembantaian / Killing Fields dan 7 (Tujuh) Sumur Neraka di MAGETAN untuk membuang semua jenazah korban yang mereka siksa dan bantai :

a. Ladang Pembantaian Pabrik Gula Gorang Gareng di Desa Geni Langit.
b. Ladang Pembantaian Alas Tuwa di Desa Geni Langit.
c. Sumur Neraka Desa Dijenan Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Magetan.
d. Sumur Neraka Desa Soco I Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.
e. Sumur Neraka Desa Soco II Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.
f. Sumur Neraka Desa Cigrok Kecamatan Kenongomulyo Kabupaten Magetan.
g. Sumur Neraka Desa Pojok Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan.
h. Sumur Neraka Desa Bogem Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan
i. Sumur Neraka Desa Batokan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Magetan.

35. Tanggal 30 September 1948 : Panglima Besar Sudirman mengumumkan bahwa tentara Pemerintah RI berhasil merebut dan menguasai kembali Madiun. Namun Tentara PKI yang lari dari Madiun memasuki Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Dungus dan membantai semua tawanan yang terdiri dari TNI, Polisi, pejabat pemerintah, Tokoh Masyarakat dan Ulama serta Santri.

36. Tanggal 4 Oktober 1948 : PKI membantai sedikitnya 212 tawanan di ruangan bekas Laboratorium dan gudang dinamit di Tirtomulyo Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah

37. Tanggal 30 Oktober 1948 : Para Pimpinan Pemberontakan PKI di Madiun ditangkap dan dihukum mati, seperti Muso, Amir Syarifuddin, Suripno, Djokosujono, Maruto Darusman, Sajogo, dan lainnya.

38. Tanggal 31 Oktober 1948 : Muso dieksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH Lukman dan Nyoto pergi ke pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).

39. Akhir November 1948 : seluruh pimpinan PKI Muso berhasil dibunuh atau ditangkap, dan seluruh daerah yang semula dikuasai PKI berhasil direbut, antara lain : Ponorogo, Magetan, Pacitan, Purwodadi, Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lainnya.

40. Tanggal 19 Desember 1948 : Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.

41. Tahun 1949 : PKI tetap tidak dilarang, sehingga tahun 1949 dilakukan rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.

42. Awal Januari 1950 :
Pemerintah RI dengan disaksikan puluhan ribu masyarakat yang datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan pembongkaran 7 (Tujuh) Sumur Neraka PKI dan mengident
ifikasi para korban. Di Sumur Neraka Soco I ditemukan 108 kerangka mayat yang 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 kerangka mayat yang semuanya berhasil diidentifikasi. Para korban berasal dari berbagai kalangan Ulama dan Umara serta Tokoh Masyarakat.

43. Tahun 1950 : PKI memulai kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan Bintang Merah.

44. Tanggal 6 Agustus 1951 : Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan merampas semua senjata api yang ada.

45. Tahun 1951 : Dipa Nusantara Aidit memimpin PKI sebagai Partai Nasionalis yang sepenuhnya mendukung Presiden Soekarno sehingga disukai Soekarno, lalu Lukman dan Nyoto pun kembali dari pengasingan untuk membantu DN Aidit membangun kembali PKI.

46. Tahun 1955 : PKI ikut Pemilu pertama di Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan NU.

47. Tanggal 8 – 11 September 1957 : Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia di Palembang – Sumatera Selatan mengharamkan ideologi Komunis dan mendesak Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI dan semua mantel organisasinya, tapi ditolak oleh Soekarno.

48. Tahun 1958 : Kedekatan Soekarno dengan PKI mendorong Kelompok Anti PKI di Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga melakukan pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu MASYUMI dituduh terlibat, karena Masyumi merupakan MUSUH BESAR PKI

49. Tanggal 15 Februari 1958 : Para pemberontak di Sumatera dan Sulawesi mendeklarasikan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), namun pemberontakkan ini berhasil dikalahkan dan dipadamkan.

50. Tanggal 11 Juli 1958 : DN Aidit dan Rewang mewakili PKI ikut Kongres Partai Persatuan Sosialis Jerman di Berlin.

51. Bulan Agustus 1959 : TNI berusaha menggagalkan Kongres PKI, namun kongres tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri oleh Presiden Soekarno.

52. Tahun 1960 : Soekarno meluncurkan slogan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yang didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dengan demikian PKI kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.

53. Tanggal 17 Agustus 1960 : Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustuts 1960 tentang PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) dengan dalih tuduhan keterlibatan Masyumi dalam pemberotakan PRRI, padahal hanya karena ANTI NASAKOM.

54. Pertengahan Tahun 1960 : Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat dengan keanggotaan mencapai 2 (dua) juta orang.

55. Bulan Maret 1962 : PKI resmi masuk dalam pemerintahan Soekarno, DN Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai Menteri Penasehat.

56. Bulan April 1962 : Kongres PKI.

57. Tahun 1963 : PKI memprovokasi Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dengan Malaysia, dan mengusulkan dibentuknya Angkatan Kelima yang terdiri dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”mempersenjatai rakyat untuk bela negara” melawan Malaysia.

58. Tanggal 10 Juli 1963 : Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena ANTI NASAKOM.

59. Tahun 1963 : Atas desakan dan tekanan PKI terjadi Penangkapan Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara lain : KH. Buya Hamka, KH.Yunan Helmi Nasution, KH. Isa Anshari, KH. Mukhtar Ghazali, KH. EZ. Muttaqien, KH. Soleh Iskandar, KH. Ghazali Sahlan dan KH. Dalari Umar.

60. Bulan Desember 1964 : Chaerul Saleh Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) yang didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.

61. Tanggal 6 Januari 1965 : Atas desakan dan tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1 / KOTI / 1965 tertanggal 6 Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah memfitnah PKI

62. Tanggal 13 Januari 1965 : Dua Sayap PKI yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) menyerang dan menyiksa peserta Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan pelajar wanitanya, dan juga merampas sejumlah Mush-haf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.

63. Awal Tahun 1965 : PKI dengan 3 juta anggota menjadi Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara lain : SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani, BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakjat) dan HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).

64. Tanggal 14 Mei 1965 : Tiga sayap organisasi PKI yaitu PR, BTI dan GERWANI merebut perkebunan negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dengan menangkap dan menyiksa serta membunuh Pelda Sodjono penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX Bandar Betsi.

65. Bulan Juli 1965 : PKI menggelar pelatihan militer untuk 2000 anggotanya di Pangkalan Udara Halim dengan dalih ”mempersenjatai rakyat untuk bela negara”, dan dibantu oleh unsur TNI Angkatan Udara.

66. Tanggal 21 September 1965 : Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal 21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.

67. Tanggal 30 September 1965 Pagi : Ormas PKI Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.

68. Tanggal 30 September 1965 Malam : Terjadi Gerakan G30S / PKI atau disebut juga GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh) :

a. PKI menculik dan membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur di LUBANG BUAYA – Halim, mereka adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen R.Suprapto, Letjen MT Haryono, Letjen S. Parman, Mayjen Panjaitan dan Mayjen Sutoyo Siswomiharjo.

b. PKI juga menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution.

c. PKI pun membunuh AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur Polisi yang sedang bertugas menjaga rumah kediaman Wakil PM Dr. J. Leimena yang bersebelahan dengan rumah Jenderal AH Nasution.

d. PKI juga menembak putri bungsu Jenderal AH Nasution yang baru berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yang berusaha menjadi perisai ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan akhirnya wafat pada tanggal 6 Oktober 1965.

e. G30S / PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang membentuk tiga kelompok gugus tugas penculikan, yaitu : Pasukan Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief, dan Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono, serta Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi.

f. Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah perwira ABRI / TNI dari berbagai angkatan, antara lain :

- Angkatan Darat : Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro, Brigjen TNI Soepardjo dan Kolonel Infantri A. Latief

- Angkatan Laut : Mayor KKO Pramuko Sudarno, Letkol Laut Ranu Sunardi dan Komodor Laut Soenardi

- Angakatan Udara : Men / Pangau Laksyda Udara Omar Dhani, Letkol Udara Heru Atmodjo dan Mayor Udara Sujono

- Kepolisian : Brigjen Pol. Soetarto, Kombes Pol. Imam Supoyo dan AKBP Anwas Tanuamidjaja.

69. Tanggal 1 Oktober 1965 : PKI di Yogyakarta juga membunuh Brigjen Katamso Darmokusumo dan Kolonel Sugiono. Lalu di Jakarta PKI mengumumkan terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yang telah mengambil alih kekuasaan.

70. Tanggal 2 Oktober 1965 : Soeharto mnegambil alih kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim TNI AD menyerbu dan merebut pangkalan udara Halim dari PKI.

71. Tanggal 6 Oktober 1965 : Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto pun langsung ditangkap.

72. Tanggal 13 Oktober 1965 : Ormas Anshor NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di seluruh Jawa.

73. Tanggal 18 Oktober 1965 : PKI menyamar sebagai Anshor Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang Anshor Kecamatan Muncar untuk pengajian. Saat Pemuda Anshor Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yang menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka diracuni, setelah keracunan mereka dibantai oleh PKI dan jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa / Kecamatan Cluring Kabupaten Banyu
wangi. Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshor yang dibantai, dan ada beberapa pemuda yang selamat dan melarikan diri, sehingga menjadi saksi mata peristiwa. Persitiwa tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.

74. Tanggal 19 Oktober 1965 : Anshor NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.

75. Tanggal 11 November 1965 : PNI dan PKI bentrok di Bali.

76. Tanggal 22 November 1965 : DN Aidit ditangkap dan diadili serta dihukum mati.

77. Bulan Desember 1965 : Aceh dinyatakan telah bersih dari PKI.

78. Tanggal 11 Maret 1965 : Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yang memberi wewenang penuh kepada Soeharto untuk mengambil langkah pengamanan Negara RI.

79. Tanggal 12 Maret 1965 : Soeharto melarang secara resmi PKI.

80. Bulan April 1965 : Soeharto melarang Serikat Buruh Pro PKI yaitu SOBSI.

81. Tanggal 13 Februari 1966 : Bung Karno masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front Nasional di Senayan mengatakan : ”Di Indonesia ini tidak ada partai yang pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI…”

82. Tanggal 5 Juli 1966 : Terbit TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS – RI Jenderal TNI AH Nasution tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme.

83. Bulan Desember 1966 : Sudisman mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1967.

84. Tahun 1967 : Sejumlah kader PKI seperti Rewang, Oloan Hutapea dan Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di di wilayah terpencil di Selatan Blitar bersama kaum Tani PKI.

85. Bulan Maret 1968 : Kaum Tani PKI di Selatan Blitar menyerang para pemimpin dan kader NU, sehingga 60 (enam puluh) orang NU tewas dibunuh.

86. Pertengahan 1968 : TNI menyerang Blitar dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI.

87. Dari tahun 1968 s/d 1998 : Sepanjang Orde Baru secara resmi PKI dan seluruh mantel organisasinya dilarang di seluruh Indonesia dengan dasar TAP MPRS No.XXV Tahun 1966.

88. Dari tahun 1998 s/d 2015 : Pasca Reformasi 1998 Pimpinan dan Anggota PKI yang dibebaskan dari penjara, beserta keluarga dan simpatisannya yang masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS, justru menjadi pihak paling diuntungkan, sehingga kini mereka meraja-lela melakukan aneka gerakan pemutar balikkan fakta sejarah dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN pejuang kemerdekaan RI.

SILAKAN DISHARE.......
WASPADA BAHAYA [truncated by WhatsApp]

Rabu, 04 Mei 2016

KH. Jakfar Shodiq ( Salah seorang ulama Sampang yang juga Pengurus Wilayah GP Anshor Jatim ) : Mayoritas Ulama Madura Tolak SAS Karena Bela Syiah

NUGarisLurus.Com – Kekecewaan mendalam sebenarnya dialami warga nahdliyyin madura terhadap Said Agil Siraj (SAS). Hampir 10 Tahun pernah konflik dengan syiah khususnya di wilayah Sampang, Namun saat mencapai puncaknya pada tahun 2012-2013 yang lalu SAS justru berpihak membela syiah.

Salah seorang ulama Sampang yang juga Pengurus Wilayah GP Anshor Jatim KH. Jakfar Shodiq saat di hubungi NUGarisLurus.Commengungkapkan sedikit kronologi konflik Nahdliyyin dengan syiah yang sudah sejak tahun 2004 namun sama sekali tidak ada pembelaan PBNU terhadap warga Nahdliyyin.

“Kasus syiah Sampang sudah sejak tahun 2004 sampai dengan tahun  2012-2013 mencapai puncaknya.Hampir tidak ada sama sekali pembelaan dari PBNU kepada PCNU Sampang,” Kata Kyai Jakfar

Sumber : http://wp.me/p5PQVj-1bi

NB :
- Join dengan telegram kami : https://telegram.me/AndryMuhyidin

Pernyataan Imam Besar NU Untuk PP GP Ansor Garis Lurus Dan ‘Islam Nusantara’

NUGarisLurus.Com – Setelah mendapat dukungan dari pimpinan majelis syura Majelis Rasulullah SAW, Imam Besar NU Garis Lurus KH. Luthfi Bashori mengeluarkan pernyataan untuk ketua umum pengurus pusat gerakan pemuda ansor Garis Lurus KH. Jakfar Shadiq.

PERNYATAAN IMAM BESAR NU GARIS LURUS, KH. LUTHFI BASHORI, DALAM MERESPON DITETAPKANNYA KH. JAKFAR SHADIQ SEBAGAI KETUA UMUM GP. ANSHOR GARIS LURUS:

“Alhamdulillah, saya merasa ikut bahagia mendengar komitmen KH. Jakfar Shadiq, Sampang Madura, yang mana beliau akan terus setia berkhidmat kepada para pendiri NU, dengan cara menjaga kelestarian ajaran ASWAJA yang anti Syiah, anti Wahhabi dan anti Liberal, “tegasnya kepada NUGarisLurus.com, Sabtu 20 Februari 2016.

Menurut Kyai Luthfi, Ajaran Aswaja sangat cocok dijadikan panduan hidup bagi umat Islam di Indonesia.

“Karena ajaran Aswaja ini sangat cocok dijadikan panduan hidup bagi umat Islam di Indonesia pada khususnya, “lanjutnya.

Menentang Gagasan Islam Nusantara

Kyai Haji Luthfi Bashori menegaskan bahwa Kyai Jakfar Shadiq adalah sosok yang juga lebih memilih istilah Islam Aswaja daripada istilah Islam Nusantara.

“Apalagi KH. Ja’far Shadiq berkomitmen juga memilih istilah ISLAM ASWAJA, sebagai icon atau ciri khas bagi warga NU sejak masa lampau hingga kapan pun, daripada mengadopsi istilah ISLAM NUSANTARA yang baru-baru ini dikembangkan dan dimarakkan oleh beberapa orang, “Kata Kyai Luthfi.

Pengasuh Ribat Al Murtadla dan pengurus MUI kota Malang ini menyatakan bahwa istilah Islam Nusantara marak diperjuangkan kalangan liberal.

“Saya juga sepakat dengan pemahamam KH. Ja’far Shadiq, bahwa istilah ISLAM NUSANTARA itu banyak syubhatnya serta adanya tasyabbuh dengan istilah “ISLAM NUSANTARA” yang marak diperjuangkan oleh kaum Liberal, “tutupnya.

Sumber : http://wp.me/p5PQVj-1cq

NB :
- Join dengan telegram kami : https://telegram.me/AndryMuhyidin

Bolehkan Pemimpin Non Muslim, Profesor Tapi Tidak Cerdas

NUGarisLurus.Com – Berikut ini jawaban Tegas Buya Yahya, Pengasuh Lembaga Pendidikan Dakwah Al-Bahjah Cirebon Soal Tokoh Islam yang Mempromosikan Pemimpin Non Muslim

Dalam sebuah majelis yang dipimpin ulama asal Cirebon Buya Yahya, ada seorang jamaah bertanya tentang bagaimana menyikapi seorang pemimpin organisasi Islam yang mempromosikan pemimpin non muslim kepada kaum muslimin, terlebih hal tersebut dilakukan kepada komunitas pesantren.

 

Menjawab pertanyaan tersebut, Buya Yahya mengatakan bahwa di dalam syariat Islam memilih pemimpin non muslim itu dilarang. “Memilih pemimpin non muslim di dalam Islam adalah haram. Menjerumuskan orang itu lebih haram lagi. Memilih saja sudah haram apalagi membawa dan mengajari orang untuk memilih yang haram,” tegas pengasuh Lembaga Pendidikan Dakwah (LPD) Al Bahjah Cirebon itu lewat video ceramahnya yang dikutip Suara Islam Online, Senin (25/4/2016).

 

Menurutnya, aturan dalam masalah ini sudah tidak bisa ditawar lagi. “Jangan main-main soal urusan kepemimpinan ini,” jelasnya. (baca: Buya Yahya: Haram Pilih Pemimpin yang Tidak Beriman kepada Allah)

 

Dan kata Buya, masalah ini bukan diskriminasi, karena dalam agama Nasrani pun ada aturan yang melarang kaum nasrani untuk memilih pemimpin muslim. “Biarpun katanya demokrasi berjalan, tetapi mereka juga punya rambu-rambu. Mereka berpegang dengan agama mereka, hampir tidak pernah ada mempromosikan orang yang beragama lain di komunitas mereka,” katanya.

 

(baca juga: Imbauan Buya Yahya tentang Kepemimpinan)

 

Oleh karena itu, Buya berpesan untuk tidak mengikuti ajakan orang yang menjerumuskan. “Jangan dekat-dekat dengan orang semacam itu, apalagi orang atas nama tokoh, ulama, apakah dia pemimpin pondok atau organisasi tidak ada urusan dengan itu semua. Karena ini urusan halal haram, tidak bisa kita menjerumuskan orang,” terangnya.

 

Terkait perbandingan antara pemimpin kafir yang adil dengan pemimpin muslim yang tidak adil yang dipropagandakan saat ini, Buya mengatakan bahwa itu adalah fitnah.

 

“Itu tawaran dan omongan fitnah, orang Nasrani dan Yahudi pun tidak terima dengan tawaran itu. Coba di kalangan Nasrani, di Roma misalnya, kita tawarkan pemimpin Nasrani yang zalim dibanding pemimpin Muslim yang adil, mereka pasti tidak akan terima, karena mereka cerdas, hanya kita ini kadang-kadang biarpun katanya profesor tapi tidak cerdas,” tandasnya. [SI/NUgl]

Sumber : http://wp.me/p5PQVj-1jF

NB :
- Join dengan telegram kami : https://telegram.me/AndryMuhyidin